Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money featured

Kisruh Daging Sapi

11 Agustus 2015   07:29 Diperbarui: 20 Juni 2016   07:59 2280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penunjukan bulog sebagai aktor utama untuk mengimpor sapi dinilai sangat tepat, karena harga jual daging sapi akan dapat lebih terkontrol, disamping itu bulog dapat difungsikan sebagai penjaga stok sapi nasional. Pengalaman menunjukkan bahwa quota impor yang diberikan oleh pihak tertentu selama ini terbukti tidak dapat mengendalikan harga daging di pasar karena justru ada pihak pihak yang turut bermain untuk mengambil keuntungan dari harga daging sapi yang tinggi ini.

Untuk menekan biaya transportasi dan juga mengurangi pungutan, kapal phusus pengangkut sapi dan produk pertanian merupakan salah satu solusinya. Photo: beritatrans.com


Bulog dalam hal ini harus berfungsi sebagai relulator harga daging sapi sekaligus sebagai stabilisator pasokan daging. Dalam mengemban tugas yang cukup mulia ini pemerintah dan bulog harus menghitung secara cermat kebutuhan impor sapi untuk menutupi kekurangan pasokan daging dari sapi lokal.  Keberhasilan bulog dalam menjaga stabilitas harga beras dan cadangan pangan nasional diharapkan dapat juga dilakukan untuk komoditas daging sapi.

Dengan perhitungan yang cermat, maka kekhawatiran yang menghinggapi pikiran sekolempok orang akan terkurasnya sapi betina produktif tidak terjadi, apalagi misalnya didukung oleh kebijakan pemerintah untuk mengimpor sapi betina produktif untuk dijadikan indukan yang akan dikembangkan oleh peternak rakyat.

Satu hal yang perlu diingat bahwa daging sapi belum merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia sebagaimana halnya dengan beras. Oleh sebab itu, pemerintah perlu lebih mendorong upaya diversifikasi sumber protein hewani, seperti dari ayam, kambing, domba, telur dan ikan.

Hal yang perlu diingat juga adalah konsumen daging tentunya memuliki keterbatasan kemampuan daya belinya. Jika harga daging terlalu tinggi, konsumen akan mengalihkannya kepada jenis daging lainnya seperti ikan, ayam dan telur yang supplainya dapat sepenuhnya dipenuhi dari dalam negeri. Pada situasi dimana daya beli daging sapi berkurang harga daging akan turun. Pertemuan antara kemampuan daya beli konsumen dan harga daging yang realistis inilah yang perlu diupayakan oleh pemerintah melalui Bulog.

Impor sapi memang mau tidak mau harus dilakukan karena kebutuhan akan daging sapi kita masih di atas supplai daging, namun tentunya impor harus dilakukan secara terbatas dan tidak hanya dari satu dua negara saja.  Pengurangan impor memang pada awalnya akan mengguncang harga dan pasokan daging, namun dalam jangka panjang akan dapat membuat bangsa ini menjadi mandiri dan tidak malas untuk terus berupaya memajukan dunia peternakan.

Para insan yang bergerak dalam bidang peternakan harus mulai keluar dari pola pikir tradisionalnya. Keberpihakan pemerintah pada peternak termasuk fasilitasi modal, penyerhanaan aturan, bantuan teknik peternakan dan investasi jangka panjang dalam membangun dunia persapian ini sangat diperlukan untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa mandiri pangan.

Negara Indonesia memang tidak harus menjadi negara anti impor, namun membiarkan  negara ini menjadi negara yang kecanduan impor akan selalu diingat oleh anak cucu kita sebagai suatu tindakan yang menunjukkan ketidak mampuan kita menjadikan  negara ini sebagai  negara yang berdaulat pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun