Mas, katanya jamaah shalat shubuh di Turki kayak shalat jum'at, opo bener ?
Itu sepenggal pesan dari seorang teman, yang masuk ke ponsel saya melalui WhatsApps. Saya sebenarnya bingung untuk menjawabnya, pada satu sisi memang saya pernah membaca pesan berantai tersebut. Disisi lain, saya baru dua kali datang ke Turki, dan itupun hanya berada di Istanbul, jadi belum bisa dikatakan tekah mengunjungi Turki secara keseluruhan. Apalagi selama acara yang saya hadiri, panitia menyediakan satu hall yang difungsikan sebagai masjid untuk peserta yang datang dari puluhan negara. Jadi saya tidak memiliki kesempatan untuk shalat subuh di Masjid.
Ketika saya berkesempatan untuk shalat Jum'at di masjid biru, masjid tersebut memang penuh. Halaman depan dipenuhi dengan para jamaah, lantai atas juga dipenuhi jamaah perempuan. Hal itu saya lihat sebagai hal yang wajar, karena daerah ini memang lokasi wisata, yaitu seputaran Sultan Ahmad.
Namun, saya melihat kebanyakan yang hadir adalah para wisatawan, tidak ada antusiasme warga lokal seperti yang mungkin kerap kita lihat di Mekah dan Madinah. Bahkan, guide dan sopir saya orang Turki yang juga muslim juga tak begitu mau ketika saya ajak shalat jum'at. Setelah, sedikit dipaksa, akhirnya mau juga ikutan shalat jum'at bersama.
Kesempatan kedua, saya shalat dhuhur dan ashar di masjid jami' Utsmaniyyah, tepatnya ada di samping pintu belakang grand bazar. Yang hadir hanya bisa dihitung dengan jari, terlihat satu orang polisi yang sedang menjaga lokasi tersebut. Mungkin hal ini dimaklumi, karena saya datang pas hari minggu, yang semua toko di grand bazar tutup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H