Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengorbankan Anak demi Kepentingan Bangsa

21 Juni 2023   02:04 Diperbarui: 25 Juni 2023   17:40 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada rasa bangga saat mengenakan pakaian bertuliskan Indonesia, dan ternyata rasa bangga itu menjadi berlipat ganda saat mengenakannya di luar Indonesia dengan berdiri di antara bangsa-bangsa lainnya.

Namun, rasa bangga itu harus berpendar sesaat, dan seketika hancur hati ini saat membaca sebuah pesan singkat dari istri yang berbunyi: "Papa, kalau sudah ga sibuk, bisakah Mama minta tolong Papa telepon Relthan ya? Masa dia bilang, hatinya sedih karena Papa temennya ada, tapi Papanya ga ada liat dia tampil."

Pesan singkat itu terkirim pada malam hari waktu Indonesia bagian barat (14/6/2023) sesaat sebelum buah hati kami masuk ke dalam peraduannya, dan pada sore hari waktu Jerman saat saya sedang mengambil bagian dalam kegiatan Inclusion Run and Inclusion Festival in Wiesbaden sebagai rangkaian acara dari Host Town Program menyambut Special Olympics World Games (SOWG) Berlin 2023.

Bukan sekali ini saya absen dalam momen penting bagi buah hati, karena agenda kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, dan waktu terakhir saya absen menghadiri Student Perfomance untuk menyaksikan buah hati tampil di atas panggung sebuah pusat perbelanjaan, saya memang pernah berjanji kepada buah hati untuk menghadiri Student Perfomance saat kenaikan kelas, akan tetapi kali ini saya kembali tidak bisa menghadirinya.

Pesan singkat itu saya balas dengan mengirimkan foto disertai keterangan: "Papa torch relay ini, Ma." Kemudian saya kirim foto berikutnya yang menunjukan saya sedang berdiri di tengah jalan dengan berderet bangunan kuno di sekitarnya disertai keterangan: "Besok Papa bikin foto gini di Berlin, ada tulisan (tulisan tangan di kertas): Relthan, Papa Mencintaimu."

Tulisan yang saya rencanakan ini sebagai upaya untuk mengganti kesedihan yang dialami oleh buah hati, meski sebenarnya saya telah mengantisipasi supaya kesedihan ini tidak terjadi dengan meminta tolong Oma dan Opungnya untuk hadir menyaksikan penampilannya sebagai pengganti kehadiran saya, tetapi rupanya itu semua tetap tak bisa menggantikan rasa bangga saat Papanya sendiri yang hadir.

Saat ini, Delegasi Indonesia telah mengikuti Opening Ceremony SOWG Berlin 2023 yang berlangsung dengan begitu meriah (17/6/2023), kemudian untuk tim dari cabang olahraga Bowling sendiri---saya sebagai pelatih di dalamnya---baru saja mengawali perlombaan dalam babak Divisioning (19/6/2023) untuk semua nomor perlombaan.

Delegasi Indonesia pada SOWG Berlin 2023 merupakan anak-anak bangsa yang sedang berjuang bagi negaranya, mempertaruhkan segalanya untuk memberikan yang terbaik melalui prestasi olahraga. Kebanggaan dalam mengenakan pakaian bertuliskan Indonesia tentu tak boleh berhenti hanya sampai di sini, perjuangan dalam membangun bangsa harus terus berlanjut sekalipun SOWG Berlin 2023 telah berhenti (25/6/2023).

Perjuangan bagi seorang yang tergabung dalam Delegasi Indonesia pada SOWG Berlin 2023 sendiri adalah selalu hadir dalam setiap perkembangan sosial emosional buah hatinya, karena buah hatinya pun merupakan anak bangsa yang sedang bertunas dan membutuhkan kehadiran Papanya selalu dalam bertumbuh.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, dan untuk bisa menjadi bangsa yang hebat salah satunya adalah dengan cara memperkuat ketahanan keluarga melalui kehadiran seorang Papa yang senantiasa berjalan beriringan dengan istrinya dalam mengasuh dan mendidik buah hati sebagai anak bangsa yang akan meneruskan perjuangan pada masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun