Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjelekkan Bangsa Sendiri di TV Australia

1 Juli 2015   07:52 Diperbarui: 1 Juli 2015   09:12 236359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara SBS One yangmengangkat thema Where is Indonesia Headed ?. Photo : http://www.sbs.com.au


Ketika mendengar SBS One (salah satu stasiun TV Australia) akan melaksanakan talk show mengangkat tema utama “hubungan Indonesia- Australia” yang dikemas dengan judul Where is Indonesia Headed ? saya terus terang agak surprise dan berpikir kok tumben SBS One yang memiliki reputasi oposan terhadap Indonesia dengan seringnya menampilkan berita-berita negatif tentang Indonesia memilih tema yang sangat bagus tersebut.

Pikiran negatif saya tentang stasiun SBS One ini bukan tidak beralasan karena sudah seringkali wartawan TV yang disambut baik oleh pemerintah kita dan diijinkan untuk meliput, selalu menghasilkan tayangan yang lebih berat kepada hal-hal yang negatif  saja. Pernah pada salah tayangannya tentang Papua demikian pandainya wartawan ini merangkai peristiwa-peristiwa lampau yang terjadi di era Suharto dan dikaitkan langsung dengan keinginan sebagian warga papua yang ingin merdeka.

Melalui tayangan ini SBS One jelas ingin melakukan propaganda bahwa pemerintah kita itu kejam dan melanggar hak azasi manusia dan sangat pantas kalau Papua Barat itu merdeka. Di tayangan tersebut sama sekali tidak ada hal-hal yang baik tentang Indonesia. Padahal kalau kita bandingkan kemajuan di propinsi itu jauh lebih baik dari ibukota negara Vanuatu ataupun negara pasifik lainnya yang mendukung gerakan papua merdeka.

Pembawa acara sedang mengambil gambar di daerah kumuh Jakarta. Photo  : http://www.sbs.com.au

Kembali kepada acara yang malam tadi yang ditayangkan  ternyata dugaan saya benar adanya. Bagaimana pandainya pembawa acara ini menjual tema namun pada kenyataannya selama 45 menit pertama pembawa acara TV ini ingin mengorek keburukan pemerintahan Jokowi dan Indonesia untuk konsumsi masyarakat Australia. Sisa 15 menit baru diarahkan pada hubungan Indonesia-Australia yang diskusinya terasa sangat tidak berbobot karena para undangan yang hadir memiliki pengetahuan yang minim terhadap hubungan Indonesia Australia.

Kekumuhan dan kesemrawutan Jakarta diambil sebagi bumbu program. Photo : http://www.sbs.com.au

Justru di bagian 45 menit pertama ini si pembawa acara kelihatan sangat antusias mengorek keburukan Indonesia. Sayangnya para undangan yang hadir dalam talk show tersebut yang dari penampilannya menurut saya merupakan aset SDM masa depan Indonesia tidak sadar jika sedang dijebak SBS One untuk tujuan memojokkan Indonesia.

Jika dilihat wajah-wajah yang tampil di talk show saya tidak melihat wajah yang benar-benar memahami dan mengetahui secara pasti apa yang sedang terjadi. Kebanyakan pendapat mereka didasarkan pada rumor dan searching di media saja bukan atas dasar pengalaman dan pengetahuan rill tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Sebagai contoh ada yang menyatakan Jokowi presiden yang paling lemah yang pernah dimiliki oleh Indonesia, namun ketika ditanya lebih lanjut dimana letak kelemahannya, orang tersebut kelabakan dan tidak dapat menunjukkannya dan hanya bisa menyampaikan bahwa Jokowi kurang pendukungnya dari partai.

Ada lagi yang mengatakan bahwa sistem pengadilan kita korup, ketika ditanya apakah melibatkan pembayaran uang? Orang tersebut menjawab iya. Selanjutnya ketika ditanya apakah anda mengalaminya sendiri?, jawabnya tidak dan ketika ditanya lebih lanjut berapa biasanya orang harus membayar maka kelabakanlah orang tersebut menyebut angka sekenanya saja. Yang satu menyatakan 2,5 juta sedang yang lainnya menyatakan Rp 25O jutaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun