Marwan Jafar, Mantan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal sedang gerilya di berbagai daerah di Jawa Tengah. Tentunya hal itu bukan tanpa alasan. Marwan nampaknya sedang mengenalkan dirinya ke publik karena ingin mencalonkan diri sebagai gubernur pada Pilgub Jateng 2018.
Entah karena merasa cukup punya kapasitas dan popularitas atau sekadar ingin menduplikasi keberhasilan Anis Baswedan sebagai sesama mantan Menteri. Kalau kapasitas, publik sepertinya sudah paham bahwa kapasitas Marwan jelas masih dipertanyakan. Selain label sebagai menteri pecatan Jokowi, mantan ketua Fraksi PKB DPR RI itu juga tak cukup populer di Jateng.
Alasan sebagai peniru Anies Baswedan lebih mungkin dikedepankan. Terlebih, start “kampanye”-nya juga menjiplak cara-cara Anies dengan berusaha “menyerang” petahana. Alih-alih berjualan program, selama keliling Jateng, Marwan acapkali mengeluarkan statement yang menyerang personal Ganjar Pranowo.
Namun strateginya itu rupanya menjadi blunder. Publik justru tidak suka dengan “serangan dini” Marwan. Publik bertanya-tanya mengapa Marwan bertindak curang dengan melancarkan tackle sebelum wasit meniup peluit tanda pertandingan mulai.
Di sisi lain, ketika Marwan menuding calon lawannya, publik justru lebih banyak melihat noda yang ada di baju Marwan sendiri. Karena ternyata Marwan juga mempunyai sejumlah borok yang kini terkuak kembali. Benar kata pepatah: Ketika satu jari menuding orang lain, empat jarimu menuding dirimu sendiri.
1. Dicopot Jokowi karena kinerja jeblok
Ketika reshuffle kabinet melengserkan Marwan, orang pun bertanya: apa kesalahan politisi PKB itu. Ternyata dia tak bisa kerja. Raportnya sebagai Menteri Desa hanya lima alias merah. Maka menjadi aneh kalau Marwan banyak mencela petahana soal kemiskinan di desa padahal dia sendiri ketika diberi tanggung jawab membangun desa ternyata gagal total.
Sumber:
a. KInerja Menteri dari PKB Rendah http://www.rmol.co/read/2016/01/04/230536/Kinerja-Rendah,-Menteri-Dari-PKB-Layak-Dicopot-
b. Alasan Marwan Pantas Ditendang dari Kabiner http://politik.rmol.co/read/2016/04/08/242517/Inilah-Alasan-Marwan-Jafar-Pantas-Ditendang-Dari-Kabinet-
2. Gunakan Kekuasaan untuk Kepentingan Politik
Semasa menjadi Menteri Desa, Marwan ditengarai menggunakan kekuasannya untuk merekrut Pendamping Desa. Padahal seharusnya dia bisa menggunakan tenaga PNPM untuk menjalankan program penampingan desa sebagai amanat UU Desa. Tapi tidak. Marwan justru menafikan sepuluh ribu lebih pendamping PNPM kemudian merekrut orang baru. Tindakan ini oleh sejumlah pengamat dinilai sengaja dilakukan. Marwan sengaja merekrut orang2nya sendiri (atau kader PKB) sebagai pasukan untuk mengawal PKB dalam Pilpres 2019 dan sekarang Pilgub Jateng 2018. Ironis lagi, kabarnya para pendamping desa ini diwajibkan menjadi kader partai dan rela menyisihkan 10% gajinya untuk partai.
