Mohon tunggu...
R Rachmaniar
R Rachmaniar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Slalu nyaman di ketiak ibu dan gendongan bapak. Kerdil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KPI kok Gitu Sih?!

28 September 2014   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:11 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak beberapa hari terakhir ini perasaan saya dilanda galau. Galau karena cinta? Tentu saja. Tapi bukan cinta terhadap kekasih. Galau saya ini dilatarbelakangi oleh berita yang akhir-akhir ini cukup menghebohkan khalayak ramai, meski kalah heboh dengan UU pilkada. Ya. Berita tentang akan diberhentikannya acara atau tayangan kartun di seluruh stasiun televisi Indonesia. Saya cinta mati kepada hampir semua tayangan kartun tersebut. Menurut berita yang saya baca, KPI akan melakukan hal tersebut dengan alasan bahwa acara tersebut kurang mendidik. Sekarang pertanyaannya adalah apa sebenarnya definisi acara atau tayangan yang mendidik menurut KPI? Ganteng-ganteng Srigalakah? Pacarku Manusia Harimau? FTV percintaan yang menye-menye? Jika memang KPI “sehat”, seharusnya tayangan “aneh” tersebut sudah dihentikan sejak dulu (sejak awal tayang). Menurut saya, masyarakat merasa “jijik” dengan tindakan KPI “memandang sinis” terhadap kartun lebih karena selama ini tayangan yang produk Indonesia sendiri banyak yang jauh dari kata  mendidik. Berkali-kali sinetron-sinetron berlatar belakang remaja usia sekolah tapi tidak pernah menunjukkan adegan belajar, hanya adegan percintaan, berebut pacar dan segala jenis adu domba. Belum lagi mereka mempertontonkan cara berpakaian yang kurang elok untuk dicontoh. Padahal, sebagian besar penikmat sinetron berciri khas tersebut mayoritas adalah anak-anak dan remaja. Jangan-jangan orang-orang KPI juga penikmat sinetron-sinetron “aneh” tersebut? Apa KPI tidak melihat bahwa anak Indonesia produk 90′an yang notabene adalah penikmat tayangan kartun jauh jauh dan jauh lebih waras dari  anak jaman sekarang yang sudah dijejali berbagi tayangan sinetron “aneh” tersebut? Ayolah KPI jangan bertindak aneh juga. Jika memang menginginkan hanya produk Indonesia yang boleh tayang,  seharusnya pihak KPI lebih selektif, lebih tegas, dan lebih “melek” lagi. Jangan meloloskan acara-acara aneh untuk tayang.  Lebih baik giatkan lagi acara semacam “si Bolang” dan “Laptop Si Unyil”. Sebelum menghentikan tayangan-tayangan kartun yang dianggap kurang mendidik, beranikah KPI menghentikan juga seluruh sinetron, acara-acara alay dan seluruh tayangan “aneh” di seluruh stasiun televisi di Indonesia? Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun