Pada tahun 1963 ketika presiden John F. Kennedy berkabung atas kematian 4 gadis akibat pengeboman berlatar belakang rasial supremasi kulit putih di sebuah gereja di Birmingham Alabama, dia menyatakan harapannya bahwa peristiwa ini hendaknya menjadi peringatan kepada masyarakat Amerika bahwa kebencian rasial dan ketidakadilan sosial serta kekerasan merupakan tindakan yang tidak dapat ditolelir di Amerika. Sayangnya peristiwa yang bermotif sama yang terjadi di gereja Charleston ini terulang kembali.
Tentunya peristiwa penembakan yang baru-baru ini terjadi disamping menunjukkan kegagalan upaya pengetatan kepemilikan senjata di masala lalu, peristiwa tentunya akan memicu kembali perdebatan sengit tentang keinginan masyarakat agar kepemilikan senjata api ini dapat dikontrol lebih ketat lagi. Jika upaya ini tidak berhasil juga maka “gun culture” ini akan mengubah Amerika mejadi negara “Out Law” seperti halnya yang pernah dituangkan oleh Hollywood dalam sebuah filmnya.
Sumber : The Australian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H