Mohon tunggu...
Mam-Mad
Mam-Mad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Indonesia, Orang yang Hebat, tetapi Ia Sendiri Tak Tahu Kehebatannya

21 Agustus 2011   13:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:35 6295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalan yang didera bangsa ini tengah meliuk-liuknya, begitu menyesakkan dada. Tak kunjung padam jua, ia datang silih berganti. Seperti tak ada harapan, rakyat jadi begitu tak percayanya pada pemerintah. Hal ini bisa jadi karena ulah para pemimpin Indonesia sendiri. Semua saling jegal, saling mengunci sehingga negri ini jadi pongah. Padahal kurang apa Indonesia, ia hebat. Sudah kaya budayanya, kaya pula sumber alamnya. Dan, korupsi yang jadi NO. 1 ENEMY itu sendiri sebenarnya BUKAN bagian dari budaya INDONESIA. Negriku dulu PERNAH jaya. Majapahit yang menguasai Seluruh NUSANTARA hingga Filipina, kapal BUGIS sederhana Yang MELAUT hingga SAMPAI CANADA dsb. ORANG INDONESIA, Orang yang HEBAT, tetapi Ia SENDIRI tak TAHU KEHEBATANNYA. Kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, ijtihad makanan, metamanajemen, kreativitas hidup, survivalisme, ketangguhan mental, kenekatan, apa saja yang bangsa lain belum tentu memiliki kemampuan semacam itu. Mari kita LIHAT GORESAN TINTA EMAS PARA BAPAK BANGSA KITA

Soekarno “THE GREAT ORATOR” Buh, Amerika pun pernah "keder" dibuatnya. Bapak yang satu ini memang cenderung berpaham "sosialis". Ungkapannya yang paling dikenal kepada Amerika ketika itu: "GO TO HELL WITH YOUR AID". Ia mengajarkan arti bekerja keras demi kemandirian bangsa, tidak mengharapkan bantuan dari orang lain. Tentu saja, masih ingatkah kita juga dengan quotenya yang paling terkenal: "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita" Dahsyat memang. Dan, inilah yang patut kita teladani. Bersama Joseph Broz Tito (Yugoslavia),Jawaharlal Nehru (India),dan Gamal Abdul Nasser (Mesir), Soekarno juga berhasil merangkul banyak negara untuk tidak memihak kepada salah satu blok di era perang dingin antara Barat (Amerika Serikat) dan Timur (Uni Soviet). SOEKARNO SEBAGAI INSPIRASI TOKOH DUNIA

Menurut Bachtiar Aly, Soekarno itu merupakan mata air inspirasi, baik secara nasional mau pun internasional. Dalam dunia politik, kata Bachtiar, Soekarno dapat menjadi inspirasi tentang cara berkomunikasi dengan rakyat. Soekarno selalu mencari tahu apa yang menjadi keinginan dan aspirasi rakyat, katanya, lalu mendiskusikan dengan teman-temannya seperti Muhammad Hatta dan Sutan Syahrir. Karena itu, rakyat selalu seperti "terhipnotis" dengan pidatonya jika Soekarno berbicara tentang kebijakan yang akan dan perlu dilakukan. Apalagi pidato tersebut disampaikan dengan gaya yang baik yang menyebabkan Soekarno sering disebut orator ulung. Kehebatan Soekarno itu bukan hanya karena kemampuannya berorasi, kata Bachtia, tapi disebabkan materi pidatonya sesuai dengan keinginan rakyat. "Itu yang perlu ditiru para politisi saat ini," katanya. Dalam sejarah kemerdekaan, kata dia, Soekarno yang sering ditangkap dan diasing Belanda menginspirasi rakyat untuk rela berkorban demi mendapatkan kemerdekaan. Soekarno juga sering menjadi inspirasi bagi pemimpin-pemimpin negara lain untuk memperjuangkan kemerdekaan di negaranya masing-masing. Bachtiar mencontohkan Kwame Nkrumah, pengagum Soekarno, yang berhasil menjadi presiden pertama Ghana setelah memerdekakan negara itu dari penjajahan Inggris tahun 1957. Popularitas Soekarno di mata internasional terbukti dengan dikukuhkannya nama proklamator RI itu sebagai nama jalan di beberapa negara. "Ada di Mesir, ada juga di Maroko. Kalau di Mesir jalannya diberi nama Ahmad Soekarno," kata Bachtiar Aly pernah menjadi Duta Besar RI untuk Mesir itu. BJ. HABIBIE "PAUS TEKNOLOGI INDONESIA"

Masa Muda Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7.

