Mohon tunggu...
Rose Pratiwi
Rose Pratiwi Mohon Tunggu... -

A mother with 2 daughters, just strat to learn how to write dan I love it.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Kami Menolak Kehadiran Rumah Sakit Hosana Cikarang Baru di Tempat Kami

27 Oktober 2013   23:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:57 3549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita punya kesempatan dan dana, tentunya hal yang paling mendasar yang ingin kita miliki adalah sebuah rumah. Saat kita menimbang-nimbang untuk membeli sebuah rumah, kita akan berpikir bahwa rumah tersebut tentunya akan kita tempati bersama keluarga tercinta dan dalam jangka panjang, malah kalau perlu sampai kita tua nanti.

Lalu mari kita bersama-sama membayangkan, setelah bertahun-tahun kita tinggal di rumah milik sendiri, dengan lingkungan yang nyaman, tenang dan bersih, berdirilah sebuah Rumah Sakit di dalam areal pemukiman tempat kita tinggal.

Rumah kita yang nyaman, akan berubah drastis menjadi tempat yang tidak menyenangkan. Apalagi dengan adanya pemandangan Instalasi Gawat Darurat yang menghadap ke arah rumah kita, ditambah dengan adegan orang muntah-muntah di halaman dengan suara keras, kamar jenazah yang menghadap ke rumah kita, adanya tumpukan sampah Rumah Sakit bahkan pemandangan orang sakit yang dipapah di kursi roda, yang membuat anak-anak kami menjadi takut. Itu bukan cerita dalam Sinetron, tapi merupakan kenyataan yang saat ini terjadi di areal pemukiman kami. Tepatnya di area RW 11 Mekar Indah - Perumahan Kota Jababeka, Cikarang.

Sudah sejak dimulainya pembangunan Rumah Sakit tersebut, sekitar awal tahun 2012, warga sudah menyampaikan penolakannya terhadap pendirian Rumah Sakit, bahkan pihak RW pun sudah mengingatkan bahwa sebaiknya rencana tersebut dibatalkan karena warga pasti akan keberatan. Namun pihak Rumah Sakit tidak mempedulikan warga, pembangunan tetap berjalan bahkan sudah diresmikan sambil sempat membuat warga sulit keluar masuk jalan selama beberapa hari karena adanya tenda mewah yang dibangun di tengah jalan untuk acara peresmian.

Karena kenyamanan warga sudah mulai terusik, dan dengan adanya sebuah pertanyaan besar : mengapa warga sudah menolak tapi Rumah Sakit bisa berdiri, maka mulailah kami bergerak untuk mencoba melihat beberapa persyaratan mendasar yang harus dipenuhi untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit.

Sungguh sangat mengejutkan karena ternyata surat persetujuan warga sudah ada, padahal hampir semua dari kami MENOLAK pembangunan Rumah Sakit tersebut. Dari peraturan bahwa tetangga depan, belakang, kanan, kiri harus tanda tangan dan setuju, hanya ada tiga tanda tangan yang benar-benar milik warga dimana salah satunya adalah warga yang memiliki ruko yang lokasinya cukup jauh dari Rumah Sakit. Nama-nama lainnya bukan merupakan warga yang tinggal di jalan kami, malah ada sebuah nama yang ternyata hanya seorang karyawan di sebuah Rumah Makan yang diklaim oleh pihak Rumah Sakit sebagai tetangga mereka. Tapi fakta yang lebih membingungkan adalah ada warga kami, yang jelas-jelas hanya bertempat tinggal sekitar 5 langkah dari Rumah Sakit, tidak pernah didatangi sekalipun. Sementara pihak Rumah Sakit bersikeras bahwa mereka sudah berkeliling meminta tanda tangan warga satu per satu, sampai malam, dan ternyata tidak bisa ditemui. Padahal kenyataannya, banyak warga yang tidak pernah didatangi oleh mereka. Jika memang mereka berniat baik, sampai kapan pun mereka akan menunggu untuk bertemu dengan kami meminta persetujuan. Dengan adanya tanda tangan dari non warga dengan status yang tidak jelas, pihak Rumah Sakit telah menempatkan warga sebagai pihak yang dirasa bisa dibohongi dan diakali.

Malah jika dikaji lebih jauh lagi, mengapa pihak Rumah Sakit bisa mendapatkan surat ijin operasi sementara, dimana surat ijin tersebut diperoleh dari pihak instansi pemerintah yaitu Pemda, dengan tidak melihat kelayakan lokasi termasuk lahan parkir yang nyaris tidak ada, fasilitas pengolahan limbah yang memadai serta tata letak yang dibuat semaunya, karena memang area tersebut adalah area pemukiman.

Dalam dua kali pertemuan antara pihak Rumah Sakit dan warga, kami dengan jelas menyatakan bahwa kami MENOLAK KEBERADAAN RUMAH SAKIT HOSANA CIKARANG BARU DI DALAM AREAL PEMUKIMAN KAMI. Tapi kami tidak pernah menentang berdirinya Rumah Sakit tersebut, asalkan didirikan di lokasi yang sudah diperuntukkan bagi Rumah Sakit atau klinik. Kami, warga jalan Anggrek, dengan didukung oleh teman-teman warga dari RW 11 adalah penduduk Indonesia yang mengerti hukum dan juga ciri khas bangsa Indonesia, yaitu musyawarah untuk mufakat.

Namun sampai saat ini pihak Rumah Sakit belum menunjukkan itikad baik untuk bermusyawarah dengan warga. Kami sudah mencoba bermusyawarah dengan mengatakan secara terus terang, bahwa marilah kita bersama-sama berpikir dengan hati nurani, bagaimana seandainya di sebelah atau depan rumah kita tiba-tiba dibangun sebuah Rumah Sakit.

Namun jika maksud baik untuk bermusyawarah malah diputarbalikkan dan kami dibenturkan dengan pihak-pihak lain, malah dicoba untuk dipecah, maka kami akan tetap maju dengan sikap penolakan tersebut. Jika memang visi mereka adalah ada untuk masyarakat, mengapa mereka mengambil lokasi di dalam areal pemukiman yang jalannya sempit dan akan sulit dicapai oleh masyarakat asli Cikarang ?

Selain itu, sudah banyak Rumah Sakit yang ada di sekitar perumahan kami. Dan yang patut diingat adalah bahwa RS ini bukan satu-satuny RS yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan bukan satu-satunya RS yang memiliki program Jamkesda. Sehingga tidak dapat dijadikan alasan bahwa RS ini berdiri untuk kebutuhan masyarakat karena visi misi serta program pemerintah yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun