Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Photo Langka Indonesia di National Gallery of Australia

31 Desember 2014   13:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:07 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis Jawa tahun 1885. Photo : Kassian Céphas Indonesia 1845-1912. Albumen silver photograph 13.7 x 9.8 cm Collection National Gallery of Australia

[caption id="" align="aligncenter" width="588" caption="Borobudur di tahun  1913. Photo: Frank Hurley National Gallery of Australia"][/caption] Beberapa waktu lalu di National Gallery of Australia (NGA) dilangsungkan pameran photo langka tentang Indonesia hasil karya photographer ternama yang untuk pertama kalinya menampilkan kondisi dan situasi keseharian masyarakat Indonesia di bawah penjajahan kolonial Belanda.

Pameran yang diberi judul “Garden of the East” tersebut menampilan berbagai karya photografi yang sebagian besar didominasi oleh karya Woodbury.Pameran yang berlangsung selama 2 bulan ini mengundang banyak decak kagum para pengunjung karena menampilkan photo-photo langka yang berhubungan dengan sejarah Indonesia di era 1850-1940.

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Gadis Jawa tahun 1885. Photo : Kassian Céphas Albumen silver photograph 13.7 x 9.8 cm Collection National Gallery of Australia"]

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="553" caption="Istana Bogor tahun 1872. Photo: Woodbury & Page. National Gallery of Australia"]
Istana Bogor tahun 1872. Photo: Woodbury & Page. National Gellery of Australia
Istana Bogor tahun 1872. Photo: Woodbury & Page. National Gellery of Australia
[/caption]

Pada tahun 1852 di usianya yang baru 18 tahun Walter B. Woodbury meninggalkan pekerjaannya di Manchester Inggris untuk mencoba keberuntungannya di pertambangan emas di wilayah Victoria Australia.Sesampainya di sana ternyata impiannya selama ini tidak sesuai dengan harapannya.

Selanjutnya dia mengubah arah hidupnya dengan menghidupkan kembali hobi lamanya yaitu photografi.Dengan menggunakan sisa tabungannya hasil kerjanya di pertambangan emas dia menginvestasikan uangnya membeli kamera dan peralatan photografi lainnya dan selanjutnya dia mengembangkan usaha photografinya di Melbourne.

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Manapaki Candi Candi Borobudur tahun 1872 . Photo : Kassian Céphas  Albumen silver photograph 22.2 x 16.1 cm Collection National Gallery of Australia"]

Manapaki Candi Candi Borobudur tahun 1872 . Photo : Kassian Céphas Indonesia 1845-1912 Albumen silver photograph 22.2 x 16.1 cm Collection National Gallery of Australia
Manapaki Candi Candi Borobudur tahun 1872 . Photo : Kassian Céphas Indonesia 1845-1912 Albumen silver photograph 22.2 x 16.1 cm Collection National Gallery of Australia
[/caption]

Usahanya terus berkembang dan pada tahun 1854 dia berhasil mendirikan studio photo di Beechworth.Selanjutnya pada tahun 1855 mengembangkan usahanya bermitra dengan dengan James Page dari Kent.

Pada tahun 1857 mereka menyadari persaingan yang sangat ketat dalam usaha photografi, sehingga mereka memutuskan untuk ke pulau Jawa yang waktu itu masih dalam kekuasaan penjajah Kolonial Belanda.

Dari pulau Jawa pada tahun 1857 Woodbury pertama kalinya  menulis surat ke keluarganya dengan menyatakan bahwa dia telah menemukan pemandangan dan kehidupan yang sangat indah yang belum pernah dia saksikan sebelumnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="605" caption="Pangeran Buleleng Gusti Ngurah Ketut Jelantik dalam kunjungannya ke Batavia tahun 1864. Photo: Woodbury & Page Albumen silver photograph Collection National Gallery of Australia"]

Pangeran Buleleng Gusti Ngurah Ketut Jelantik dalam kunjungannya ke Batavia tahun 1864. Photo: Woodbury & Page established Jakarta 1857-1900 Albumen silver photograph Collection National Gallery of Australia
Pangeran Buleleng Gusti Ngurah Ketut Jelantik dalam kunjungannya ke Batavia tahun 1864. Photo: Woodbury & Page established Jakarta 1857-1900 Albumen silver photograph Collection National Gallery of Australia
[/caption]

Pada tahun 1862 Woodbury pulang ke Australia dengan membawa isti yang baru dinikahinya seorang indo Belanda-Indonesia yang bernama Marie Sophie. Selanjutnya mereka pulang dan kergi ke Jakarta karena menjadikan Jakarta sebagai basis usaha photografinya sampai tahun 1908.

Karya photografi Woodbury mulai dikenal dunia pada tahun 1860 karena memiliki teknik photografi khusus yang dinamakan woodburytype dan dipatenkan pada tahun 1864.

Hasil jepretan Woodbury dipamerkan di beberapa kota besar di Eropa dan untuk pertama kalinya pula masyarakat barat tau dan mengenal keseharian orang Indonesia dalam masa penjajahan Belanda.

Beberapa karyalangka  tersebut dapat dilihat pada photo-photo lainnya berikut:

[caption id="" align="aligncenter" width="436" caption="Hamengkubowono VI tahun 1858. Photo: Woodbury & Page. National Gallery of Australia"]

Hamengkubowono VI tahun 1858. Photo: Woodbury & Page. National Galellery of Australia
Hamengkubowono VI tahun 1858. Photo: Woodbury & Page. National Galellery of Australia
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="Jakarta tahun 1865. Photo : Woodbury & Page Albumen silver photograph 19.4 x 24.5 cm Collection National Gallery of Australia"]

Jakarta tahun 1865. Photo : Woodbury & Page Albumen silver photograph 19.4 x 24.5 cm Collection National Gallery of Australia
Jakarta tahun 1865. Photo : Woodbury & Page Albumen silver photograph 19.4 x 24.5 cm Collection National Gallery of Australia
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="Penari Bali tahun 1925. Photo: Thilly Weissenborn Photogravure 21.1 x 15.9 cm Collection National Gallery of Australia"]
Penari Bali tahun 1925. Photo: Thilly Weissenborn Photogravure 21.1 x 15.9 cm Collection National Gallery of Australia
Penari Bali tahun 1925. Photo: Thilly Weissenborn Photogravure 21.1 x 15.9 cm Collection National Gallery of Australia
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="Kebun tebu di Semarang tahun 1914. Photo: Dirk Huppe Carbon print photograph 74.6 x 99.6 cm Collection National Gallery of Australia"]
Kebun tebu di Semarang tahun 1914. Photo: Dirk Huppe Carbon print photograph 74.6 x 99.6 cm Collection National Gallery of Australia
Kebun tebu di Semarang tahun 1914. Photo: Dirk Huppe Carbon print photograph 74.6 x 99.6 cm Collection National Gallery of Australia
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="534" caption="Lokomotif di pabrik gula Jatiroto tahun 1924 . Photo: O. Kurkdjian & Co, National Gallery of Australia"]

Lokomotif di pabrik gula Jatiroto tahun 1924 . Photo: O. Kurkdjian & Co, National Gallery of Australia
Lokomotif di pabrik gula Jatiroto tahun 1924 . Photo: O. Kurkdjian & Co, National Gallery of Australia
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun