[caption id="attachment_317502" align="alignleft" width="259" caption="dari google"][/caption]
Tuhan, menurutmu hidup bagaimana?
sekarang, hidup kurasakan pahit. memang sangat pahit, sepahit yang kurasakan ini
Tuhan, tak ada yang ingin ku katakan selain tulisan lusu ini
Dimana letak keadilan yang dulu mereka kibarkan?
Dimana rasa mereka, yang dulu di pertontonkan?
Tuhan, aku ingin menjadi hitam, hitam yang sangat pekat di malam hari.
Mereka luluh, saya luntah, mereka menangis, saya mengais
Tuhan, saya menangis karena duniamu,
Tuhan, saya lalai karena duniamu,
Waktu telah berlari, biarlah, aku memang tak inginkan dia kembali lagi
Tak ingin cerita yang indah di kenang lagi
Tak ingin waktu yang buruk mencuriku lagi
Biarkanlah waktu berlari,
Tapi,
Kenapa dia berlari meninggalkan aku dengan purukkannya.
Waktu kenapa kamu begitu kepadaku, apakah aku tak pantas mengaturmu?
Tuhan, tahukah Kau terkadang waktu itu bersengkokol dengan mereka yang punya,
Waktu mau berdiskusi dengan mereka yang punya,
Tapi,
Tuhan,
Aku tak punya, aku tak punya, orang yang tak punya.
Tolong ajarkan sabar tanpa tangis itu bagaimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H