Mohon tunggu...
Royhan Rohman
Royhan Rohman Mohon Tunggu... -

pekerja keras pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Kenapa JK dan Djan Faridz Dukung Jokowi

17 September 2012   12:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:20 3048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pencalonan kandidat gubernur DKI Jakarta tidak lepas dari peran penting pengusaha sebagai pemberi dana. Menteri Perumahan Rakyat yang juga pengusaha properti, Djan Faridz, disebut  sebagai salah satu donatur pasangan calon Jokowi-Ahok.

Djan merupakan pengusaha properti yang membesarkan Tanah Abang. Berdasarkan situs djanfaridz.com, pria kelahiran 5 Agustus 1950 ini tercatat sebagai direktur utama PT Priamanaya Djan International dari 1996-sekarang. Priamanaya Group merupakan perusahaan properti yang salah satunya menggarap pembangunan Pasar Tanah Abang Blok A dan B.

Namun dalam perjalanannya, PD Pasar Jaya mengalami kerugian dalam kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan pengelola Blok A Pasar Tanah Abang. Setelah dilakukan audit, kerugian mencapai Rp179 miliar.

Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mendesak dilakukan renegosiasi kontrak yang rencananya  dilakukan akhir tahun ini. Bahkan Direktur PD Pasar Jaya, Djangga Lubis, mengatakan akan mengambil langkah hukum jika renegosiasi menemui jalan buntu.

Salah satu klausul dalam perjanjian yang merugikan PD Pasar Jaya, yakni mengatur pengelolaan Blok A Tanah Abang akan diserahkan kepada PD Pasar Jaya bila penjualan kios melampaui 95 persen. Namun, hingga kini kios yang terjual baru 42 persen.

Karena klausul 95 persen tak kunjung terpenuhi, itu berarti pengelolaan masih merugi. Kemudian, akibat masih merugi, Pasar Jaya hanya mendapat jatah bagi hasil Rp100 juta per bulan, dan Priamanaya terus memegang hak pengelolaan pasar. Kabarnya Djan Faridz berang dengan rencana itu. Selain itu, Djan juga kecewa dengan kebijakan moratorium mal. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghentikan sementara penerbitan izin pembangunan pusat perbelanjaan hingga akhir 2012.

Djan ngotot program pembangunan 1.000 tower rumah susun sederhana milik atau rusunami tetap berjalan. Salah satu pasar potensial yang dibidiknya adalah Jakarta. Agar program ini berhasil, dia berharap Pemerintah Daerah (Pemda) luwes memberi kemudahan perizinan.

Sebenanrnya program rumah susun 1000 tower ini adalah warisan mantan Wapres Jusuf Kalla sejak 2007 lalu. Hingga saat ini JK tetap berharap proyek itu berlanjut. Dalam Pilkada DKI 2012 ini, JK secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Jokowi. "Jakarta ini harus diatur bersama. Saya tidak punya harapan lagi pada Foke. Soalnya Foke maunya sendiri," kata JK seperti dikutip dari Tempo.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini geram dengan sikap Foke yang tidak mengikuti keinginannya untuk menggarap proyek 1000 tower. JK juga salah satu orang penting pencalonan Jokowi. "Sayalah yang pertama minta Jokowi ke Jakarta jadi Gubernur DKI. Dia (Jokowi) bingung ketika saya telepon," kata JK seperti dikutip dari ANTARA.

Entah apa motif di balik dukungan Djan dan JK kepada Jokowi. Yang jelas salah satu program yang ditawarkan Jokowi-Ahok adalah pembangunan super blok untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Berupa one stop living yang terdiri dari hunian vertikal (rumah susun), ruang publik berupa taman, pasar, dan pusat layanan kesehatan. Saya berharap Jokowi tidak menjadi boneka mereka yang kecewa pada Foke. Tapi, bukankah tidak ada makan siang gratis?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun