Di balik kemenangannya yang sangat luar biasa ini tidak banyak orang mengetahui ternayata gadis mungil cantik ini telah mengalami kerasnya kehidupan dan kepedihan yang luar biasa.
Â
Sebagai seorang wanita yang masuk ke dunia pacuan kuda yang notabene dunianya laki-laki dia banyak sekali mengalami hambatan, mulai dari prestasinya di awal karirnya yang kurang menggembirakan dan juga tekanan dari rekan joki laki-laki membuatnya dirinya merasakan sebagai wanita yang kurang beruntung.
Namun ketika dia bersama kudanya mencapai garis finish dan memenangi Melbourne Cup, Michelle mengirimkan pesan yang sangat kuat kepada dunia bahwa wanita dapat sejajar dengan pria dalam dunia pacuan kuda. Dia juga membuktikan bahwa dengan menunggangi kuda Prince of Penzance yang tidak favorit yaitu hanya 101:1 dia dapat memenangi kejuaraan ini.
Sebagai anak termuda dalam keluarga Michelle sudah mulai menunggang kuda pada usia 10 tahun. Tidak ada cita-cita lain bagi Michelle kecuali hanya ingin menjadi joki kuda ternama. Kairnya menjadi Joki hampir saja berakhir 11 tahun lalu ketika dia terjatuh ketika menunggangi kuda pada suatu kejuaraan dan mengalami luka-luka yang sangat serius yang mengakibatkan tengorak kepalanya retak dan mengalami kerusakan otak.
Ayah Michelle membesarkan anak-anaknya sendiran setelah ditinggal mati istrinya. Ibu Michelle meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan mobil ketika Michelle masih bayi.
Setelah kecelakaan akibat terjatuh dari kuda tersebut ayahnya menganjurkan Michelle untuk berhenti menjadi joki dan kembali sekolah. Namun Michelle yang berjuang keras untuk mengatasi luka fisiknya dan juga depressi akibat kecelakaan tersebut tetap bertekad meneruskan cita-citanya.
Kini di usianya yang sudah 30 tahun Michelle mencapai prestasi tertingginya sekaligus mewujudkan cita-cita sebagai joki ternama dunia. Prestasinya bahkan melebih pretasi saudara laki-lakinya Patrick yang juga Joki yang pernah memenangkan Trophi Cox Plate-Wining.
Ayahnya memang sangat bangga dengan putri tercintanya ini dan mengatakan bahwa dia sangat yakin bahwa Michelle cepat atau lambat akan memenangi Melbourne Cup. Segera setelah memenangi Melbourne Cup Michelle langgung mendatangi dan memeluk saudara laki-lakinya Stevie yang mengalami kelaianan Down Syndrome. Stevie walaupun memilki kelemahan ini dia berprofesi sebagai pengurus kandang kuda dan kuda.
Â