Sumber:
a. Pendamping Desa Dipolitisasi http://koran-sindo.com/page/news/2015-10-27/0/4/Pendamping_Desa_Diduga_Dipolitisasi
b. PKB dan Politisasi Pendamping Desa http://m.inilah.com/news/detail/2247889/pkb-dan-isu-politisasi-pendamping-desa
c. Marwan Politisir Pendamping Desa http://www.kompasiana.com/rabiah_pnpm/singkirkan-pendamping-pnpm-marwan-jafar-politisir-program-pendampingan-desa_555688956523bdca439949e6
3. Plagiat Tulisan Mahasiswa
Berita peniruan atau penjiplakan, rupanya bukan sekali ini menerpa Marwan. Ketika masih menduduki jabatan Ketua Fraksi PKB DPR RI, santer diberitakan ia memlagiat tulisan seorang mahasiswa bernama Jusman Dalle, Humas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Makassar 2009/2011. Tulisan Marwan yang dituding plagiat itu dimuat di halaman Pendapat koran Tempo Edisi 13 Januari berjudul Pengelolaan Energi Libya pasca-Qadhafi. Marwan dituding menjiplak tulisan milik Jusman yang juga Analis Society Research And Humanity Developmnet (SERUM) Institute ini yang sudah dipublikasikan di beberapa forum internet pada 28 Maret 2011. Tulisan Jusman itu berjudul Perang Ideotik Libya (http://www.detiknews.com/read/2011/03/28/083135/1602442/103/perang-ideotik-libya).
Sumber:
a. Marwan Plagiat Tulisan Mahasiswa http://www.tribunnews.com/nasional/2012/01/13/marwan-jafar-dituding-plagiat-tulisan-mahasiswa
b. Ketahuan Nyontek Marwan Salahkan Staf https://nasional.sindonews.com/read/558863/12/ketahuan-nyontek-marwan-jafar-salahkan-staf-1326806846
c. Ketua Fraksi PKB Plagiat http://nasional.news.viva.co.id/news/read/279805-ketua-fraksi-pkb-marwan-ja-far-diduga-plagiat
d. Marwan Ja'far: Balada Menteri Plagiat https://chirpstory.com/li/237065
e. Korupsi Intelektual Marwan http://bulansabit-kembar.blogspot.co.id/2014/10/lakukan-korupsi-intelektual-marwan.html
4. Ketinggalan Pesawat kok Marah-marah...
Ceritanya, Marwan akan naik pesawat ke Yogya untuk menghadiri seminar nasional di UGM, 24 Februari 2016. Namun ia telat tiba di bandara Soekarno Hatta sehingga ketinggalan pesawat. Seketika itu Marwan marah-marah dan berkoar meminta Dirut Garuda Indonesia diganti.
Benar-benar sikap seorang negarawan dan potret pejabat yang merakyat. Baru ketinggalan pesawat saja kok marah-marah hebat sampai minta orang dicopot dari kursi. Bayangkan wewenang yang ia punya ketika memimpin 35 juta rakyat Jateng, 16.000 PNS dan satpolPP. Jangan-jangan kalau beneran jadi gubernur, satu orang telat rapat, pejabat seluruh SKPD ia ganti. Makanan telat datang, seluruh pegawai restoran ia minta pecat. Mau punya gubernur pemarah seperti ini?
Sumber:
a. Menteri Marwan dan Garuda Indonesia http://www.rappler.com/indonesia/123809-menteri-pdtt-marwan-jafar-garuda-indonesia
b. Marwan ketinggalan pesawat https://chirpstory.com/li/305264
c. Telat Chek In, Marwan Minta Direksi DIganti http://forum.detik.com/anjir-telat-check-in-ditinggal-terbang-marwan-jafar-minta-direksi-t1344052.html
d. Marwan Ndesoni dan Tertinggal http://m.wartaekonomi.co.id/berita91738/sadis-pengamat-sebut-marwan-jafar-ndesoni-dan-tertinggal.html
e, Fadli Zon Sindir Marwan http://m.rmol.co/read/2016/02/26/237304/Fadli-Zon:-Marwan-Jafar-Jangan-Marah-Karena-Kesalahan-Sendiri-
5. Terlibat Korupsi Nazaruddin
Mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazarudin menyatakan Marwan Jafar menerima uang US$200.000 terkait dengan upaya untuk memuluskan proyek. Pernyataan ini diungkapkan Nazaruddin seusai menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (6/1/2016). Nazaruddin kembali menyebut nama Marwan ketika diperiksa dalam kasus dugaan korupsi alat kesehatan (alkes) Rumah Sakit Khusus untuk Pendidikan Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana, Bali. Dia menuturkan uang tersebut dibawa oleh mantan pegawai Permai Group, Saiful Bahri, dan diterima oleh politisi PKB yang juga pernah menjadi Menteri Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tersebut.
