Mohon tunggu...
Royhan Rohman
Royhan Rohman Mohon Tunggu... -

pekerja keras pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Jika Railbus Muncul di Ibukota

2 Mei 2012   08:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:50 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_178691" align="alignleft" width="360" caption="source: solopos.com"][/caption]

Rasanya iri juga melihat Solo memiliki Railbus, angkutan yang merupakan hibrida antara bus dan kereta. Interior dalamnya layaknya bus, namun ia berjalan di atas rel layaknya kereta. Sesuatu yang layak juga diberi kesempatan untuk menjadi solusi kemacetan.

Seperti banyak sejarah keberadaannya yang marak di Eropa pada sekitar tahun 20an, Railbus ini dibuat sebagai salah satu alternatif transportasi yang murah dan cepat. Kereta termasuk pilihan, namun masih kurang cepat. Belum lagi pada masa itu kereta beroperasi hanya pada jam-jam tertentu, sehingga sulit untuk mengaksesnya. Sudah begitu, material pembuatan kereta yang mahal juga menjadi pertimbangan. Sehingga muncullah ide membuat kereta dengan interior bis. Kendaraan ini memiliki relnya sendiri.

Nah, di Indonesia konsep Railbus ini mulai diadopsi. Yang pertama kali menggunakan Railbus adalah Sumatera Selatan. Railbus yang beroperasi sejak 19 Februari 2009 ini diberi nama “Railbus Kertalaya” yang meladeni jalur Kertapati-Indralaya.

Mungkin melihat kesuksesan Sumatera Selatan menggunakan Railbus, Solo pun ingin ikut serta. ‘Batara Kresna’ yang sudah diresmikan hampir setahun ini dikabarkan akan melayani rute Solo-Wonogiri. Pada saat itu, menteri Fredy Numberi-lah yang meresmikannya. Kabarnya, proyek Railbus ini telah menelan biaya Rp 16 milyar. Namun pada 25 April 2012 lalu, entah mengapa rute Solo-Wonogiri yang diresmikan pak menteri malah dialihkan ke rute Solo-Yogyakarta, dan rute yang malah dipersiapkan adalah Sukoharjo-Solo-Yogyakarta. Tanggal 20 Mei mendatang kabarnya akan disiapkan tiket seharga Rp 30 ribu untuk rute ini.

Railbus buatan PT Inka Madiun ini terdiri dari satu rangkaian dengan tiga gerbong dengan kapasitas 160 orang, berkecepatan maksimum 100 km/jam dengan tenaga out-put sebesar 560 Kw yang dibangkitkan dari mesin yang dipasang di rangka bawah. Bus kereta tersebut juga dilengkapi AC serta rak bagasi. Namun ternyata AC-nya masih mengalami kebocoran.

Railbus memang transportasi yang bisa dijadikan salah satu pilihan solusi kemacetan. Misalnya diterapkan di Jakarta, apakah relevan? Jokowi pernah menyatakan ke media bahwa jika dirinya terpilih ia akan membenahi masalah publik di Jakarta. Salah satunya dengan menyulap jalur busway menjadi jalur Railbus. Nah, yang jadi pemikiran saya, busway yang sudah punya jalur sendiri saja sering terjadi kecelakaan, bagaimana ya dengan Railbus? Lalu bagaimana jika ada jalurnya yang bertumbukan dengan jalur alat transportasi lainnya? Dulu Sutiyoso punya program monorail saja tidak selesai, ini Jokowi mau buat Railbus juga? Di Solo dananya habis 16 M, di Jakarta bisa berapa M ya? Nanti jangan-jangan nasibnya sama saja kayak monorail, yang tertinggal puing-puingnya saja tapi alat transportasinya tidak pernah ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun