Sumber: Dailymail.co.uk
Living doll, sosok laki laki yang memakai masker dan berpakaian seperti layaknya wanita. Photo:dailymail
Masih ingat peran Robin Williams dalam satu film terbaiknya yang berjudul Mrs Doubtfire memerankan “big mama” ? Robyn Williams yang memakai masker wanita dan berpakaian seperti wanita dalam film tersebut menjelma menjadi Mrs Doubtfire seorang "pembantu" yang bekerja dirumahnya sendiri berhasil menyelamatkan keutuhan rumah tangganya dan menghapus sigma seorang ayah yang kurang perduli pada keluarga. Rupanya kisah yang diangkat pada film tersebut bukanlah kisah fiksi melainkan diilhami oleh “kebiasaan” sebagaian orang untuk sesekali berpakain seperti wanita dalam kehidupannya yang mereka akui sebagai laki-laki normal.
Sangat menarik memang kalau kita mencoba mengenal dan mengamati living doll society ini. Kelompok ini mengklaim dirinya normal, tidak aneh dan juga bukanlah kelompok transgender, namun secara rutin sesekali mereka memakai masker karet yang dibuat khusus yang menggambarkan profil perempuan. Tidak hanya masker wajah saja, namun dilengkapi dengan payudara dan pembersaran pantat dan pinggul yang terbuat dari karet.
Setelah semuanya dipakai dan dilengkapi dengan rambut palsu, stocking dan pewarna kuku, maka menjelmalah si pemakainya menjadi seorang wanita. Kelompok yang gemar memakai topeng dan accesories wanita inilah yang dinamakan Living Doll Society.
Kelompok ini memang semakin bertambah penggemarnya dan menyebar dibeberapa negara dengan kelompok terbesarnya ada di Inggris dan Amerika. Tidak tangung-tanggung kelompok ini didukung dengan perusahan yang khusus menghasilkan accessory yang harganya tidak murah yaitu rata-rata sekitar $850 per set termasuk maker karet wajah.
Baru-baru ini identitas anggota living doll society ini mulai sedikit demi sedikit mulai terungkap dengan mulainya secara terbuka membuka diri. Kelompok ini terdiri dari bermacam-macam, ada pekerja di bar, ada yang telah berumur 70 tahuan, ada yang bekerja sebagai pegawai kantoran. Kehidupan keluarganya pun beragam, mulai dari yang memiliki pasangan, ada yang baru bercerai dll.
Salah satu anggota kelompok ini yang memiliki nama nickname Sherry dengan nama aslinya Robert mengaku bahwa letika dia memakai topeng karet wanita dan berbusana seperti wanita, dia merasakan sebagai seseorang yang sangat cantik dan bahagia.
Robert mengaku tidak merasakan suatu kelainan sexual ataupun merasakan dilahirkan dengan tubuh yang salah. Berpakaian dan berperan sebagai wanita merupakan cara dia untuk mencari kesenangan. Robert memang penah mengalami perceraian yang sangat menyakitkan dengan istrinya. Saat ini Robert telah memainkan peran sebagai Sherry selama 12 tahun.
Menurut salah satu pemilik perusahaan yang memproduksi masker wanita dan accesories lainnya mereka adalah laki-laki normal seperti kebanyakan laki-laki, mereka ada yang memiliki pasangan dan keluarga, hanya saja sesekali dalam kurun waktu tertentu memakai masker wanita dan menjelma menjadi sosok kepribadian.
Vanessa salah satu anggota kelompok living doll society ini mengaku bahwa dalam kesehariannya sebagai seorang laki-laki ketika dia berjalan dan ada di taman kota misalnya dia tidak diperhatikan orang karena penampilannya sebagai mana layaknya laki-laki umumnya, namun ketika dia memakai masker wanita maka dia dapat merasakan persaaan yang sangat berbeda dimana semua perhatian orang tertuju pada dirinya dan memandang dirinya. Perasaan seperti inilah yang menurut pengakuannya membuat dirinya bahagia.
Mereka bukanlah kelompok gay walaupun pada saat berperan sebagai wanita banyak pria yang memandangnya dan ada yang tertarik padanya. Kesemuanya ini dilakukan hanya untuk kesenangan saja dengan berperan sebagi wanita.
Robert yang telah mengungkapkan identitasnya ternyata seorang pria berumur 70 tahun. Dia mengaku sebagai laki-laki normal dalam kesehariannya. Ketika dia memakai masker perempuan dan berdiri di depan cermin dia dapat melihat seperti wanita-wanita yang selama ini tertarik pada dirinya untuk berteman dan berdiskusi dengan dirinya. Umumnya wanita yang tertarik pada dirnya ketika dia sebagai laki-laki berusia 70 tahun berumur rata-rata 50-60 an. Dia mengakui sangat sulit bagi dirinya untuk menjalin hubungan yang serius dengan teman wanitanya tersebut. Alasan inilah yang membuatnya merasakan kebahagiaan tersendiri ketika dia berpakaian seperti wanita.
Memang tidak semuanya anggota living doll society ini mengalami semacam kepahitan dalam kehidupan kesehariannya. Joel misalnya yang memiliki pekerjaan sebagai pekerja pada sebuah bar tinggal bersama pacarnya. Joel yang ketika memakai masker perempuan memiliki nama samaran Jessie ini juga mengaku merasakan kesenangan tersendiri ketika dia berpakaian seperti Jessi dan berjalan di perotokoan dan taman-taman dimana banyak orang yang memperhatikannya. Walaupun pacar Joel dapat menerima “kebiasaannya” ini dengan baik, namun bukan berarti tidak ada tantangan ketika Joel berperan sebagai Jessie. Dia merahasiakan “kebiasaannya” ini dari keluarga dan tetangga selama lebih dari 15 tahun.
Cerita lain datang dari Jon seorang ayah dari Minneapolis seorang pekerja operator mobil forklift yang telah memiliki 6 anak . Dia mengaku bahwa masker perempuan telah membuatnya senang namun ikatan dirinya dengan anak-anak perempuan semakin kuat.
Di tempat kerja memang ada yang tau dengan rahasia kehidupannya yang sesekali berpakaian sebagai wanita. Jon bercerai dengan istri pertamanya akibat kebiasaannya ini. Saat ini Joe telah memiliki istri lagi. Jon rupanya tidak sendiri dalam melakukan kebiasaannya ini, dia memiliki seorang teman yang hampir sama dengan situasinya yang memakai nama samara Vanessa berusia 56 tahun yang juga seorang ayah yang memiliki 6 anak.
Pada umumnya kelompok living doll society ini tidak secara terus menerus memakai masker wanita dan pakaian wanita setiap harinya, namun hanya beberapa hari dalam sebulannya. Memang kontroversi masih meliputi kelompok ini mengingat kebiasaannya yang “unusual” ini. Kisah nyata ini kini telah ditayangkan di berbagai stasiun TV di berbagai negara.
Sumber : Daily Mail, SBS
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI