Antibiotik juga merupakan faktor penting dalam menentukan keragaman bakteri dalam saluran pencernaan kita. Penggunaan antibiotik secara sembarangan justru berdampak buruk bagi kesehatan kita, karena salah satu efeknya adalah menurunkan jumlah bakteri “baik” secara drastis dengan cara membunuhnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi junk food sangat buruk pengaruhnya bagi keseimbangan bakteri dalam pencernaan kita. Orang yang mengkonsumsi junk food selama 10 hari terus menerus berakibat peningkatan bobot badan sebanayk 2 kg. Tidak hanya itu saja, mengkonsumsi junk food selama itu berdampak pada perubahan drastis ekosistem bakteri dalam pencernaan, yaitu hilangnya sebanyak 1400 spesies bakteri dalam pencernaan kita yaitu hampir 40% dari jenis bakteri yang ada. Walaupun telah berhenti mengkonsumsi junk food selama 14 hari, keragaman bakteri dalam saluran pencernaan belum dapat pulih kondisinya seperti sebelum mengkonsumsi junk food.
Untuk meningkatkan jumlah bateri “baik” dalam saluran pencernaan, kita dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak inulin, seperti misalnya bawang merah, bawang putih, pisang dan asparagus. Disamping itu kita dianjurkan untuk mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung serat tidak larut seperti biji-bijian dan advokat.
Jenis makanan fermentasi (kecuali cuka), juga sangat baik bagi pertumbuhan bakteri “baik” dalam saluran pencernaan kita. Oleh sebab itu, perbanyaklah mengkonsumsi makanan fermentasi seperti keju, teh kombucha, yoghurt dan tempe.
Jadi pada intinya jika kita ingin menjaga keimbangan bakteri dalam saluran pencernaan kita maka perluaslah variasi jenis makanan yang kita konsumsi. Bakteri dalam pencernaan kita sangat tergantung pada makanan yang masuk ke dalam tubuh kita sebagai sumber serat dan energi untuk menghasilkan berbagai bahan kimia yang berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita dan juga memberikan manfaat lainnya.
Melalui pola makan yang sehat, bakteri “baik” dalam tubuh kita akan turut memelihara kesehatan kita dan tentunya juga menjaga kestabilan berat badan kita.
Sumber: The Diet Myth: The Real Science Behind What We Eat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H