Pengambilan Keputusan pada Kasus Dilema Etika di Sekolah

Berikut ini adalah implementasi yang lebih ringkas untuk kegiatan Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin:

1. Pelajari nilai-nilai kebajikan yang relevan.
2. Tingkatkan kesadaran diri dan pemahaman nilai-nilai kebajikan.
3. Komunikasikan nilai-nilai kebajikan kepada karyawan.
4. Terapkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan.
5. Pertimbangkan sudut pandang guru dan karyawan dalam pengambilan keputusan.
6. Lakukan evaluasi dan refleksi secara teratur.

Kegiatan di sekolah dalam waktu dekat yang berpotensi terjadi kasus dilema etika adalah:

1.      Rapat pleno kelulusan kelas XII,

Dalam rapat pleno kelulusan kelas XII, potensi dilema etika dapat terjadi karena keputusan yang subjektif, interaksi personal, kebijakan sekolah yang berlawanan dengan nilai etika, dan tekanan dari luar. Untuk menghindari dilema etika, anggota rapat pleno harus memastikan keputusan didasarkan pada kriteria yang jelas dan objektif, menghindari interaksi personal dengan siswa, dan tidak membiarkan tekanan dari pihak lain mempengaruhi keputusan.

2.      Rapat pleno kenaikan kelas dan

Dalam rapat kenaikan kelas, potensi dilema etika dapat terjadi karena perbedaan kriteria penilaian antar guru, interaksi personal dengan siswa, tekanan dari orang tua siswa, dan kebijakan sekolah yang bertentangan dengan nilai etika. Untuk menghindari dilema etika, guru harus memastikan keputusan didasarkan pada kriteria yang jelas dan objektif, menghindari interaksi personal dengan siswa dan orang tua siswa, dan tidak membiarkan tekanan dari pihak luar mempengaruhi keputusan.

3.      Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah untuk tahun 2023/2024

Dalam rapat RAPBS sekolah, potensi dilema etika dapat terjadi karena perbedaan prioritas penggunaan dana, pengelolaan dana yang tidak transparan, interaksi personal, dan pengaruh pihak luar. Untuk menghindari potensi dilema etika, anggota rapat harus memastikan keputusan didasarkan pada prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Mereka juga harus menghindari interaksi personal dan tekanan dari pihak luar, serta memastikan keputusan didasarkan pada kebutuhan penting dari setiap aspek sekolah.