Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Manusia Kerdil Flores : Menguak Sejarah Evolusi Manusia

20 November 2015   05:18 Diperbarui: 20 November 2015   11:18 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbandingan tengkorak manusia modern dengan manusia kerdil Flores. Manusia kerdil Flores bukan sekedar pengecilan ukuran manusia modern.  Photo: Yousuke Kaifu

Tidak pelak lagi penemuan kerangka manusia kerdil Flores pada tahun 2004 lalu  di gua Liang Bua Flores dianggap sebagai salah satu penemuan terpenting abad ini. Penemuan kerangka yang relatif lengkap ini telah mengejutkan dunia ilmiah karena kecilnya ukuran manusia Flores ini. Dunia ilmiah sepakat menamakan manusia kerdil Flores yang berumur 18.000 tahun ini sebagai salah satu spesies terpisah yaitu Homo floresiensis yang memiliki kontribusi dalam menentukan asal usul manusia.

Penemuan ini memang masih  menimbulkan spekulasi, bahkan ada peneliti yang mengatakan bahwa manusia kedil Flores tidak lebih dari manusia biasa yang mengalami kelainan genetik yang disebut dengan microcephaly yang menyebabkan kekerdilan.

 

Rekonstruksi manusia kerdil.  Sumber : National Museum of Nature and Science, Tokyo

Rekonstruksi forensik manusia kerdil Flores. Sumber: http://thumbs.media.smithsonianmag.com

Namun banyak peneliti yang berpendapat bahwa penemuan manusia kerdil Flores ini merupakan salah satu penemuan terpenting abad ini karena berkontribusi pada sejarah evolusi manusia. Salah satu hipotesis yang berkembang adalah manusia kerdil Flores merupakan hasil evolusi Homo habilis, yaitu spesies yang memiliki ukuran otak kecil.

Teori lain yang berkembang menyatakan bahwa manusia kerdil Flores merupakan keturunan dari manusia Jawa Homo erectus yang menghuni pulau Jawa dan bermigrasi ke pulau Flores. Di pulau inilah manusia kerdil Flores mengalami evolusi penyusutan ukuran tubuh dan ukuran otaknya.

 

Liang Bua tempat ditemukannya manusia kerdil Flores. Photo: http://cdn.c.photoshelter.com/

Dalam terori penyebaran populasi, hipotesis terakhir ini memang dapat diterima karena dalam suatu populasi kecil yang terisolasi terdapat kemungkinan gen-gen ekstrim yang resesif terekspresi dan meningkat frekuensinya. Kekerdilan merupakan salah satu kelainan genetik yang diturunkan yang memungkinkan populasinya terkonsentrasi pada salah suatu kelompok manusia.

 

Lokasi tempat penemuan peralatan batu yang digunakan manusia sekitar 880.000 tahun lalu di Flores. Sumber : Adam Brumm


Hal lain yeng menarik terkait manusia kerdil Flores ini adalah ditemukannya peralatan yang terbuat dari batu yang berumur 880.000 tahun oleh tim peneliti Wollongong University, Australia dan tim peneliti Institute Survei Geologi Bandung. Temuan ini menggugurkan teori bahwa pulau Flores baru dihuni manusia sekitar 120.000 tahun lalu.

Publikasi ilmiah yang baru diterbitkan minggu lalu memperkuat hipotesis bahwa manusia kerdil Flores berevolusi dari manusia Jawa Homo erectus. Pengecilan ukuran tubuh dan otak manusia kerdil Flores diakibatkan oleh terekspressinya gen kerdil akibat dari terisoloasinya populasi tersebut sebagaimana hipotesis yang telah dikemukakan di atas.

Ketua tim peneliti Jepang, Professor Yousuke Kaifu dari the National Museum of Nature and Science Tokyo menyatakan bahwa dengan ditemukannnya peralatan manusia purba di wilayah pulau Flores yang telah berumur 1 juta tahun lalu, diperkirakan manusia kerdil Flores mengalami kelangkaan sekitar 13.000 tahun lalu. Terdapat kemungkinan bahwa manusia kedil Flores ini pernah berinteraksi dengan manusia modern yang diperkirakan berasal dari Afrika yang masuk ke Australia sekitar 50.000 tahun lalu.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah kedatangan manusia modern ini justru memusnahkan manusia kerdil Flores melalui genosida atau penyebaran penyakit, atau justru sebaliknya manusia modern ini menyukai manusia kerdil Flores dibanding dengan memeranginya sehingga terjadi interaksi genetik yang berkontribusi pada manusia modern yang ukurannya lebih besar, yaitu Homo sapiens?

Dengan membandingkan struktur gigi sebanyak 490 Homo sapiens, Kaifu menyimpulkan  bahwa gigi  manusia purba sebagian masih primitif dan sebagian sudah modern, sedangkan struktur gigi manusia kerdil Flores berbeda dan bukan hanya sekedar dari bentuk dan susunan gigi manusia modern yang mengalami pengecilan.

 

Struktur gigi manusia kerdil Flores mendekati struktur gigi manusia Jawa Homo erectus. Photo : Yousuke Kaifu

Gigi manusia kerdil Flores tidak sama dengan gigi manusia modern, sehingga memunculkan teori bahwa manusia kerdil Flores mengalami deformasi bukan merupakan spesies baru. Gigi manusia kerdil Flores juga tidak sama dengan gigi manusia modern pertama seperti Australopithecus dan Homo habilis.

Para peniliti memperkirakan bahwa manusia kerdil merupakan salah satu cabang evolusi manusia yang berbeda dengam manusia Afrika yang mengalami evolusi di Asia dan menyebar ke wilayah lainnya termasukl ke Flores.

Perbandingan ukuran tubuh manusia kerdil Flores dan manusia moern lainnya. Photo: http://k37.kn3.net

Manusia kerdil Flores lebih dekat hubungannya dengan manusia Jawa Homo erectus yang mengalami pengecilan ukuran tubuh dan volume otak dalam jangka waktu yang realtif singkat dari ukuran manusia Jawa sekitar 1,4 m menjadi lebih kecil dari 1 m. Sebagai perbandingan manusia Jawa Homo erectus memiliki ukuran otak 860 Cm3, sedangkan ukuran otak manusia kerdil Flores hanya 426 cm3.

 

Victor Darung, 83, (kedua dari kanan) dan istri berpose bersama kepala  pariwisata Manggarai  Valentinus Sene (kanan ) di Rampasasa hamlet, Kabupaten  Waeri,  Manggarai.  Darung dipercaya merupakan keturunan dari  Homo floresiensis species, yang hidup di Flores  sekitar 18,000 years ago. Sumber : Jakarta Post, Markus Makur

Memang menentukan secara akurat tentang asal usul manusia kerdil Flores ini masih memerlukan waktu dan bahan temuan lainnya.  Idealnya eksplorasi yang lebih intensif dilakukan di berbagai wilayah di Flores termasuk di pinggiran pantai untuk menemukan peninggalan baik berupa peralatan, sedimen maupun tulang berlulang manusia purba. Namun paling tidak penemuan manusia kerdil Flores ini  telah menimbulkan dimensi baru sejarah evolusi manusia modern.

Sumber :PLos , ABC , Proceedings of the Royal Society B 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun