Mohon tunggu...
Royas Aulia Subagja
Royas Aulia Subagja Mohon Tunggu... Guru - Lulusan S1 Pendidikan Sejarah UPI - PPG Pra Jabatan Universitas Galuh

Belajar dari kesalahan untuk upgrade di masa depan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

13 Maret 2024   14:18 Diperbarui: 13 Maret 2024   14:26 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selamat bertemu para pembaca sekalian, kali ini saya akan mencoba merefleksikan berbagai hasil pemahaman saya mengenai pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam dunia pendidikan Indonesia, disini merupakan sebuah refleksi dimana untuk memenuhi tugas PPG Pra Jabatan di mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia. Didalamnya terdapat beberapa pertanyaan pemantik sebagai acuan dalam membuat artikel ini.

Selamat Membaca !

Pertanyaan Refleksi

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari topik ini?

Pengalaman mengajar yang masih minim membuat saya harus selalu mampu mengeksplorasi diri lebih jauh dalam hal ini menurut apa yang saya yakini terkait peserta didik dan pembelajaran ialah bahwa guru hanya bertugas menyampaikan materi dan selebihnya guru mengarahkan siswa untuk mengeksplor diri lebih jauh dan disini menjadi adanya guru yang berperan sebagai fasilitator.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini? 

Setelah mempelajari topik ini membuka pemikiran baru bahwa filosofi pendidikan yang dirumuskan oleh Ki Hadjar Dewantara pada masa lalu sangat visioner dan masih relevan di masa sekarang ini, bisa dilihat dari perkataan beliau dalam Sidang Senat UGM pada tahun 1956 yang menyatakan bahwa budaya harus selalu beriringan dengan pendidikan, zaman pasti berkembang namun budaya tetap harus dilestarikan, sehingga pemikiran tersebut menggugah hati saya dalam menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya tanah air dengan materi pembelajaran sejarah di kelas.

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

Bagi saya hal yang dapat saya terapkan agar mampu merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah dengan menumbuhkan kesadaran sejarah pada peserta didik, karena pada dasarnya budaya yang ada merupakan hasil transfer secara turun temurun dari leluhur kita yang membuat budaya itu ada sampai sekarang, maka apabila peserta didik tidak mengetahui asal usul atau sejarah budaya tersebut maka bagaimana siswa mau melestarikannya oleh karenanya merawat ingatan dan memori kolektif akan suatu budaya sangatlah penting dan harus ditanamkan bahkan lebih baik sejak dini.

Kemudian dalam hal ini saya akan merumuskan berbagai refleksi dan kesimpulan yang saya pelajari dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia ini yang berdasarkan pemahaman saya bahwa Ki Hadjar Dewantara adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam sejarah pendidikan Indonesia, dan pemikiran-pemikirannya masih relevan hingga saat ini. Oleh karenanya saya berusaha menyimpulkan beberapa pesan penting yang dapat saya rangkum kedalam beberapa poin sebagai berikut:

  1. Pendidikan berlaku Universal
    Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh pemikir yang sangat percaya bahwa pendidikan adalah hak semua orang, tanpa memandang kasta, status sosial, atau latar belakang ekonomi. Terlebih di masa Ia tumbuh dan dewasa adalah masa dimana pendidikan zaman kolonial yang hanya bagi golongan tertentu saja namun Ia memperjuangkan hak pendidikan untuk setiap individu, termasuk orang dewasa, dan meyakini bahwa akses pendidikan yang merata adalah kunci untuk mencapai kemajuan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

  2. Pendidikan yang Membentuk Karakter
    Selain memperjuangkan akses pendidikan yang luas, Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai budaya. Baginya, tujuan utama pendidikan adalah untuk membentuk individu yang berbudaya, berakhlak mulia, dan siap untuk berkontribusi positif bagi masyarakat, menurutnya pendidikan dan budaya harus berjalan selaras dalam membentuk peradaban sebuah bangsa, sehingga nilai-nilai budaya tetap dapat dilestarikan melalui pendidikan.

  3. Pendidikan yang Relevan dan Praktis serta Kemandirian dan Kebebasan Berpikir
    Menurut Ki Hadjar Dewantara yang sangat mendukung pendekatan pendidikan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Lewat inisiatifnya dalam mendirikan gerakan Taman Siswa, ia memperjuangkan konsep pembelajaran yang dapat diaplikasikan secara praktis dan relevan dengan kebutuhan serta realitas lokal sesuai pula dengan nilai budaya bangsa Indonesia. Hal ini mencerminkan tekadnya untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana yang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi permasalahan yang ada di dalamnya. Dengan memfokuskan pendidikan pada hal-hal yang konkret dan berdampak nyata bagi kehidupan sehari-hari, beliau berharap agar proses pembelajaran tidak hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga keterampilan yang dapat digunakan untuk memberikan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat lokal.  Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya kemandirian dalam pendidikan, baik bagi siswa maupun institusi pendidikan. Ia memperjuangkan kebebasan berpikir dan bertindak dalam proses pembelajaran, memungkinkan setiap individu untuk mengembangkan potensi mereka sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun