Bart Cumming pelatih kuda lagendaris Australia. Photo: www.sportznut.com.au
Hari minggu lalu Australia kehilangan salah satu lagenda dalam dunia perkudaan ketika Bart Cummings yang lahir pada tahun 1927 meninggal dalam tidur di rumahnya. Cucu laki-lakinya mengatakan :
“kami telah kehilangan seorang suami, ayah, kakek dan kakek buyut. Dia sangat sayang pada kami…..Seorang pelatih yang namanya lebih besar dari siapapun di negeri ini dalam dunia perkudaan…..kami kehilangan mu…”.
Cummings merupakan figur yang ramah dan hangat serta sangat menyayangi keluarganya dan telah menghabiskan waktu selama 61 tahun bersama istri tercintanya.
Bart Cummings sebenarnya dapat saja tidak bersentuhan dengan dunia perkudaan walaupun ayahnya dekat dengan dunia ini. Di usia 16 tahun, dia didiagnosa dokter mengalami penyakit asma yang kronis, sehingga dia dianjurkan untuk tidak dekat dengan kuda.
Saat itu merupakan saat-saat yang paling sulit dalam hidupnya, karena dunia kuda memang tidak dapat dilepaskan dari keluarganya. Ayahnya memang sangat dekat dengan kuda dengan memiliki peternakan kuda pacu bernama Jim’s Stable.
Tujuh dasawarsa setelah peristiwa itu, dia tercatat sebagai pelatih kuda lagendaris yang kemungkinan tidak pernah akan ada lagi yang dapat menyamai prestasinya. Pelatih kuda lagendaris yang bernama lengkap James Bartholomew Cummins ini dengan tangan dingin berhasil menangani kuda-kuda yang dilatihnya dengan metode khusus dan mengkombinasikan rasa cintanya yang mendalam pada kuda.
Tidak tanggung-tanggung, hasil tangan sentuhan tangan dinginnya telah memenangkan hampir 7000 kejuaraan kuda pacu. Dia seperti seorang samurai yang melanglang buana di berbagai kejuaraan balapan kuda ternama dunia dan memenangkan satu demi satu kejuaraan tersebut. Dia telah mencacat nama emas di kejuraaan kuda ternama seperti Melbourne Cup sebanyak 12 kali, Caulfield Cup (7), Cox Plate (5), Golden Slipper (4), Australian Cup (13) dan kejuaraan lain yang tidak terhitung jumlahnya.
Dia telah mencetak kuda-kuda pacu ternama dunia yang harganya selangit seperti : Galilee, Light Fingers, Taj Rossi, Leilani, Beau Zam, Let's Elope, Saintly dan So You Think. Dengan catatan prestasi yang sangat spektakuler ini tidak ada satu pun pelatih lain yang berhasil mendekati prestasinya. Dengan kemenangan kuda-kuda yang dilatihnya, dia dinobatkan sebagai Raja Melbourne Cup yang merupakan salah satu ajang balap kuda paling bergengsi dunia.
Prestasinya di ajang Melbourne Cup yang paling bergengsi tidak saja di Australia tapi di dunia ini sungguh menakjubkan, kuda-kudanya berhasil menorehkan tinta emas sebanyak 12 kali, terbanyak dalam sejarah yang meliputi :
• Light Fingers (1965)
• Galilee (1966)
• Red Handed (1967)
• Think Big (1974)
• Think Big (1975)
• Gold And Black (1977)
• Hyperno (1979)
• Kingston Rule (1990)
• Let's Elope (1991)
• Saintly (1996)
• Rogan Josh (1999)
• Viewed (2008)
Dengan prestasinya yang sangat spektakuler ini dia mendapatkan penghargaan Order of Australia pada tahun 1982 atas pengabdiannya pada industri pacuan kuda di Australia.
Bart Cummings yang dikenal sangat baik dan ramah ini memang telah menjadi lagenda dalam industri pacuan kuda Australia dan dunia. Ketika ditanya apa rahasia di balik kesuksesannya yang luar biasa ini, dia hanya menjawab “ Saya sangat menyayangi kuda…saya pekerja keras dan …..saya meperlakukan setiap kuda dengan penuh kasih sayang seperti anak saya sendiri”.
Profesionalisme dan kecintaan pada kuda telah melahirkan pelatih kuda lagendaris yang sangat dicintai masyarakat Australia. Kerendahan harinya dan juga keramahan tidak saja pada kuda melainkan kepada masyarakat, membuat banyak orang kehilangan dan akan mengenang kepergiannya.
Kini pelatih kuda lagendaris itu telah pergi, namun tinta emas yang ditorehkannya akan terus berbekas dalam catatan sejarah. Entah kapan akan lahir lagi pelatih kuda lagendaris sekelas Bart Cummings, yang jelas negara telah sepakat dia akan dikuburkan dengan upacara kenegaraan untuk menghormati jasa-jasa yang telah diberikannya pada industri balapan kuda.
Jejak jejak kudamu menapak di awan….melukiskan kasih sayang di alam nan luas…berpacu meninggalkan jejak kemanusiaan….
Sumber utama : ABC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H