Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Skandal Doping Kuda Pacu di Australia

16 Januari 2015   14:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:02 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_391132" align="aligncenter" width="600" caption="Admire Rakti di masa jayanya sebagai salah satu kuda pacu paling top di dunia. Photo:http://resources0.news.com.au/"][/caption]

Dalam mencapai prestasi yang cepat dan terkadang di luar kemampuan yang sesungguhnya sudah merebak tidak saja pada orang melainkan terjadi juga pada kuda pacu. Segala macam cara dilakukan agar kuda pacu dapat mencapai rangking nasional ataupun dunia. Langkah ini tidaklah mengherankan karena industri judi yang terlibat dalam balapan kuda sangatlah besar.

Di Australia saja dalam satu tahun diperkirakan uang yang terlibat dalam perjudian kuda pacu ini mencapai A$15 miliar. Di samping itu industri balapan kuda ini melibatkan tenaga kerja sekitar 250 ribu orang atau setara dengan 77 ribu pekerja full time. Sebanyak 300 ribu orang terlibat langsung dalam kepemilikan kuda pacu dengan jumlah kuda pacu sebanyak 30 ribu ekor, di samping itu industri kuda pacu ini melibatkan sebanyak 3600 pelatih kuda dan 1000 jockey.

Pada saat ini pemerintah berwenang Australia sedang menyelidiki skandal doping pada kuda yang tampaknya sudah merebak di seluruh Australia. Tim investigasi ini juga telah menemukan dan mengidentifikasi kuda-kuda pacu yang menggunakan doping dengan menganalisis sampel urine yang telah dikumpulkannya. Dari hasil investigasi tersebut kasus doping ini melibatkan industri kuda terkemuka di Australia.

Doping pada kuda umumnya menggunakan Cobalt yang dengan dosis tinggi dapat memicu performa kuda. Pada kuda Cobalt berfungsi untuk meningkatkan produksi sel darah merah sehingga dapat meningkatkan kapasitas oksigen yang akan memicu kecepatan lari kuda tanpa merasakan lelah. Cobalt secara alamiah ada pada kuda akibat dari proses pencernaan dan juga ada dalam Vitamin B12.

Untuk menentukan seekor kuda terlibat doping atau tidak, pihak berwenang biasanya mengambil urine kuda pada saat menjelang pacuan dan langsung dianalisis ke National Measurement Institute. Urine kuda dapat juga dibekukan untuk disimpan beberapa lama sebelum dianalisis. Dalam keadaan normal urine kuda mengandung 5-10 mikrogram cobalt per liter urine. Pada kuda yang mendapat doping kadar cobalt dalam urinenya mencapai lebih dari 50 mikrogram.

Di samping masalah doping, masalah animal right juga mulai menjadi fokus investigasi ketika terjadi 2 kematian kuda pacu pada Melbourne Cup 2014 yang lalu. Salah satu kuda yang bernama Araldo yang mati karena patah kaki dan kuda lainnya yang sangat terkenalAdmire Rakti yang mati beberapa saat setelah menyelesaikan pacuan akibat gagal jantung.

Industri kuda pacu memang sangat menggiurkan. Para juara diperlakukan bak selebriti karena dalam laga utama pacuan kuda dunia pemenangnya dapat meraih puluhan juta dollar pada setiap balapannya. Sayangnya untuk mencapai juara berbagai cara yang tidak wajar dilakukan untuk memacu lari kudanya secepat-secepatnya.

Jadi teringat syair lagu Kudaku lari….karya Sharifah Aini yang dinyanyikan oleh Elly Kassim

***

Larilah hai kudaku

Larilah ayuh lari

Larilah hai kudaku

Larilah ayuh lari

Gerakkan keretaku

Kawanku telah menunggu

Ayuh lari … uh

***

Haaaa … …. a … a… a…

Kudaku lari gagah berani

Ayuh lari hai kudaku lari

Haaaa … …. a … a… a…

***

Kudaku lari gagah berani

Ayuh lari hai kudaku lari

Kudaku lari kencang

Rasa hatiku girang

Kawan kawanku riang

Ah … ha …

***

Haaaa … …. a … a… a…

Kudaku lari gagah berani

Ayuh lari hai kudaku lari

Haaaa … …. a … a… a…

***

Kudaku lari gagah berani

Ayuh lari hai kudaku lari

Kudaku lari kencang

Rasa hatiku girang

Kawan kawanku riang

Ah … ha …

Sumber : the Australian dan berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun