Dari kebanyakan orang mungkin menggangap motor jenis seperti ini sudah kuno bahkan mereka malu untuk menungganginya. Akan tetapi motor ini lah yang saat ini menjadi incaran para pecinta atau pengkoleksi motor tua. Motor yang bertipe Honda ini pertama kali di produksi pada tahun 1970 an , membopong engine 4 tak berkapasitas 90 cc.
Dengan kapasitas 90cc motor ini dapat melaju 64mph atau 103 kmph. Tak salah jika motor ini dinamakan “Super” karena dengan kapasitas engine 90cc dapat melaju paling kencang pada saat itu karena belum ada motor yang cc nya lebih besar, seperti halnya motor-motor keluaran sekarang yang mungkin cc nya bisa sampai 1.400cc.
Biasanya orang mengenal motor ini dengan nama Honda Super (Honda S90) atau dalam bahasa bengkel sering di sebut Honda plethuk. Karena kelangkaan motor ini jarang orang yang memilikinya, bahkan di kampung saya hanya saya yang memilikinya. Motor ini saya dapat kan dari Ayah saya, yang kebetulan sudah jarang di pakai bahkan sudah di timbuni banyak debu akhirnya saya pun mencoba untuk minta persetujuannya agar motor tersebut dapat saya pakai.
Dulu nya motor ini tidak begitu bagus dalam segi tampilan, namun saya mencoba berfikir bagaimana caranya agar motor ini kelihatan klasik tapi menarik dan tentunya dapat mencuri perhatian setiap mata yang memandang nya.
Tak jarang ada beberapa onderdil yang sudah rusak dan harus di ganti. Namanya juga motor tua pasti rewel dalam hal memodifikasi atau mencari pengganti onderdil yang pas untuk pengganti onderdil lama yang. Karena kelangkaan onderdil tersebut saya harus bersabar untuk terus mencari onderdil yang cocok untuk di pasangkan ke si plethuk. Dan ini lah yang menurut saya menarik , karena harus berburu onderdil dari toko satu ke toko lainnya bahkan sampai ke tukang loakan(rongsokan).
Untuk memunculkan kesan klasik saya coba menambahkan garis putih pada ban atau sering di sebut White Wall. Dan lagi-lagi saya harus berburu White Wall mulai dari toko sparepart motor toko online hingga ke toko loakan atau biasa di sebut klithikan. Akhirnya White Wall berhasil di dapat kan di Klitikan dan itu pun harus memesan karena barangnya terbatas , mau tidak mau saya harus menunggu itu sampai kira-kira 2 minggu an.
Dan Alhamdulillah setelah melalui beberapa tahap si pletuk pun jadi dan siap untuk di ajak jalan-jalan berkeliling jogja walaupun nggak bisa jauh karena menginggat usia nya yang sudah tua takutnya kalau rewel atau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Tak lupa juga saya selalu mencucinya seminggu sekali dan biasanya sehabis di pakai tetap saya lap dengan kain supaya tetap kelihatan kinclong dan ganteng hehehe…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H