Prestasi keilmuan Habibie mendapat pengakuan di dunia internasional. Ia menjadi anggota kehormatan berbagai lembaga di bidang dirgantara. Antara lain di Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sedangkan dalam bentuk penghargaan, Habibie menerima Award von Karman (1992) yang di bidang kedirgantaraan boleh dibilang gengsinya hampir setara dengan Hadiah Nobel. Dan dua tahun kemudian menerima penghargaan yang tak kalah bergengsi, yakni Edward Warner Award. Pemikiran dasar Habibie untuk membangun teknologi Indonesia terwujud dalam empat tahap pentingPertama, pemasaran produk dengan pemasaran jaringan produk pendukung atau "purnajual" sampai jumlah tertentu yang memungkinkan memproduksi produk tersebut. Kedua, produksi dengan lisensi, dimulai dengan mengembangkan jaringan "pengendalian dan pengamanan mutu" atau quality control and quality assurance dengan penekanan biaya dan peningkatan kualitas produk. Ketiga, pengembangan teknologi dengan memanfaatkan disiplin Ilmu Pengetahuan Terapanyang tepat dan berguna untuk menciptakan produk baru. Keempat, melaksanakan riset dalam Ilmu Dasar dan Ilmu Terapan yang biasanya dilaksanakan di universitas atau lembaga penelitian atas beban pemerintah. Karya nyata dari proses yang digambarkan Habibie tepat dan dapat dibuktikan dengan "Proyek Pembangunan Industri Dirgantara IPTN dan Prasarananya di Puspiptek, ITB, dan IPTN. Proses tahap pertama dan kedua termanifestasi dalam CASA 212, CN-235. Tahap kedua, untuk N-250 dan N-2130. Tahap ketiga dilaksanakan di IPTN untuk N-250 dan N-2130. Terakhir, dilaksanakan di IPTN, Puspiptek, BPPT, LIPI, ITB, dan sebagainya. Meski memakan waktu seperempat abad, karya nyata dapat diberikan bangsa Indonesia dengan terbang perdananya N-250 pada 10 Agustus 1995. GUS DUR "PLURALISTIC ONE"

Sosok yang sangat dekat dengan humor. Mungkin masih teringat jelas di benak kita, kata sakti yang sering dia ucapkan: "GITU AJA KOQ REPOT". Bahkan sudah jadi semacam trademark bagi GUSDUR. hahaha.... Seolah ingin mengatakan pada kita bahwa jangan menganggap segala persoalan sebagai sesuatu yang memberatkan. Persoalan itu sudah jadi bagian dari hidup, maka sikapi ia dengan sikap tenang dan pikiran yang terbuka Kiai Haji Abdurrahman Wahid yang sering dikenal dengan nama Gus Dur adalah salah satu tokoh nasional yang banyak mewarnai perjalanan bangsa Indonesia. Gus Dur dikenal sebagai tokoh kerukunan umat beragama, bahkan cukup kontroversial karena menjadi anggota Dewan Pendiri Shimon Peres Peace Center, Tel Aviv, Israel. Ia pernah menjadi Wakil Ketua Kelompok Tiga Agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi, yang dibentuk di Universitas Al Kala, Spanyol, serta Pendiri Forum 2000 (organisisasi yang mementingkan hubungan antaragama). Ia juga pernah menjabat Ketua Dewan Internasional Konferensi Dunia bagi Agama dan Perdamaian atau World Conference on Religion and Peace (WCRP), Italia, tahun 1994. Dan, uniknya lagi, di masa kepemimpinannya-lah agama Kong Hu Chu di akui di Indonesia. Gus Dur juga banyak mendapat penghargaan, seperti gelar doktor honoris causa dari Universitas Jawaharlal Nehru, India, Bintang Tanda Jasa Kelas 1, Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan dari Pemerintah Mesir, Pin Penghargaan Keluarga Berencana dari Perhimpunan Keluarga Berencana I, Ramon Magsaysay, Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI BJ Habibie, gelar doktor honoris causa bidang perdamaian dari Soka University Jepang (2000), Global Tolerance Award dari Friends of the United Nations New York (2003), World Peace Prize Award dari World Peace Prize Awarding Council (WPPAC) Seoul Korea Selatan (2003), Presiden World Headquarters on Non-Violence Peace Movement (2003), penghargaan dari Simon Wiethemtal Center Amerika Serikat (2008), penghargaan dari Mebal Valor Amerika Serikat (2008), penghargaan dan kehormatan dari Temple University, Philadelphia, Amerika Serikat, yang memakai namanya untuk penghargaan terhadap studi dan pengkajian kerukunan antarumat beragama, Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study (2008). Wow.... bahkan setelah meninggal pun, ia tetap memberikan manfaat bagi ORANG LAIN: Kuburan Gus Dur di Tebuireng menjadi Berkah bagi Pedagang Dadakan. Itulah beberapa GORESAN TINTA EMAS para BAPAK BANGSA KITA. Lepas dari Segala Kontroversinya, Tidak Hanya Berhasil Menjabat Sebagai ORANG NO. 1 INDONESIA, tetapi mereka Juga TURUT membuat HARUM nama INDONESIA. Sebagai, GENERASI PENERUS seharusnya KITA TURUT BANGGA dan Belajar untuk MENELADANI sikap BAIK MEREKA. Sudah saatnya, Kita TIDAK usah TERLALU RUMIT untuk mendefinisikan ARTI KATA KEMERDEKAAN yang SEJATI bagi INDONESIA, tetapi LAKUKAN saja... DO IT....
Daripada sibuk mengumpat KEGELAPAN di SEKITAR kita, ALANGKAH lebih BAIKNYA kita JADI PENERANG.

Referensi: http://www.kompas.com/lipsus112009/kpkread/2009/06/06/07352499/Mengenang.Soekarno..Mata.Air.Inspirasi.Kebebasan, http://oase.kompas.com/read/2011/02/18/03131339/Membaca.Jejak.Paus.Teknologi.Indonesia http://nasional.kompas.com/read/2009/12/30/19533632/mengenang.perjalanan.hidup.gus.dur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun