Puasa dengan mengurangi asupan kalori akan menurunkan resiko terkena penyakit ginjal, jantung, kanker dan memperpanjang usia. Ilustrasi : http://www.dailymail.co.uk
Memang sudah banyak artikel ilmiah yang mengungkap aspek positif puasa ditinjau dari segi kesehatan. Namun artikel ilmiah yang diterbitkan di in the journal Cell Metabolism mengungkap lebih jauh manfaat puasa.
Kesimpulan yang menyatakan bahwa puasa membuat orang lebih sehat, lebih ramping dan hidup lebih lama didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika dan Italia. Dengan melakukan pembatasan asupan kalori selama lima hari dalam sebulan akan meremajakan sel-sel darah dan mengurangi kerentanan terhadap penyakit.
Dalam studi tersebut sebanyak 37 orang sehat dibagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama diberikan perlakukan puasa dengan diet terbatas selama lima hari dalam sebulan selama kurun waktu 3 bulan. Kelompok ini hanya mengkonsumsi 34-54% dari jumlah kalori yang biasanya dikonsumsinya. Kelompok kedua adalah kelompok yang mengkonsumsi dietnya seperti biasa.
Setelah masa penelitian akhir performa kesehatan kedua kelompok ini dibandingkan dan disimpulkan bahwa kelompok orang yang berpuasa ternyata memiliki resiko dan tanda-tanda penuaan yang lebih sedikit. Demikian juga resiko terhadap diabetes, penyakit jantung dan kanker dan yang terpenting disimpulkan bahwa puasa tidak berdampak negatif bagi kesehatan.
Disimpulkan bahwa pengurangan level IGF1 (insulin-like growth factor-1) sebanyak 25% dalam tubuh yang terjadi pada kelompok yang berpuasa inilah yang disebutkan mengurangi resiko penuaan.
Penelitian langsung pada manusia ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dengan menggunakan tikus percobaan yang menyimpulkan bahwa puasa dapat memperbaiki metabolisme dan fungsi kognitif, mengurangi kejadian penurunan kualitas tulang dan kejadian penyakit kanker dan juga memperlanjang usia tikus.
Dalam percobaan ini tikus yang dipuasakan 4 hari dalam sebulan menghasilkan sel yang lebih banyak untuk sel punca, sel darah putih, otot, hati dan otak. Hal penting lainnya yang didapat dari hasil penelitian ini adalah tikus yang dipuasakan mengalami regenarasi sel imunitasnya.
Ketua peneliti Valter Longo dari University of Southern California menyatakan bahwa puasa akan meningkatkan resistensi sel terhadap stress. Tentunya hasil yang sangat menggembirakan ini dapat dianggap sebagai temuan pertama pada manusia yang mengindikasikan bahwa intervensi anti penuaan yang tidak kronis dapat dilakukan melalui puasa.
Ke depan penelitian serupa akan dilakukan dengan menambah jumlah orang yang dilibatkan dalam penelitian yang direncanakan akan mencapai 1000 orang.
Sumber : The West Australian, Daily Mail
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H