[caption id="" align="aligncenter" width="588" caption="Borobudur di tahun 1913. Photo: Frank Hurley National Gallery of Australia"][/caption] Beberapa waktu lalu di National Gallery of Australia (NGA) dilangsungkan pameran photo langka tentang Indonesia hasil karya photographer ternama yang untuk pertama kalinya menampilkan kondisi dan situasi keseharian masyarakat Indonesia di bawah penjajahan kolonial Belanda.
Pameran yang diberi judul “Garden of the East” tersebut menampilan berbagai karya photografi yang sebagian besar didominasi oleh karya Woodbury.Pameran yang berlangsung selama 2 bulan ini mengundang banyak decak kagum para pengunjung karena menampilkan photo-photo langka yang berhubungan dengan sejarah Indonesia di era 1850-1940.
[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Gadis Jawa tahun 1885. Photo : Kassian Céphas Albumen silver photograph 13.7 x 9.8 cm Collection National Gallery of Australia"]
Pada tahun 1852 di usianya yang baru 18 tahun Walter B. Woodbury meninggalkan pekerjaannya di Manchester Inggris untuk mencoba keberuntungannya di pertambangan emas di wilayah Victoria Australia.Sesampainya di sana ternyata impiannya selama ini tidak sesuai dengan harapannya.
Selanjutnya dia mengubah arah hidupnya dengan menghidupkan kembali hobi lamanya yaitu photografi.Dengan menggunakan sisa tabungannya hasil kerjanya di pertambangan emas dia menginvestasikan uangnya membeli kamera dan peralatan photografi lainnya dan selanjutnya dia mengembangkan usaha photografinya di Melbourne.
[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Manapaki Candi Candi Borobudur tahun 1872 . Photo : Kassian Céphas Albumen silver photograph 22.2 x 16.1 cm Collection National Gallery of Australia"]
Usahanya terus berkembang dan pada tahun 1854 dia berhasil mendirikan studio photo di Beechworth.Selanjutnya pada tahun 1855 mengembangkan usahanya bermitra dengan dengan James Page dari Kent.
Pada tahun 1857 mereka menyadari persaingan yang sangat ketat dalam usaha photografi, sehingga mereka memutuskan untuk ke pulau Jawa yang waktu itu masih dalam kekuasaan penjajah Kolonial Belanda.
Dari pulau Jawa pada tahun 1857 Woodbury pertama kalinya menulis surat ke keluarganya dengan menyatakan bahwa dia telah menemukan pemandangan dan kehidupan yang sangat indah yang belum pernah dia saksikan sebelumnya.
[caption id="" align="aligncenter" width="605" caption="Pangeran Buleleng Gusti Ngurah Ketut Jelantik dalam kunjungannya ke Batavia tahun 1864. Photo: Woodbury & Page Albumen silver photograph Collection National Gallery of Australia"]
Pada tahun 1862 Woodbury pulang ke Australia dengan membawa isti yang baru dinikahinya seorang indo Belanda-Indonesia yang bernama Marie Sophie. Selanjutnya mereka pulang dan kergi ke Jakarta karena menjadikan Jakarta sebagai basis usaha photografinya sampai tahun 1908.
Karya photografi Woodbury mulai dikenal dunia pada tahun 1860 karena memiliki teknik photografi khusus yang dinamakan woodburytype dan dipatenkan pada tahun 1864.
Hasil jepretan Woodbury dipamerkan di beberapa kota besar di Eropa dan untuk pertama kalinya pula masyarakat barat tau dan mengenal keseharian orang Indonesia dalam masa penjajahan Belanda.
Beberapa karyalangka tersebut dapat dilihat pada photo-photo lainnya berikut:
[caption id="" align="aligncenter" width="436" caption="Hamengkubowono VI tahun 1858. Photo: Woodbury & Page. National Gallery of Australia"]
[caption id="" align="aligncenter" width="590" caption="Jakarta tahun 1865. Photo : Woodbury & Page Albumen silver photograph 19.4 x 24.5 cm Collection National Gallery of Australia"]
[caption id="" align="aligncenter" width="534" caption="Lokomotif di pabrik gula Jatiroto tahun 1924 . Photo: O. Kurkdjian & Co, National Gallery of Australia"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H