Geomorfometri merupakan salah satu cabang dari Ilmu Geomorfologi, di mana Geomorfologi itu sendiri secara sederhana merupakan ilmu yang mengkaji bentuk permukaan bumi serta proses-proses yang terkait.Â
Geomorfometri kemudian mengerucut lebih fokus kepada ilmu yang mempelajari konfigurasi permukaan bumi secara kuantitatif. Perkembangannya secara keilmuan, geomorfometri lebih condong kepada upaya mengekstraksi informasi kuantitatif dari permukaan bumi.Â
Pengaplikasian informasi geomorfometri pada dasarnya berkaitan dengan parameter permukaan bumi lain, seperti geologi, hidrologi, iklim, juga objek-objek di permukaan bumi (seperti sungai maupun objek tutupan lahan) dengan penekanan pada input data digital permukaan dan operasi perangkat lunak.Â
Perkembangan teknologi terkait Model Elevasi Digital (lebih dikenal dengan istilah DEM atau Digital Elevation Model) dan operasi Sistem Informasi Geografis yang menjadi dasar teknis geomorfometri, tentu menghadirkan perubahan.Â
Topografi hampir seluruh luasan Bumi saat ini telah  dipindai, sehingga DEM sudah tersedia meski pada skala yang bervariasi. Operasi SIG kini pun memungkinkan proses pengolahan yang dahulu lebih rumit untuk dilaksanakan.Â
Seiring perkembangan tersebut, ekstraksi parameter permukaan darat dalam geomorfometri menjadi lebih kaya untuk kemudian diaplikasikan di berbagai bidang modern kini, antara lain:
- Kajian tanah, informasi geomorfometri berkaitan erat dengan unit-unit geomorfologi yang menjadi ruang pembatas dalam konteks kajian tanah.
- Evaluasi lahan, pada dasarnya kemampuan dan kesesuaian lahan memerlukan informasi topografi. Geomorfometri yang juga berkaitan dengan topografi berpengaruh terhadap karakteristik tanah sebagai media utama, bahaya erosi dan beberapa bencana, serta tingkat kesulitan rekayasa untuk kebutuhan tertentu.
- Ekologi bentang lahan, berkaitan dengan proses ekosistem dan distribusi spesies
- Aplikasi hidrologi, Karakter fisik alami permukaan yang salah satunya adalah geomorfometri bersama-sama dengan faktor yang dapat diintervensi manusia akan mempengaruhi perilaku hidrologi.
Indonesia sendiri tak ketingggalan inovasi dan aplikasi dalam cakupan informasi geospasial, di mana geomorfometri termasuk di dalamnya. Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam rilisan dari kegiatan National Security Leader's Forum Jakarta 2017 akan mengakomodir informasi geomorfometri dalam wujud Peta Morfometri Bentang Lahan skala 1:50.000 beberapa wilayah di Indonesia.Â
Selain aplikasi populer yang telah dijabarkan di atas, Peta Morfometri Bentanglahan dalam skema Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) dikategorikan sebagai Informasi Geospasial Tematik (IGT) Potensi.Â
IGT Potensi kemudian akan diintegrasikan dengan IGT Lingkungan, IGT Perencanaan Ruang, IGT Utilitas, dan IGT Status. Pada akhirnya, integrasi peta-peta tersebut memiliki kegunaan untuk meningkatkan kualitas penataan ruang pada berbagai tingkatan administrasi, meningkatkan laju perencanaan proyek infrastruktur prioritas, memperkaya informasi terkait lokasi usaha/kegiatan, peruntukan lahan, dan perizinan, serta menjadi informasi spasial dasar untuk berbagai kebutuhan terapan lanjut di ranah inovasi sains dan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H