Mohon tunggu...
nur eviriani pahisa
nur eviriani pahisa Mohon Tunggu... -

-belajar dari ayah dan ibu-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kantor Pos dan Supir Angkot - Perhatikan

30 Desember 2011   04:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:35 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

saya mempunyai pengalaman yang menarik hari ini, tidak ada salahnya berbagi, semoga saja bisa di ambil pelajaran

hari ini jumat, saya mengantarkan surat kepada ayah di kantor pos, awalnya saya berniat mengirimkannya esok, tapi katanya hari ini hari terakhir bekerja di kantor, tanggal 3 atau 4 mungkin baru mulai bekerja lagi. sayapun buru buru mengantarkannya karena takut kantor pos akan tutup, mengingat hari ini adalah jumat, kata orang kan jumat -hari pendek-. saya tidak tahu apanya pula yang pendek, padahal tetap saja jarum berputar 24 kali di hari jumat.

setelah mengirim surat, bercakap cakap sedikit dengan pegawai kantor pos. ternyata kantor pos tidak libur besok,  seninpun mereka tidak libur, katanya mereka tiap hari bekerja kecuali minggu, wah bukan main, hebatnya, saya baru tahu ini.

sebelumnya saya sempat pikir, kalau kantor pos buka hanya 3 kali seminggu, mengingat canggih canggihnya zaman modern ini, dan banyak nya tempat-tempat pengiriman lain yang lebih maju. pasti sudah jarang dikunjungi, (waduh, pikiran saya ini ternyata salah besar) -.-. ternyata kantor pos tetap buka dan setia menunggu orang-orang yang hendak mengirim, apa pun itu. ^^

sayapun pulang dengan naik angkot, dengan arah jurusan malalayang (salah satu nama jalan di kota Manado) di angkot pak sopir bercerita dengan salah satu temannya yang sama-sama duduk dimuka, saya yang duduk tepat di belakang pak sopir terkadang memperhatikan pembicaraan mereka.

tak lama pak supir berhenti hendak mengambil penumpang yan lain,

ibu : pak boleh rumah sakit??

sopir angkot : ohhh, maaf tidak bu.

angkot pun melaju kembali, pak sopir menjelaskan, dia tidak menerima mengantarkan ibu itu ke rumah sakit dengan alasan kalau masuk rumah sakit mobil akan jauh mendaki ke atas, dan katanya akan boros bensin.

awalnya saya pikir selain alasan pak sopir diatas, mungkin karena jumlah penumpang yang hendak ke rumah sakit hanya seorang, karena biasa yang saya alami, kalau ada 3 atau 4 penumpang yang hendak ke rumah sakit, sopir pasti akan mengiyakan langsung permintaan penumpang.

tidak lama setelah angkot berjalan lagi, ada 3 penumpang yang hendak naik.

3 penumpang : om, boleh rumah sakit???

supir angkot : ohh, maaf tidak..

3 penumpang : kami bayar lebih , 10.000 boleh??

supir angkot : tidak, maaf ^_^

angkot pun berjalan kembali.

"tadi, qt so tolak itu penumpang ibu yang pertama, biar jo dorang bayar lebih, qt tetap ni mau noo, qt biar cuma supir angkot bagini, mar qt punya prinsip, pekerjaan apapun torang itu, torang tetap harus pegang teguh" cerita pak supir dengan orang yang disebelahnya

waaaaaaaaaaah, saya tercengang mendengar perkataan pak sopir ini "saya, walaupun hanya sopir angkot, tetap punya prinsip, apapun pekerjaan kita harus pegang teguh" betul sekali padahal kalau mau di pikir pak sopir, bisa saja dapat untung dengan mengambil 3 penumpang tadi, di bayar 10.000 pula, sewa angkot normalnya kan hanya 2.000 / orang.

pak sopir tidak mengambi 3 penumpang tadi dengan alasan, sudah menolak ibu pertama yang hendak ke rumah sakit tadi...

di jalan juga tadi pak sopir sempat mengambil penumpang yang sama-sama sopir angkot, kata temannya ban angkotnya kempes, setelah teman sopir angkot itu turun, dia pun tidak mau mengambil uang dari teman sopir angkotnya itu, padahal jaraknya cukup jauh tempuhnya.

kata pak sopir angkot, sesama sopir angkotkan harus saling menolong, saya pun tertawa mendengar perkataan itu.. ^_^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun