Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pohon Tumbang dan Memakan Korban Jiwa: Salah Siapa?

12 Januari 2015   14:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:19 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Photo: http://penulispro.com/"][/caption]

Berita tentang pohon besar jenis damar di Kebun Raya Bogor tumbang dan menewaskan 5 orang serta 24 lainnya luka-luka sungguh mengejutkan dan tragis, akan tetapi pernyataan  Pemkot Bogor yang mengatakan bahwa mereka sudah melakukan pengecekan dan mendapati ada 212 pohon di Kota Bogor yang rawan sehingga harus ditebang tentunya lebih mengejutkan lagi.

Pertanyaannya kalau sudah tau ada sebanyak itu pohon yang rawan tumbang dan harus diantisipasi dengan menebangnya mengapa tidak dilakukan? Mengapa barus dinyatakan bahwa ada sebanyak itu pohon yang rawan tumbang setelah ada korban? Dapat diperkirakan jawabannya adalah keterbatasan anggaran dan keterbatasan tenaga.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Pohon tua di Kebun Raya Bogor. Photo: http://upload.wikimedia.org/"]

Photon tua di Kebun Raya Bogor. Photo: http://upload.wikimedia.org/
Photon tua di Kebun Raya Bogor. Photo: http://upload.wikimedia.org/
[/caption]

Bogor memang sangat terkenal dengan pohon-pohon besarnya yang telah berumur tua dan bahkan ada yang mencapai ratusan tahun.Kebanyakan pohon-pohon besar itu ditanam di sepanjang jalan besar oleh pemerintah Belanda sebagai pelindung.Saat itu memang penduduk kota Bogor masih sedikit dan fungsi kota Bogor lebih sebagai kota peristirahatan.

Pada saat itu pemerintah Belanda memang telah membuat tata kota Bogor dengan jumlah penduduk yang sesuai dengan daya dukung wilayah sehingga cocok sebagi kota peristirahatan.

Lihat saja jalan-jalan lama di kota Bogor jarang ada yang lebar karena kondisi jalannya yang cenderung berkelok-kelok dengan kontur tanah turun dan naik.Kebanyakan pinggiran jalan berupa tebing atau sungai sehingga memang pembangunan jalan pada saat itu bukan ditujukan untuk diperlebar. Dengan kondisi jalan seperti itu makatransportasi saat itu adalah bemo dan andong.

[caption id="" align="aligncenter" width="625" caption="Pohon tua di kota bogor. Photo: Pikiran Rakyat"][/caption]

Sekarang Bogor telah berkembang secara tidak terkendali, setiap sudut kota strategis sudah menjadi mall, factory outlet dan hotel-hotel sehingga Bogor bukan lagi sebagai kota peristirahatan senyaman tempo dulu.

Suatu kota yang dilengkapi dengan pepohonan besar memerlukan perawatan khusus.Secara rutin memang pohon harus dicek kondisi dan kesehatannya.Demikian jugasecara rutin pohon harus dipangkas agar pada saat cuaca buruk dan angin kencang akan berkurang tekanannya sehingga tidak tumbang. Disamping itu pemangkasan pohon secara rutin akan membuat tumbuhnya cabang-cabang baru yang sehat.

Perlu diingat juga bahwa banyaknya angkot  dankendaraan pribadi yang membanjiri kota Bogor juga berkontribusi dalam menimbulkan polusi dan mengganggu kesehatan pohon pohon tua di Bogor

Tanpa program perawatan pohon yang memadai pohon-pohon tersebut dapat menjadi pembunuh mengingat Bogor terkenal dengan hujan, angin kencang dan petirnya.

Pertanyaannya bagaimana mungkin standard operasi baku tersebut belum optimal dilakukan sehingga memakan korban jiwa?Ironisnya peristiwa tersebut terjadi di kawasan Kebun Raya Bogor yang di dalamnya ada lembaga penelitian?Melalui pengecekan rutin pastilah dapat diidentifikasi kondisi pohon sejak dini.

Konon pohon yang tumbang dan memakan korban itu katanya tumbang saja tiba-tiba tidak ada angin dan tidak ada hujan.Setelah diperiksa pohon yang tampak kokoh dan besar tersebut ternyata di dalam batang pohonnya keropos.Keroposnya pohon ini pastilah bukan peristiwa yang terjadi bulanan, melainkan sudah tahunan lamanya.Kondisi pohon seperti inilah yang perlu diwaspadai bagi pohon-pohon tua lainnya yang jumlahnya sangat banyak.

Kembali pada permasalahan semula kemungkinan pemeriksaan dan perawatan pohon besar di Bogor belum dilakukan secara optimal dan menyeluruh karena adanya berbagai keterbatasan.

Kota yang memiliki pohon-pohon besar akan terlihat asri, akan tetapi tanpa diserta dengan perawatan rutin keberadaan pohon besar di Bogor akan membahayakan karena penduduk kota Bogor telah berkembang dengan sangat pesat sehingga daya dukung wilayahnya sudah kurang memadai.

Bisa dibayangkan kalau misalnya peristiwa ini terjadi di Jepang atau negara maju lainnya, pastilah akan segera muncul penyataan pengunduran diri pejabat terkait sebagai bentuk tanggung jawabnya.

Mudah-mudahan kejadian ini tidak berulang mengingat potensi bahaya masih ada di sana dan segera dilakukan tindakan yang memadai.Dan tentunya jika pohon-pohon besar dan bersejarah itu harus ditebang perlu dipikirkan penanaman kembalinya dengan jenis pohon yang sesuai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun