Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bocah Itu Berumur 2 Juta Tahun

25 Desember 2014   20:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:28 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matthew, ayah, fossil dan lokasi tempat menemuan. Photo : http://i41.tinypic.com/

[caption id="attachment_386005" align="aligncenter" width="600" caption="Tengkorak Bocah berumur 2 juta tahun yang berhasil dikeluarkan dari dalam baru dengan teknik scanning. Photo : http://assets.natgeotv.com/"][/caption]

Pepatah yang menyatakan “buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya” tampaknya benar benar menjadi kenyataan ketika seorang bocah berumur 9 tahun bernama Matthew Berger pada tahun 2008 menemukan  fossil seorang bocah dan seorang wanita yang diperkirakan ibunya yang telah berumur 2 juta tahun . Penemuan ini sampai sekarang dianggap penemuan terbesar sepanjang masa.

Matthew memang  bukanlah bocah sembarangan, dia sangat tergila-gila dengan fossil karena bapaknya adalah seorang ahli paleontology (ahli fosil) yang bernama Prof. Lee R. Berger dari University of the Witwatersrand di Johannesburg Afrika Selatan.

Hal yang paling istimewa dari penemuan ini adalah ditemukannya kerangka lengkap sehingga memudahkan para ilmuan untuk menentukan umur fosil, ukuran tubuh dan kondisi terakhir sebelum meninggal.

Dari serangkaian penelitian ditetapkan bahwa hasil temuan ini adalah spesies baru yang belum terindentifikasi yang dinamakan Austrolopithecus sediba. Walaupun para imluwan sepakat bahwa penemuan spesies ini adalah spesies baru, akan tetapi masih berdebat apakah spesies ini merupakan salah satu tetua manusia modern.

Dalam dunia perfosilan, penemuan fossil seringkali berhubungan dengan keberuntungan peneliti. Pada kunjungannya pertamanya ke gua Malapa (lihat sketsa lokasi gua), sang ayah membawa serta anaknya Matthew untuk melihat-lihat dan mencari fossil di sekitar gua. Dalam waktu yang tidak terlalu lama sang bocah kembali menemui ayahnya dan membawa sebongkah batu yang mengandung fossil tulang dada dan rahang yang tampaknya dibuang oleh para penambang keluar gua.

Selanjutnya tim ekspedisi selanjutnya mengevakuasi fossil lainnya dari dalam gua. Setelah mengumpulkan dan meyusun fosil-fosil tersebut munculah 2 kerangka lengkap yaitu seorang anak yang diperkirakan berumur 12 tahun dan ibunya yang berusia sekitar 30 tahuan.

[caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Tengkorak terpendam dalam batu. Photo: http://assets.natgeotv.com"]

Tengkorak terpendam dalam batu. Photo: http://assets.natgeotv.com
Tengkorak terpendam dalam batu. Photo: http://assets.natgeotv.com
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Kerangka lengkap hasil penemuan. Photo: http://assets.natgeotv.com/"]
Kerangka lengkap hasil penemuan. Photo: http://assets.natgeotv.com/
Kerangka lengkap hasil penemuan. Photo: http://assets.natgeotv.com/
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="650" caption="Matthew, ayah, fossil dan lokasi tempat menemuan. Photo : http://i41.tinypic.com/"]
Matthew, ayah, fossil dan lokasi tempat menemuan. Photo : http://i41.tinypic.com/
Matthew, ayah, fossil dan lokasi tempat menemuan. Photo : http://i41.tinypic.com/
[/caption]

Dari kondisi patah tulang di bagian lengan atas sang bocah, diperkirakan bahwa sekitar 2 juta tahun yang lalu sang bocah beserta ibunya berusaha mencari air akibat musim kering yang melanda wilayah tersebut.

Dalam pencarian air tersebut tampaknya anak dan ibunya terperosok kedalam lubung besar (earth hole) yang cukup dalam yang membuat mereka meninggal seketika akibat luka yang dialaminya. Dasar lubang dalam ini ternyata adalah sebuah gua yang memiliki ruangan yang cukup luas.  Lubang ini tampaknya sudah banyak memakan korban banyak.  hal ini dikuatkan oleh penemuan kerangkan berbagai hewan bersamaan dengan ditemukannya fosil manusia.

Beberapa waktu setelah kejadian ini, wilayah tersebut dilanda banjir sehingga selepas banjir dasar lubang dan gua tersebut tertutup oleh pasir dan terjadilah proses fosilisasi yang melindungi kerangka mereka sampai saat ditemukan pada tahun 2008.

[caption id="" align="aligncenter" width="520" caption="Lokasi Gua Malapa. Ilustrasi: http://resources1.news.com.au/"]

Lokasi Gua Malapa. Ilustrasi: http://resources1.news.com.au/
Lokasi Gua Malapa. Ilustrasi: http://resources1.news.com.au/
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="585" caption="Skrenario jatuhnya sang bocah, sampai menjadi fosil. Ilustrasi : http://api.ning.com/"]
Skrenario jatuhnya sang bocah, sampai menjadi fosil. Ilustrasi : http://api.ning.com/
Skrenario jatuhnya sang bocah, sampai menjadi fosil. Ilustrasi : http://api.ning.com/
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Penemuan tersebut dipublikasikan di majalah bergengsi Science. Photo :http://4.bp.blogspot.com/"]
Penemuan tersebut dipublikasikan di majalah bergengsi Science. Photo :http://4.bp.blogspot.com/
Penemuan tersebut dipublikasikan di majalah bergengsi Science. Photo :http://4.bp.blogspot.com/
[/caption]

Dalam proses penemuan dan pembersihan fosil, tantangan utamanya adalah bagaimana menemukan tengkorak kepala sang bocah, karena tidak ditemukan diantara tumpukan tulang yang ada. Ternyata tengkorak sang bocah terpendam dalam sebuah batu. Keberadaan tengkorak dalam batu tersebut diketahui dengan melakukan scanning batu dengan menggunakan alat yang canggih. Walhasil setelah batu dipahat secara perlahan-lahan, munculah tengkorak sang bocah yang telah berumur 2 juta tahun tersebut.

Memang para ilmuwan belum berani berspekulasi apakah spesies ini merupakan missing link yang dinyatakan oleh Darwin, akan tetapi yang jelas fosil ini diperkirakan merupakan bagian dari sejarah awal keberadaan manusia manusia. Mereka sepakat menamakan hasil penelitian ini merupakan spesies transisi.

Tayangan lengkap sejarah penemuan ini dapat dilihat di National Geographic Channel awal Januari mendatang.

Ada yang menarik dari tayangan ini ketika Matthew dalam jumpa press pertama kalinya setelah penemuan ini.  Dia ditanya wartawan "apakah anda dapat uang saku tambahan atau gaji dari ayah anda?"  Dia menjawab sambil tertawa "not really....he he he.." Sumber : National Geographic

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun