Mohon tunggu...
Roy Gusta
Roy Gusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tidak ada

Unissula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Motivasi Kerja

26 Januari 2021   08:02 Diperbarui: 26 Januari 2021   08:18 10336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori-Teori Motivasi Kerja

     Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli dalam motivasi kerja ini, antara lain:
1)      Teori Kebutuhan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Abraham Maslow. Teori ini menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang munculnya sangat bergantung pada kepentingannya secara individu.
Maslow membagi kebutuhan manusia tersebut menjadi lima tingkatan (hierarki kebutuhan). Kelima tingkatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
 Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
 Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
 Kebutuhan akan rasa cinta, sosial, dan rasa memiliki (bersosialisasi dengan orang lain, diterima, saling memiliki)
 Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
 Kebutuhan aktualisasi diri:
-          kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
-          kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
-          kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya

2)      Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
Dalam teori ini dikemukakan bahwa, pada umumnya karyawan baru lebih cenderung untuk memusatkan perhatiannya pada kebutuhan mendasar dalam pekerjaan, terutama keamanan. Selanjutnya mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yg lebih tinggi, seperti kebutuhan inisiatif, kreativitas, dan tanggung jawab.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi:
a.       Faktor Kepuasan (satisfaction): prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan kemajuan
b.      Faktor Ketidakpuasan (dissatisfaction): kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, penggajian, hubungan kerja, kondisi kerja, keamanan kerja, dan status pekerjaan.

3)      Teori ERG (Clayton Alderfer)
ERG merupakan singkatan dari tiga kata, yaitu Existence, Relatedness, dan Grouth. Alderfer melanjutkan teori hierarki kebutuhan yang dihubungkan secara lebih dekat dengan hasil penelitian empiris, sehingga hasilnya mendekati kenyataan (real condition).
Secara konseptual hasil tersebut dapat dilihat persamaannya dengan teori kebutuhan Maslow, yaitu:
a)      Existence dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua (kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman)
b)      Relatedness senada dengan hierarki ketiga dan keempat (kebutuhan sosial dan kebutuhan penghargaan diri)
c)      Grouth mengandung makna yang sama dengan self actualization.

4)      Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang selalu membandingkan anatara masukan-masuka yang mereka berikan pada pekerjaannya dengan hasil yang diperoleh dari pekerjaannya tersebut. Dari sini muncul dua kemungkinan, antara lain keadilan (equality) dan ketidakadilan (inequality).
Sesuatu akan dikatakan adil apabila masukan-masukan sebagai sumbangan mereka kepada perusahaan sama dengan apa yang mereka terima dari perusahaan. Sebaliknya, ketidakadilan terjadi bila masukan-masukan tidak sama dengan apa yang mereka terima dari perusahaan.

5)      Teori Pengharapan (Victor Vroom)
Vroom mengatakan bahwa morivasi seseorang untuk mengupayakan usaha-usaha dalam tingkat tertentu adalah fungsi dari tiga hal:
         Harapan (expectancy) seseorang berkaitan dengan probabilitas yang upaya-upaya tersebut menuju kepada kinerja
        Pendekatan psikologis (instrumentaly), atau hubungan kepedulian dari kinerja yang berhasil dengan pencapaian penghargaan sesungguhnya
          Interaksi emosional (valence), yang menggambarkan nilai-nilai kepedulian orang tersebut terhadap penghargaan
Oleh karena itu dalam teori ini, motivasi adalah hasil dari 3 hal: Motivasi=(EIV). Jika E, I, atau V adalah nol atau tidak signivikan, maka tidak ada motivasi.
6)      Teori Lapangan (Kurt Lewin)
Teori ini merupakan kognitif untuk mempelajari prilaku dan motivasi. Teori lapangan lebih memfokuskan pada fikiran nyata seorang pegawai ketimbang pada insting atau habit. Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada suatu waktu. Kurt Lewin juga percaya pada pendapat para ahli psikologi Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya.
BAB III
Penutup

3.1  Kesimpulan
Motivasi berasal dari kata motive, yang berarti dorongan. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar.
Ada beberapa pendekatan dalam motivasi kerja:
  Pendekatan Tradisional (traditional approach), Pertamakali dikemukakan oleh Frederick W. Taylor dari manajemen ilmiyah (scientific management school).
  Pendekatan Hubungan Manusia (human relation model), Pendekatan ini selalu dikaitkan dengan pendapat Elton Mayo.

ROY GUSTA
30401900283
MJ3G

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun