Mohon tunggu...
Roy Winaya
Roy Winaya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

semangat terus....belajar terus.....tidak ada kata cukup untuk ilmu...

Selanjutnya

Tutup

Money

Iklan Air Mineral

18 Maret 2011   17:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:40 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sudah lama saya terenyuh melihat iklan sebuah produk air mineral dalam kemasan yang paling populer di negeri kita ini, betapa ia mengklaim sebagai produk yang higyenis dan perusahaan yang paling peduli terhadap lingkungan.

Bagi kami yang tinggal di daerah sekitar pabrik mereka itu, iklan ini sangat ironis terutama dibagian peduli lingkungannya kalau masalah higyne memang lebih banyak betulnya. Kalau tidak percaya silahkan tinggal/lewat ke sekitar areal pabriknya (khusus yang di Subang), saya masih ingat dulu sebelum ada pabrik tersebut jalan lintas di daerah itu sangat mulus dan bagus tetapi sekarang silahkan dilihat, yang paling sedih lagi bagi yang tinggal dihilir aliran listrik menuju pabrik tersebut kalau malam sering mati karena tersedot kebutuhan pabrik.

Hal itu terjadi memang tidak mutlak kesalahan manajemen pabrik tetapi ada juga pengaruh dari pemerintah daerah setempat yang tidak konsisten dengan regulasi. Sebagai contoh, kelas jalan menuju pabrik itu kelas berapa? berapa ton kah tonase mobil yang boleh lewat? belum lagi sesuaikah mobil tersebut mengangkut beban dengan beban aman yang diijinkan? itu semua harusnya pihak regulator yang berwenang menindak. Belum lagi masalah ketersediaan infrastruktur listrik harusnya kemampuan daya terpasang ke wilayah tersebut segera dinaikan kalau memang ijin industri itu dikeluarkan.

Tetapi dengan melihat iklan tadi seharus mereka malu kalau masih memperbolehkan armada angkutnya melebehi tonase yang diijinkan atau meminta aliran listrik ke pabriknya diprioritaskan dengan mengorbankan masyarakat banyak.

Semoga tulisan ini sampai kepada pihak yang berwenang untuk mengatur masalah tersebut, atau juga didengar oleh pihak managemen pabrik sehingga bisa/berusaha menyesuaikan dengan keadaan dilapangan untuk masalah armada angkutan produknya dan meminta PLN untuk menaikan daya terpasang ke wilayah tersebut agar kebutuhan listrik pabrik tidak mengganggu kepentingan masyarakat banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun