Perekrut/'Sales Man'
'Sales Man' adalah perekrut peserta untuk permainan. Perannya diisi oleh Gong Yoo, yang tampil dalam adegan awal dengan membawa permainan ddakji. Salesman menargetkan orang-orang yang terlilit utang atau berada dalam situasi finansial sulit, menawarkan mereka kesempatan untuk mengubah hidup dengan hadiah uang yang sangat besar.
Metode perekrutannya sangat manipulatif. Ia memanfaatkan rasa putus asa dengan pendekatan personal yang membuat calon peserta merasa dihargai, sebelum akhirnya mereka terseret ke dalam permainan mematikan. Kehadirannya menunjukkan bagaimana sistem seperti Squid Game tidak hanya kejam tetapi juga sangat terencana dalam memanfaatkan kerentanan manusia.'Sales Man' juga menjadi simbol dari kekuatan persuasi dalam sistem eksploitasi, memperlihatkan bagaimana sistem ini bekerja dari lapisan yang paling bawah, yaitu merekrut korban yang tidak menyadari jebakan di depan mereka.
Peserta Squid Game
Peserta adalah inti dari Squid Game. Mereka adalah orang-orang yang berada di ambang keputusasaan finansial, yang rela mempertaruhkan nyawa demi kesempatan memenangkan hadiah sebesar 45,6 miliar won. Namun, hadiah ini datang dengan harga yang sangat mahal: mereka harus melewati serangkaian permainan yang mematikan.
Setiap peserta memiliki latar belakang yang mencerminkan berbagai masalah sosial, seperti:
- Seong Gi-hun (No. 456): Ayah tunggal yang terlilit utang karena kecanduan judi.
- Kang Sae-byeok (No. 067): Pembelot Korea Utara yang ingin menyatukan kembali keluarganya.
- Cho Sang-woo (No. 218): Lulusan universitas elit yang terjerat dalam skandal keuangan.
- Ali Abdul (No. 199): Imigran yang dieksploitasi di tempat kerja dan kesulitan menghidupi keluarganya.
Melalui perjalanan mereka, serial ini mengeksplorasi sisi gelap manusia ketika dihadapkan pada situasi hidup dan mati. Hubungan yang terjalin di antara mereka menunjukkan bahwa dalam situasi ekstrem, moralitas dan kepercayaan dapat diuji hingga batasnya.
Serial Squid Game tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga membuka mata kita tentang bagaimana sistem sosial dan ekonomi yang tidak adil dapat menciptakan siklus kekejaman. Melalui berbagai peran ini, kita diajak merenungkan bagaimana ketamakan dan kekuasaan bisa menciptakan dunia yang kejam, bahkan dalam bentuk permainan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H