Sedangkan kubu Ahok yang terlalu pede di putaran pertama terlihat kelabakan dan kehilangan arah ketika memasuki kampanye putaran kedua. Segmen agama yang sudah dikunci betul oleh Anies-Sandi berusaha mereka rangkul. Tapi pemetrasinya sudah terlambat. Mereka orang-orang yang tidak mudah diubah persepsinya hanya dalam waktu 1 bulan.
Ditambah lagi pribadi Ahok sendiri sudah sejak awal di serang dengan isu SARA. Ibarat mau dekati cewek pujaan hati, si cowok yang mau pdkt sudah terlanjur citranya jelek dimata si cewek sejak pandangan pertama. Jadi mau usaha sekeras apapun si cowok bakal percuma, tetaplah sulit mengubah pandangan yang sudah terlanjur tertanam di benak wanita itu. Strategi senyap kubu Ahok di putaran kedua sangatlah terlambat. Ketika seluruh tenaga mesin partai Ahok fokus sowan ke ormas-ormas Islam. Si Anies-Sandi asyik menggerogoti suara anak-anak muda pendukung Ahok.
Si Banteng Merah sebagai mesin partai utama Ahok juga keasikan clubbing di putaran pertama. Masih teler ketika kembali ke habitat asalnya. PDIP pada pemilu Jakarta melupakan jati dirinya sebagai partainya “Wong Cilik”. Andaikan saja wong cilik digarap sejak pemilu putaran pertama dimulai. Seperti strategi ketika memenangkan Jokowi-Ahok jaman pemilu DKI 2012 yang lalu. Tentu ceritanya mungkin bisa berbeda.
Baiklah, semua pihak harus legowo dan bisa menerima apapun hasil real count yang akan diumumkan KPU kelak. Semoga kekalahan Ahok di Jakarta bisa menjadi pembelajaran penting bagi siapa saja yang berniat untuk maju mencalonkan diri dalam pemilu presiden 2019 yang akan datang.
Akhir kata, selamat bekerja dan berkarya untuk kemajuan Jakarta Pak Anies-Sandi. Tentunya kita berharap Ibukota kebanggaan kita menjadi lebih baik lagi. Untuk Pak Ahok terkhusus, jangan berkecil hati, saya kutipkan satu kata-kata mutiara dari sahabat saya untuk Bapak, “Kita tidak tahu apakah Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang lebih BESAR. Jadi janganlah berhenti untuk berharap!”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H