"Jika benar kita adalah apa yang kita makan, maka dengan semakin banyaknya mikroplastik yang ditemukan dalam makanan kita, apakah kita juga secara perlahan menjadi plastik?"
Bayangkan jika setiap hari Anda tanpa sadar mengonsumsi partikel-partikel plastik yang tak terlihat dengan mata telanjang—dalam air yang Anda konsumsi, dari makanan yang Anda santap, dan bahkan udara yang Anda hirup. Inilah kenyataan yang kita hadapi dengan mikroplastik, ancaman tersembunyi yang diam-diam merusak kesehatan kita dan lingkungan di sekitar kita. Dampaknya bukan hanya pada planet kita, tetapi juga pada tubuh kita, mulai dari sel terkecil hingga generasi mendatang. Inilah pentingnya kesadaran akan ancaman mikroplastik yang kini menyusup ke dalam setiap aspek kehidupan kita
Mari berkenalan dengan Mikroplastik
Mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran sangat kecil, biasanya berukuran kurang dari 5 milimeter. Bayangkan sebutir pasir di pantai, bahkan bisa kurang dari itu. Meskipun ukurannya sangat kecil, dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia sangat besar. Â Mikroplastik terbentuk dari pecahan plastik yang lebih besar akibat proses alami seperti sinar UV dan gesekan, atau diproduksi langsung dalam ukuran mikro untuk berbagai produk, seperti kosmetik dan bahan pembersih.
Dimana Mikroplastik Ditemukan?
Mikroplastik ditemukan hampir di mana-mana—di lautan, sungai, tanah, bahkan di udara. Mereka telah terdeteksi di makanan yang kita konsumsi seperti ikan, kerang, garam laut, dan air minum kemasan. Mikroplastik di udara adalah partikel plastik sangat kecil yang terbang dan melayang-layang di sekitar kita, meskipun kita tidak bisa melihatnya. Mereka bisa berasal dari banyak hal, seperti serat pakaian sintetis yang terlepas saat kita mencuci baju, debu dari ban kendaraan yang terpakai di jalanan, atau pecahan plastik yang sangat kecil dari sampah yang kita buang. Mikroplastik juga ditemukan di salju di kutub dan di kedalaman laut, menunjukkan betapa luasnya penyebaran polusi plastik ini.
Bahaya Mikroplastik
Mikroplastik berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Ketika partikel ini masuk ke dalam tubuh manusia, baik melalui makanan, air minum, atau udara yang kita hirup, mereka dapat menumpuk di organ-organ penting. Peningkatan kejadian penyakit neurodegeneratif, gangguan kekebalan, dan kanker juga mungkin terkait dengan peningkatan paparan terhadap kontaminan lingkungan, termasuk mikroplastik. Selain itu, mikroplastik juga dapat mengikat zat-zat kimia berbahaya seperti logam berat dan pestisida, sehingga meningkatkan risiko paparan terhadap racun.
Di lingkungan, mikroplastik berdampak pada ekosistem laut dan darat. Banyak hewan laut seperti ikan dan burung secara tidak sengaja memakan mikroplastik, yang dapat menyebabkan kematian atau masalah reproduksi. Mikroplastik juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan organisme di tanah.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Masyarakat memiliki peran penting dalam mengurangi mikroplastik. Langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah  :
- Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantung plastik dan sedotan.
- Pilihlah produk tanpa mikroplastik, seperti pasta gigi atau scrub wajah yang terbuat dari bahan alami. Sayangnya, sol sepatu atau ban yang terbuat dari karet alami seringkali dicampur dengan karet sintetis, yang menambah polusi mikroplastik.
- Hindari pakaian atau barang lain yang terbuat dari bahan sintetis (seperti wewangian dan sapu sintetis). Sebaliknya, gunakan bahan yang lebih alami.
- Hindari pemakaian minyak berbasis petroleum, sebagai contoh kerosin, seresin, dan petrolatum.
- Untuk mengurangi kemungkinan mikroplastik terlepas ke udara, gunakan lap yang sedikit dibasahi ketika membersihkan debu perabot rumah.
- Hindari barang-barang yang memiliki lapisan plastik karena manusia biasanya menggunakan barang-barang berukuran kecil dengan lapisan plastik di luarnya.
Selain itu, penting untuk mendaur ulang plastik dengan benar dan mendukung produk yang menggunakan bahan daur ulang.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah lebih tegas dengan mengatur penggunaan plastik dan meningkatkan upaya pengelolaan sampah. Kebijakan yang membatasi atau melarang penggunaan plastik sekali pakai, seperti yang sudah diterapkan di beberapa negara, dapat secara signifikan mengurangi jumlah plastik yang berakhir di lingkungan. Selain itu, investasi dalam teknologi pengolahan limbah yang lebih efektif juga sangat penting.
Produsen kemasan memiliki peran penting dalam mengendalikan pencemaran mikroplastik. Sebagai pihak yang memproduksi berbagai jenis kemasan, mereka bertanggung jawab atas bahan yang digunakan dan dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan. Penggunaan bahan alternatif, desain kemasan berkelanjutan, mendukung daur ulang, edukasi konsumen, serta berinovasi dalam teknologi adalah langkah yang bisa dilakukan.
Masa depan kita dan generasi selanjutnya bergantung pada tindakan yang kita ambil hari ini. Dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendukung kebijakan lingkungan yang ketat, dan mengedukasi diri serta orang lain, kita bisa memutus rantai mikroplastik sebelum terlambat. Saatnya kita beraksi—bukan hanya untuk bumi, tetapi untuk kesehatan kita sendiri. Mari kita mulai langkah kecil yang membawa perubahan besar
Sumber :
J.C. Prata, J.P. da Costa, I. Lopes, A.C. Duarte, T.J.S.o.t.t.e. Rocha-Santos (2020). Environmental exposure to microplastics: an overview on possible human health effects. Science of The Total Environment, Volume 702. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.134455
WWF Indonesia (2023, Juli 26). Mengenal mikroplastik, si kecil nan berbahaya. https://www.wwf.id/id/blog/mengenal-mikroplastik-si-kecil-nan-berbahaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H