Jateng saat ini sedang gencar melawan pungli dan korupsi. Sangat tidak relevan kalau justru ada sosok yang disebut-sebut terima uang korupsi mau naik jadi pemimpin di Jateng ini.
Sumber:
a. Nazar Sebut Marwan Jafar Terima US$200.000 http://www.solopos.com/2016/01/06/kasus-wisma-atlet-nazar-sebut-marwan-jafar-terima-us200-000-678188
b. Nazaruddin Kembali Seret Marwan dan Muhaimin http://nasional.kompas.com/read/2016/02/05/15213871/Diperiksa.KPK.Nazaruddin.Kembali.Seret.Nama.Marwan.dan.Muhaimin
c. Nazaruddin Tuding Ibas Alirkan Uang ke Marwan Jafar http://nasional.kompas.com/read/2015/03/17/21190901/Nazaruddin.Tuding.Ibas.Alirkan.Uang.ke.Marwan.Jafar
d. Video Kesaksian Nazaruddin Sebut Nama Marwan https://www.youtube.com/watch?v=n7zPdJbvRSk
6. Pilkada Jateng mau dijadikan seperti DKI?
Kalau provinsi Jateng mau maju seperti Jakarta sih boleh-boleh saja. Tapi kalau dalam hal perang ujaran kebencian seperti yang tergambar dalam Pilkada DKI Jakarta kemarin, bagaimana? Celakanya bibit-bibit permusuhan itu justru ditebar oleh Marwan Jafar dan orang-orangnya.
Sumber:
a. Marwan Sebut Ganjar Hanya Pencitraan http://regional.kompas.com/read/2017/05/20/13203261/marwan.jafar.sebut.ganjar.hanya.pencitraan.atasi.kemiskinan.di.jateng
b. Emak-emak Bicara Pilkada https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3509843/ketika-emak-emak-magelang-bicara-pilkada-di-daerahnya
c. Ibu Pengajian Dukung Marwan https://radarsemarang.com/2017/05/25/ibu-ibu-pengajian-dukung-marwan/
Marwan menggunakan strategi menyerang petahana secara membabi buta, persis seperti Anies-Sandi di DKI. Alih-alih menampilkan program, Marwan justru menyerang petahan secara personal dengan menyebutnya pencitraan. Hanya berselang beberapa hari, ada demo ratusan ibu-ibu di Magelang soal Pilkada DKI. Tentunya mudah mencari siapa di balik demo itu dengan hanya menengok poster yang dibawa ibu-ibu itu. Ternyata poster itu bertuliskan menjelek-jelekkan petahana dan mengunggulkan Marwan Jafar. Usut punya usut, ternyata ibu-ibu itu digalang melalui pengajian kemudian setelah itu dikomando memegang poster dan teriak-teriak di pinggir jalan.
Hmmm.. menggunakan perangkat agama untuk tujuan politik praktis. Sebuah metode yang tidak asing lagi bukan? Dengan cara sama, maka muaranya akan sama: Perang kebencian, saling hasut dan hoax dimana-mana.
Tapi saya yakin rakyat Jateng sudah cerdas. Rakyat Jateng tidak akan menolerir hal-hal demikian. Jateng masyarakatnya rukun, gayeng, dan tentrem. Tidak boleh diubah menjadi saling benci dan perang hanya untuk kepentingan seseorang yang ingin jadi gubernur.
Buktinya cara-cara Marwan tidak disukai warganet. Marwan menjadi bulan-bulanan bully netizen karena kampanyenya menggunakan cara-cara kotor. Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/917476-kritik-pedas-ganjar-marwan-jafar-di-bully-netizen
Tulisan ini saya akhiri dengan permohonan kepada Pak Marwan Jafar dan segenap tim media yang menyertai. Kalau boleh, mohon jangan kalian bawa peran dan kebencian di Pilgub DKI Jakarta ke Jateng ini. Tolong Pak Marwan. Saya bukan pendukung calon manapun, saya bahkan tidak peduli siapa yang menang di Pilgub tahun depan. Saya hanya peduli satu hal: Jateng yang tenteram dan damai ini, jangan diobok-obok lagi.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H