Tidak, rasa sesak dan sakit pun bagi banyak orang adalah candu.
"Terdengar menyedihkan dan mengerikan." Aku menimpali jawaban dengan kesimpulan sendiri.
Tidak, tentu tidak.
Sebatang ini tak pernah terlalu lama untuk habis. Sebatang sudah habis, sebelum perhatian dan iba mampir.
Sebatangku pun habis. Pahit, getir, sesak, dan perih di dada siap diadu dengan tajamnya dunia nyata.
Seri "Dariku" nomer dua hadir. Tulisan ala buku harian ini masih bisa mengalir. Mudah-mudahan bisa berlanjut nomer-nomer berikutnya. Semoga bisa dinikmati.
Hatur nuhun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!