[caption id="" align="aligncenter" width="472" caption="PM Australia Tony Abbott. Photo: https://s.yimg.com/"][/caption]
Hasil pooling terakhir yang menunjukkan popularitas Tony Abbott terus melorot hanya mencapai 27% sedangkan lawannya dari oposisi Bill Shorten yang terus merangkak mendekati angka 50%.Hasil ini tentunya akan terus memberikan tekanan pada kepemimpinan Tony Abbott sebagai Perdana Menteri Australia.
Secara nasional hasil pooling juga menunjukkan bahwa popularitas partai Liberal pimpinan Tony Abbott juga berada di bawah popularitas Partai Buruh sebagai partai oposisi, dengan perbandingan 46%:54%.
Kekalahan beruntun di dua negara bagian yaitu Victoria dan Queensland memberikan signal kuat bahwa ada sesuatu yang terjadi di bawah kepemimpinan partai Liberal.Bayangkan saja pada pemilu minggu lalu di Queensland partai yang berkuasa dengan majority seat yang menyisakan kursi untuk partai buruh hanya 9 kursi (kurang dari 15%) kini berbalik dimana partai Buruh berhasil memenangkan pemilu dengan kursi mencapai 45.
Banyak kalangan yang menilai bahwa arogansi partai Liberal sebagai pemenang pemilu lebih 2 tahun lalu di Queensland menjadikan partai ini tidak lagi mendengarkan suara rakyat.Walaupun dari berbagai hasil wawancara dengan masyarakat menunjukkan bahwa merekapun belum begitu yakin partai buruh akan membawa ke situasi yang lebih baik, akan tetapi saat ini mereka ingin perubahan.
Tony Abbott banyak dinilai oleh pengamat dan juga partai oposisi banyak melanggar janji-janjinya dalam kampanye pemilu lalu.Ditengah-tengah upaya partai Liberal membuat perubahan besar dalam struktur anggaran untuk mencegah berlanjutnya defisit anggaran warisan partai buruh sebelumnya, langkah-langkah yang dibuat oleh pemerintah dalam bidang kesehatan, jaminan sosial, lapangan pekerjan dan pendidikan dianggap “menyakitkan” banyak warga Australia.
[caption id="" align="aligncenter" width="322" caption="Julie Bishops, Menteri Luar Negeri Australia. Photo: https://pbs.twimg.com/"]
Kebijakan luar negeri seperti pengambilan garis tegas melawan terosisme, pengungsi illegal dan pelanggar perbatasaan walaupun dinilai sukses tapi masih menyisakan pertanyaan dalam hal human right.
Hal sensitif terakhir yang menjadi topik pembicaraan adalah pemberian gelar knight kepada pangeran Phillips dari kerajaan Inggris dianggap mengaburkan posisi Australia sebagai negara mandiri.
Masalah demi maslalah tampaknya muncul tidak ada habisnya yang terus menekan kepemimpinan Tony Abbott.Kekhawatiran akan semakin memburuknya performa pemerintah yang dipimpin oleh partai Liberal ini membuat bergulirnya mosi tidak percaya dari dalam kalangan partai dalam 2 terakhir ini.
Salah satu anggota partai Liberal Dr Denis Jensen yang memiliki peran krusial pada saat pengantian pimpinan Malcolm Turnbull dari partai Liberal tahun 2009 secara terang terangan mengatakan bahwa kepemimpinan Tony Abbott sudah berakhir.
Gerakan mosi tidak percaya dari para backbencher partai pemerintah ini mulai mengalir dan dilakukan secara terang-terangan.Malam tadi di berbagai TV menayangkan sikap mereka yang tidak lagi mendukung Tony Abbott.
Di lain pihak para orang dekat Tony Abbott yang diperkirakan akan mengantikannya secara terbuka juga masih mendukung Tony Abbott dan tidak akan menantang kepemimpinan Tony Abbott.Dua kandidat kuat yang digadang-gadang pengganti Tony Abbott yaitu menteri Luar Negeri Julie Bishops dan Menteri Komunikasi Malcolm Turnbull menyatakan kesetiaannya terhadap kepemimpinan Tony Abbott.
Paha hari selasa minggu depan akan diadakan first party room meeting di Canberra.Banyak para pengamat memperkirakan bahwa haris selasa tersebut merupakan D-Day bagi penentuan nasib Tony Abbott.Jika Tonny Abbott gagal menggalang dukungan dari rekan-rekan partainya, maka Australia diperkirakan akan memiliki Perdana Menteri Baru.Hal ini berarti bahwa Tonny Abbott hanya menjabat sebagai Perdana Menteri kurang dari 1,5 tahun saja.
Jika hal ini terjadi, diperkirakan tidak ada kebijakan ekstrim pimpinan baru Australia yang mempengaruhi hubungan Indonesia-Australia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H