Mohon tunggu...
Rozani NurulfazriH
Rozani NurulfazriH Mohon Tunggu... Mahasiswa - A Learner

Yuk, baca bersama dengan seksama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Awasi Si Kecil Selalu! Pelecehan Seksual Sudah Tidak Mengenal Usia

13 Juni 2021   17:37 Diperbarui: 13 Juni 2021   17:41 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Menilai kompetensi untuk bersaksi

Psikolog berperan jika memang dibutuhkan oleh hakim. Tugasnya tersebut adalah melakukan modifikasi dari beberapa prosedur yang biasanya digunakan untuk orang dewasa.

3. Mempersiapkan anak untuk bersaksi

Psikolog memiliki peran mempersiapkan anak untuk bersaksi di pengadilan yaitu membuat anak senyaman mungkin dan mengurangi stres di dalam ruangan. 

Cara tersebut contohnya adalah memperbolehkan anak duduk di lantai, membuat ruangan lebih rileks, dan memperbolehkan anak membawa mainannya ke dalam ruangan asal tidak mengganggu jalannya sidang.

4. Bersaksi sebagai saksi ahli

Setiap pihak terkait bisa saja menjadikan psikolog forensik sebagai saksi ahli. Dalam hal ini, peran psikolog forensik sebagai saksi ahli adalah untuk menjelaskan kondisi psikologis anak, baik sebagai saksi ahli yang melakukan pemeriksaan atas anak maupun tidak (Kusumowardhani, 2017).

5. Menilai Dugaan Anak

Psikolog berperan menilai dugaan yang disampaikan oleh orang yang melaporkan, dengan menggunakan teknik wawancara pada korban.

Kasus pelecehan seksual pada anak ini banyak terjadi dimana-dimana, namun sedikit yang terlaporkan. Hal ini dapat terjadi karena baik itu orang tua maupun masyarakat luas, masih tabu akan bahayanya pelecehan seksual pada anak. 

Selain itu, masyarakat luas terutama orang tua zaman dahulu, masih menganggap perilaku tersebut sebagai hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang pada anak kecil. Kemudian, penyebab yang tidak kalah penting lainnya adalah banyak yang ketika akan melaporkan kasus tersebut malah terhambat dikarenakan kurangnya bukti yang konkrit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun