Profil perkembangan penduduk dunia sampai tahun 2100. Sumber : Population Division, Department of Economic and Social Affairs, United Nations, www.pressreader.com
Kantor PBB urusan populasi dunia baru-baru ini mengeluarkan prediksi profil penduduk dunia sampai dengan tahun 2100. Penduduk dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 40% dalam kurun waktu 85 tahun mendatang.
PBB memperingatkan akan terjadi ledakan penduduk di benua Afrika. Pada tahun 2100 diperkirakan penduduk Afrika mencapai 4,4 Milyar sedikit di bawah jumlah penduduk di benua Asia yang mencapai 4,9 milyar. Namun pihak PBB memperkirakan jumlah penduduk di Afrika pada tahun tersebut dapat mencapai 5,6 Milyar.
Pada tahun 2050 penduduk Nigeria akan menempati peringkat ketiga sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia melebihi penduduk Amerika Serikat dan pada tahun 2100 penduduk Nigeria meningkat 4 kali lipat mencapai 752 juta jiwa.
Sementara itu pada tahun 2100 jumlah penduduk Tanzania, Uganda, Angola, Zambia, Mali akan meningkat 5 kali lipat. Penduduk Nigeria yang saat ini jumlah penduduknya lebih sedikit dari Australia yang berpenduduk 24 juta, pada tahun 2100 akan meningkat jumlah penduduknya menjadi 210 juta. Sebagai perbandingan pada tahun 2100 jumlah penduduk Australia akan mencapai 42 juta jiwa.
Perubahan pola populasi dunia ini terkait dengan perubahan pola fertilitas penduduk dimana hampir separuh penduduk dunia tinggal di negara yang angka fertiliasnya rendah, seperti Eropa, Amerika utara, sebagian besar Asia dan Amerika latin.
Â
Data yang dikeluarkan oleh PBB juga menunjukkan bahwa dari 9% dari penduduk dunia tinggal di 21 negara yang fertilitasnya tinggi, 19 negara diantaranya ada di benua Afrika. Negara Nigeria, Congo dan Tanzania masing-masing akan menjadi negara peringkat ketiga, kelima dan kedelapan berpenduduk terbanyak dunia.
Meledaknya penduduk Afrika ini memang menimbulkan kekhawatiran tersendiri mengingat daya dukung benua ini, resiko peperangan dan kelaparan yang akan terjadi.
Dalam kurun waktu 2015 sampai dengan 2100 penduduk di benua Asia akan meningkat sebesar 11,3% dari jumlah penduduk 4,393 milyar saat ini sedangkan penduduk Afrika akan meningkat sesar 269,9%, Eropa mengalami penurunan sebesar 12,5%, Amerika Latin dan Karibia meningkat 13,7%, Amerika Utara meningkat 39,7% dan oseania mengalami peningkatan sebesar 82,1%.
Secara keseluran penduduk dunia yang saat ini berjumlah 7,349 milyar akan meningkat pada tahun 2100 menjadi 11,213 milyar, yaitu mengalami peningkatan sebesar 52,6%.
Pada tahun 2100, penduduk China yang saat ini mencapai 1,376 milyar justru mengalami penurunan menjadi 1,004M. Negara Asia lainnya yang menjadi perhatian PBB terkait perubahan jumlah penduduknya adalah Jepang yang akan mengalami penurunan dari 127 juta (2015) menjadi 83 juta (2100), India mengalami kenaikan dari 1,311 milyar (2015) menjadi 1,660 Milyar (2100), Irak jumlah penduduknya meningkat dari 36 juta (2015) menjadi 164 juta (2100).
Di benua Eropa penduduk Inggris akan mengalami peningkatan dari 65 juta (2015) menjadi 82 juta (2100), Jerman mengalami penurunan dari 81 juta (2015) menjadi 63 juta (2100). Di benua Amerika penduduk Kanada meningkat dari 36 juta (2015) menjadi 50 juta (2100), sedangkan penduduk Amerika akan mengalami peningkatan dari 322 juta (2015) menjadi 450 juta (2100).
Bagaimana dengan perkembangan penduduk Indonesia ?
Pada tahun 1950 jumlah penduduk Indonesia tercatat sebanyak 73 juta jiwa. Jumlah ini meningkat menjadi 209 juta jiwa pada tahun 2000. Peningkatan penduduk Indonesia berlanjut pada tahun 2013 yaitu sebesar 250 juta dan pada tahun 2050 diperkirakan mencapai puncaknya yaitu sebesar 321 juta jiwa. Namun pada tahun 2100 jumlah penduduk Indonesia akan mengalami penurunan menjadi 315 juta jiwa.
Pada tahun 2100 jumlah penduduk Indonesia menempati peringkat ke 5 sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia setelah India (1,547 milyar), China (1,086 milyar), Nigeria (915 juta) dan USA (462 juta).
Siapkah kita menghadapi peningkatan jumlah penduduk Indonesia sebesar 26% pada tahun 2100?
Sumber: Population Division, Department of Economic and Social Affairs, United Nations
Â