Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Orang Makassar di Australia 500 tahun yang lalu

5 Desember 2014   14:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:59 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_380709" align="aligncenter" width="192" caption="Sumber : Australian National University"][/caption]

Apabila kita amati seni lukis aborigin di dinding goa di wilayah Australia Utara mulai dari Kimberley ke ujung wilayah Northern Territorysampai ke wilayah utara Queensland, jelas sekali terlihat rekam jejak interaksi antara masyarakat asli Australia (Aborigin) dengan orang Makassar.Peristiwa ini terjadi jauh sebelum era orang kulit putih mendarat di Australia dan mengklaim sebagai bagian dari kerajaan Inggris.

Interaksi ini diperkirakan terjadi mulai pada tahun 1650 and 1750 atau sebelumnya , karena kemampuan orang Makassar melaut dan mencari ikan dan teripang.Dari rekam jejak lukisan tersebut tampaknya terjadi hubungan yang cukup harmonis antara orang Makassar dan Aborigin.Kemampuan membangun rumah, membuat senjata, pengolahan ikan dan membuat perahu merupakan beberapa kemampuan orang Makassar yang ditularkan kepada masyarakat abogirin Australia yang pada saat itu lebih primitif karena hidupnya berpindah-pindah secara berkelompok.

Peristiwa ini direkam oleh suku Aborigin dalam bentuk lukisan di dinding-dinding goa.  Di situ ada lukisan perahu bugis beserta pelautnya, lukisan senjata badik, lukisan rumah yang diduga sebagai tempat pengasapan ikan, lukisan pohon beserta kera khas Sulawesi dll

Sayangnya hubungan ini seolah terputus dan dibatasi setelah Australia menjadi wilayah kerajaan Inggris dan selanjutnya menjadi negara sendiri dengan hukum territorial nya.

[caption id="attachment_380710" align="aligncenter" width="300" caption="Lukisan Perahu Bugis di Goa di wilayah Northern Territory. Sumber :http://www.planbooktravel.com.au/"]

14177380121692139470
14177380121692139470
[/caption]

[caption id="attachment_380711" align="aligncenter" width="300" caption="Lukisan Perahu Makassar. Photo : http://islammonitor.org"]

14177383001223130451
14177383001223130451
[/caption]

[caption id="attachment_380712" align="aligncenter" width="300" caption="Orang Makassar mengolah teripang di Port Essington pada tahun 1845. Photo : http://islammonitor.org/"]

14177385861108724126
14177385861108724126
[/caption]

[caption id="attachment_380714" align="aligncenter" width="300" caption="Suku Aborigin sedang memancing yang dilukis oleh penjelajah Perancis tahun 1800. Photo : http://www.utas.edu.au"]

14177389742107061191
14177389742107061191
[/caption]

Sumber : Tucon and May, 2013 Rock art evidence for Macassan–Aboriginal contact in northwestern Arnhem Land, in Macassan History and Heritage : Journey, Encounter and Influences. Ed. Clark and May

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun