Mohon tunggu...
Royas Aulia Subagja
Royas Aulia Subagja Mohon Tunggu... Guru - Lulusan S1 Pendidikan Sejarah UPI - PPG Pra Jabatan Universitas Galuh

Belajar dari kesalahan untuk upgrade di masa depan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata - Pembelajaran pada ZPD (Zone of Proximal Development)

15 Mei 2024   13:56 Diperbarui: 15 Mei 2024   13:58 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang subjek ini sebelum memulai proses pembelajaran tentang Zone of Proximal Development (ZPD), yang diciptakan oleh Lev Vygotsky. Saya baru mengetahui bahwa perkembangan perkembangan kognitif (ZPD) adalah bagian dari teori perkembangan kognitif yang menjelaskan perbedaan antara apa yang anak-anak dapat capai dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berpengalaman dan apa yang mereka dapat capai sendiri. Meskipun demikian, saya masih belum memahami sepenuhnya bagaimana konsep ini dapat digunakan dalam konteks pendidikan di Indonesia.

Setelah mempelajari konsep ZPD lebih dalam, saya menyadari bahwa ZPD adalah alat yang sangat berguna untuk membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka. ZPD menunjukkan betapa pentingnya peran guru dalam memberikan dukungan atau scaffolding yang tepat sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas yang sebelumnya tidak dapat mereka selesaikan secara mandiri. Selain itu, saya belajar bahwa ZPD terjadi ketika siswa ditantang untuk berkembang dengan bantuan dan dukungan dari guru.

Saya mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana ZPD dapat diterapkan dalam situasi pembelajaran yang berbeda di ruang kerja saya. Kami berbicara tentang berbagai strategi scaffolding, seperti memberikan petunjuk, melakukan demonstrasi, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Diskusi ini membantu saya memahami bagaimana teori ini dapat diterapkan dalam situasi pembelajaran yang berbeda. Selain itu, kami berbagi pengetahuan tentang cara mengidentifikasi ZPD setiap siswa dan menyesuaikan bantuan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka.

Saya mendapatkan banyak pengetahuan berharga dari proses demonstrasi kontekstual yang saya jalani bersama kelompok. Saya belajar pentingnya menyesuaikan metode pengajaran berdasarkan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa dari simulasi pengajaran yang menekankan penggunaan ZPD. Dari interaksi ini, saya juga belajar bahwa ZPD setiap siswa berbeda dan membutuhkan pendekatan yang berbeda. Selain itu, saya belajar untuk menjadi lebih fleksibel dan adaptif saat membantu siswa.

Sejauh ini, saya telah memahami bahwa proses pengembangan diri (ZPD) adalah konsep penting dalam pendidikan yang menekankan pentingnya dukungan dan kolaborasi selama proses belajar. ZPD membantu guru mengidentifikasi potensi siswa dan memberikan bantuan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan mereka. Namun, saya baru menemukan bahwa ZPD bukan hanya konsep teori tetapi juga alat praktis yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Untuk menerapkan ZPD, saya menyadari bahwa diperlukan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan unik siswa serta fleksibilitas dalam metode pengajaran.

Saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang metode scaffolding yang lebih khusus di masa depan dan cara menilai seberapa efektif mereka dalam berbagai konteks pembelajaran. Selain itu, saya ingin mempelajari penelitian terbaru tentang ZPD dan bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam pendidikan berbasis teknologi dan inklusif.

Saya menemukan hubungan antara ZPD dan konsep-konsep lain dalam pendidikan, seperti pembelajaran berbasis masalah, konstruktivisme, dan pembelajaran kolaboratif, melalui koneksi antara materi di mata kuliah yang sama dan di mata kuliah lain. Mata kuliah psikologi pendidikan memberikan dasar teoritis untuk memahami ZPD, dan mata kuliah metodologi pengajaran memberikan wawasan praktis tentang penerapan ZPD. Koneksi ini membantu saya

Untuk persiapan saya sebagai guru, pembelajaran ini sangat membantu. Saya lebih siap untuk memahami kebutuhan unik siswa dan menyediakan bantuan yang tepat untuk membantu mereka mencapai potensi belajar mereka. Dengan pengetahuan tentang ZPD, saya dapat membuat aktivitas pembelajaran yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Saat ini, saya menilai kesiapan saya dengan angka 8 dalam skala 1-10. Meskipun saya percaya diri dengan kemampuan dan pengetahuan yang telah saya peroleh, saya sadar bahwa masih banyak hal yang perlu saya pelajari dan terapkan. Pengalaman praktis di lapangan akan sangat membantu dalam meningkatkan kesiapan saya untuk tugas-tugas berikutnya.

Untuk memaksimalkan pemanfaatan ZPD, saya perlu terus memperbaiki keterampilan saya dalam observasi dan evaluasi untuk mengetahui ZPD masing-masing siswa. Selain itu, akan sangat membantu untuk mengikuti pelatihan dan workshop tentang teknik scaffolding dan strategi pengajaran yang adaptif. Untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan saran yang bermanfaat, saya juga perlu membangun hubungan dengan sesama guru dan pakar pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun