Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Telanjang di Media Sosial

7 November 2014   15:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:24 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : http://www.internetbillboards.net

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Ilustrasi : http://www.internetbillboards.net"][/caption] Kemajuan dan kemudahan berkomunikasi melalui media sosial memang mengasyikkan akan tetapi penggunaan secara berlebihan dan tanpa kesadaran di kemudian hari mungkin akan memberikan pengaruh negatif.

Lihat saja bagaimana transparannya kehidupan pencandu Facebook, dia menceritakan tiada hentinya setiap langkah kegiatannya mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.Cerita tentang mau mandi, cerita sarapan, cerita menu sarapan, cerita seluruh kegiatannya, cerita tentang pesta,  cerita materi diskusi dengan teman-teman, dll dan tidak lupa tentunya diikuti dilengkapi dengan berbagai photo dengan berbagai gaya.Bahkan sampai kehidupan paling pribadi pun diceritakan secara gamblang di media sosial termasuk di dalamnya perasaannya saat ini yang digambarkan dalam status Facebook nya

Tampaknya segala kemudahan ini (dan yang terpenting adalah gratis) membuat kita tekadang lupa bahwa kita telah mengumbar kepribadian kita secara transparan di depan umum.Memang mungkin pada saat ini masih belum ada dampaknya, akan tetapi coba kita berpikir jernih, apakah apa yang kita publikasikan tentang kita saat ini akan dapat menjadi boomerang bagi kita sendiri dalam kurun waktu 10 tahun ke depan? Mengapa? Sekali kita sudah menaruhnya di media sosial maka secepat kilat apa yang kita sampaikan dan tampilkan (misalnya photo) akan tersebar dengan mudahnya.

Kita ambil contoh saja, ketika kita meng-upload photo keluarga beserta anak di media sosial, maka photo tersebut akan tersimpan dengan baik dan menyebar di media sosial.Jika seandainya dalam sepuluh tahun ke depan terjadi sesuatu dengan salah satu anggota keluarga tersebut misalnya saja perceraian, kriminal danmasalah hukum lainnya maka photo tersebut dapat saja berpengaruh buruk terhadap anggota keluarga lainnya yang sudah tidak lagi ada dalam satu biduk rumah tangga.

Foto kemesraan bersama pacar saat ini, jika sudah tidak lagi menjadi pacar kemungkinan juga menjadi permasalahan di masa depan.

Coba saja dicek foto yang kita anggap pribadi di Facebook dan hanya orang-orang dekat saja yang mengetahuinya ternyata sudah menyebar ke mana-mana. Kalaupun kita tidak meng-upload-nya karena menganggap foto tersebut bukan untuk konsumsi umum, ada teman kita yang menghadiri acara tersebut atau ada bersama kita difoto tersebut meng-upload-nya tanpa terlebih dulu meminta ijin kita.

Contoh lain adalah kemudahan menggunakan media lain seperti WhatApp.Sekali lagi karena kita merasakan kemudahan dan kegratisannya, maka sebagian orang menggunakannya secara berlebihan dengan setiap saat ngobrol danmengirim photo dan video secara berlebihan. Pada saat mengirimkan berita atau foto terkadang kita tidak pernah memikirkan apakah orang yang kita kirimin foto atau video senang dan mau menerima dengan baik.Pada saat kita membentuk grup, maka tentunya tidak semua orang di dalam grup tersebut akan menyukai apa yang kita kirim.

Belum lagi dengan mudahnya memberikan komentar, umpatan dan makian dalam menanggapi seseorang yang diberitakan di media elektronik, seolah tanpa ada batas norma. Sudah banyak contoh orang yang terseret masalah hukum karena komentarnya yang berlebihan di media elektronik. Walaupun si pengirim seolah dapat menyembunyikan identitasnya, akan tetapi tetap saja dapat dilacak siapa pengirimnya dan dari mana dikirimnya komentar tersebut.  Dalam kasus seperti ini yang bersangkutan tidak hanya dapat terjerat karena komentarnya yang tidak pas akan tetapi juga dapat dijerat karena memalsukan identitas.

Di  era sebelumnya dimana kita harus membayar dalam mengirim kabar, foto dan video orang akan berpikir dulu sebelumnya, paling tidak terpikir ...gak usah dikirim ah... nanti pulsanya habis.

Hal yang paling penting untuk diketahui bahwa semua percakapan, foto dan video yang kita kirim akan tersimpan dengan baik di data base provider.Hal ini berarti walaupun kita sudah menghapus di gadget kita,data tersebut masih abadi di sana.

Pemerintah Australia baru-baru ini mengeluarkan kebijakan bahwa provider secara hukum diwajibkan untuk menyimpan semua data percakapan dll baik melalui telepon maupun media sosial selama minimal 2 tahun.Demikian juga aktivitas di jejaring sosial lainnya. Dalam keadaan tertentu pemerintah berhak membuka data tersebut untuk keperluan penyidikan dan keperluan hukum lainnya.

Berita terkait pada link berikut menunjukkan bahwa data pribadi kita di Facebook dapat dibuka dan diminta untuk  keperluan hukum.

Begitu kita mengumbar data pribadi kita di media sosial maka berarti kita sudah telanjang.Jadi… bijaklah dalam menggunakan media sosial sebelum suatu saat nanti kita mengalami penyesalan yang mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun