Komet Lovejoy menarik perhatian peneliti bukan hanya karena aktivitas dan terangnya, namun ternyata planet ini mengandung untuk organik komplek gula dan alkohol. Photo: http://www.skyandtelescope.com
Komet Lovejoy memang menarik perhatian banyak ilmuwan bukan hanya karena komet ini sangat produktif dan paling terang, namun molekul yang membentuk komet inilah yang menjadi daya tarik sendiri.
Pengamatan dan observasi yang paling fokus pada komet ini dilakukan dengan menggunakan teleskop sepanjang 30 meter milik The institut de rodioasromonie miilimetrique di Sierra Nevada di Pernacis pada bulan Januari lalu. Hasil pengamatan yang membuka harapan baru ini diterbitkan bererapa hari yang lalu di Journal Dcience Advances.
Para peneliti memfokuskan perhatiannya pada 2 macam molukel komplek yang merupakan unsur utama kehidupan. Upaya keras para peneliti ini tidak sia sia, karena untuk pertama kalinya di dunia mereka menemukan molekul organik komplek gula dan alkohol yang merupakan unsur utama kehidupan.
Diduga kedua molekul organik komplek ini merupakan bagian dari bebatuan pembentuk planet dimana komet tersebut berasal. Molekul organik lainnya memang sebelumnya sudah ditemukan pada komet. Temuan lain yang paling akhir adalah molekul organik pada komet 67P/Churyomov-Gerasomenko, dimana European Space Agency menemukan 4 molekul organik yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Penemuan molekul organik komplek gula dan alkohol pada komet Lovejoy sangat menggembirakan para ilmuwan karena komet sebagai materi paling primitif sistem matahari berfungsi seperti kapsul waktu yang memungkinkan para ilmuwan menguak misteri bagaimana sistem matahari ini terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu.
Keberadaan molekul organik komplek memang masih mengundang debat tentang asal usul kehidupan di bumi ini, namun paling tidak penemuan ini memungkinkan kita lebih mengerti kondisi saat kehidupan di bumi ini mulai ada. Disamping moleul organik komplek, memang ada hipotesis lain yang menjelaskan asal usul kehidupan di bumi ini termasuk misalnya gas yang berasal dari letusan gunung berapi.
Sumber :
Science Advances 23 Oct 2015 : e1500863Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H