Komitmen pemerintah Indonesia untuk melawan terorisme dan ekstrimisme ini sudah sangat jelas. Australian Federal Police saat ini memasuki era kerjasama “baru” dengan kepolisian Indonesia setelah sebelumnya sempat berada di titik nadir, ketika ustralia di bawah kepemimpinan Tony Abbott menyatakan protes kerasnya terhadap pelaksanaan hukuman Bali Dua dari kelompok penyelundup heroin Bali Nine.
Jatuhnya pemeritahan Tony Abbott tampaknya memberikan angin segar terhadap hubungan baik Indonesia dan Australia, karena tampaknya pemerintah saat ini di bawah Perdana menteri Malcolm Turnbull mengubah strateginya politik luar negerinya terutama terhadap Indonesia. Perubahan sikap ini dianggap sangat realistis mengingat Australia sangat membutuhkan Indonesia dalam memerangi terosisme dan ekstrimisme.
Melalui peringatan 13 tahun terjadinya bom Bali ini, menyadarkan Australia bahwa Australia tidak steril terhadap serangan kaum estrimis ini. Menjalin kerjasama dengan Indonesia merupakan pilihan yang realistis dan cerdas.
Tidak hanya sampai di situ saja, dua minggu setelah peristiwa bom Bali, tingkat hunian hotel menurun dari yang semula 70% menjadi hanya 18 persen saja. Diperkirakan hampir 3 juta pekerja yang terlibat dalam dunia turisme ini kehilangannya pekerjaannya. Hal terpenting yang perlu kita renungkan perlu waktu yang cukup lama untuk memulihkan dunia turisme kembali seperti sebelum terjadinya peristiwa bom Bali.
Sumber : The Australian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H