Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perkataan Papa Mengejarku

19 Juni 2023   05:02 Diperbarui: 19 Juni 2023   06:08 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Konjen RI Frankfurt  dan Ketua Umum PP SOIna (dokpri)

"Letnan Dua Roy Soselisa." Demikian kata-kata yang sering Papa tambahkan saat menyebut nama saya sewaktu kecil dengan intonasi suara berat yang dibuat-buat seolah bernada bangga. Papa selalu punya cara yang unik untuk menjagai anaknya, tanpa disadari kata-kata yang sering Papa tambahkan saat menyebut nama saya kala itu, membuat saya memiliki cita-cita untuk menjadi Seorang Perwira TNI.

Dengan memiliki cita-cita menjadi Seorang Perwira TNI, maka saya harus berusaha untuk meraihnya dengan rajin menjaga kebersihan gigi, menjaga kesehatan mata, menjaga tubuh yang terbebas dari tato, rokok, narkoba, dan lain-lain. 

Selain tentunya harus terus melatih fisik dan rajin belajar, mengingat untuk bisa memiliki pangkat Letnan Dua hanya dapat ditempuh dengan memberikan yang terbaik melalui dua cara, yakni melalui pendidikan di Akademi Militer, atau dengan menuntaskan jenjang pendidikan sarjana terlebih dulu untuk kemudian masuk melalui jalur Prajurit Perwira Karier.

Setelah dewasa, saya pun merasakan manfaat dari salah satu bentuk penjagaan Papa melalui cara mendidiknya yang unik dan sederhana, meski pada akhirnya cita-cita semasa kecil telah saya revisi, namun penjagaan Papa terus mendatangkan kebaikan hingga saat ini, bukan hanya gigi belum ada yang berlubang, bukan hanya mata yang belum menggunakan alat bantu pengelihatan, bukan hanya diri ini tidak jatuh ke dalam pergaulan yang salah, namun penjagaan Papa turut pula mengantarkan saya (21/2/2011) pada profesi sebagai Aparatur Sipil Negara dengan pangkat yang setara dengan Letnan Dua.

Kini Papa telah berada dalam keabadian, namun salah satu perkataannya masih terus hidup dan memberikan kesan yang kuat dalam hati saya hingga saat ini. Beberapa kali tanpa sengaja, saya mendengarkan Papa berbicara kepada Mama: "Anakku itu akan jadi orang besar." Bahkan beberapa waktu sebelum Papa pergi untuk selamanya, saya pun sempat mendengar perkataan Papa tersebut.

Tak pernah ada konfirmasi yang saya lakukan tentang maksud dari perkataan Papa, saya hanya menduga frasa orang besar yang dimaksudkan oleh Papa adalah sebuah pencapaian dari saya untuk bisa memiliki hunian sendiri, tidak kontrak terus-menerus, karena realitasnya ihwal ini yang menjadi impian terakhir yang Papa miliki sebelum meninggalkan anak bungsunya untuk selamanya.

Saat kami (saya dan istri) bisa membeli hunian pribadi pada tahun lalu (2/3/2022), saya merasa telah tiba pada frasa dari perkataan Papa, karena memang untuk bisa memiliki hunian sesuai yang kami idamkan terasa sangat sulit di kota besar seperti Surabaya, sehingga saat kami bisa membelinya terasa seperti telah tiba pada pencapaian yang besar dalam kesederhanaan kami.

Hingga akhirnya pada tanggal 21 Oktober 2022, saya mengajukan permohonan paspor satu hari langsung jadi ke kantor imigrasi. Saat paspor telah berada di tangan, masih terasa mustahil bagi saya kalau akan bepergian ke luar negeri, karena tak ada hak istimewa (privilege) dari Papa---sepanjang hidup Papa pun tak pernah menempuh perjalanan ke luar negeri---yang bisa diberikan kepada saya untuk bisa bepergian ke luar negeri, selain didikan yang sangat baik yang telah diberikan oleh Papa kepada anak-anaknya sejak kecil, dan acap kali memperkatakan harapan dengan penuh keyakinan bagi anak-anaknya.

Doa Papa yang teruntai melalui perkataan semasa hidup itulah yang menjadi hak istimewa bagi kami, dan perkataan semasa hidup itulah yang terus mengejar saya hingga sekarang. Saat catatan ini ditulis, saya telah memasuki hari yang ketiga berada di negara dan benua lain yang belum pernah saya mimpikan untuk diinjak sebelumnya.

Selama tiga hari mengikuti Host Town Program sebagai bagian dari rangkaian penyelenggaraan Special Olympics World Games (SOWG) Berlin 2023, saya diantarkan pada sebuah perenungan tentang frasa orang besar yang diperkatakan Papa semasa hidupnya. 

Banyak hal besar---menurut saya---yang telah kami lalui, sejak pertama kali kami mendarat di Frankfurt Airport (12/6/2023), kedatangan kami disambut oleh Konsul Jenderal RI di pintu keluar Frankfurt Airport, kemudian kami mendapatkan kesempatan gala dinner bersama Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman beserta pejabat daerah setempat (13/6/2023), kami pun dalam beberapa kesempatan bersama dengan Wali Kota Wiesbaden yang merupakan kepala daerah dari ibu kota negara bagian Hessen (14/6/2023).

Pagelaran SOWG Berlin 2023 masih belum dimulai yang ditandai dengan pembukaan yang melibatkan peserta dari 190 negara, pada hari ini (15/6/2023) kami pun baru akan bergerak dari Wiesbaden menuju Berlin, namun kami seolah telah merasakan pagelaran besar selama tiga hari terakhir. 

Apakah keberadaan saya di Jerman saat ini yang dimaksudkan oleh Papa: "Anakku itu akan jadi orang besar?" Terasa sangat kerdil sekali, apabila ukuran menjadi orang besar sekadar bisa ke luar negeri.

Pada akhirnya, perenungan selama tiga hari terakhir mengantarkan saya kepada makna yang mendalam tentang frasa orang besar yakni menjadikan generasi yang lebih baik dari sebelumnya. 

Tentu perkataan Papa masih akan terus mengejarku, karena ukuran orang besar bagi Papa adalah mampu mendidik generasi penerus, serta menaikan doa melalui untaian perkataan yang bisa terus mengejar generasi penerus untuk menjadi generasi yang lebih baik dari sebelumnya. Perjalanan masih panjang!

Wiesbaden, Jerman, 15 Juni 2023

RAS

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun