Singkat cerita, saat tiba hari pelaksanaan Bimbingan Teknis (13/7/2022), seusai memberikan materi selama 90 (sembilan puluh) menit kepada audiens, saya pun menandatangani honorarium sebagai narasumber, dan betapa terkejutnya dalam hati ini saat menyaksikan besaran yang saya tanda tangani berjumlah tepat dua kali lipat dari besaran SPP yang harus kami bayarkan---selain untuk membayar SPP, sebenarnya pada hari yang sama (13/7/2022) merupakan jatuh tempo pembayaran sewa kamar kos bagi pengasuh buah hati kami, pengasuh buah hati kami bertempat tinggal di luar kota yang berbatasan dengan Kota Surabaya, dan setiap akhir pekan beliau pulang ke rumahnya, sedangkan pada hari kerja setelah mengasuh buah hati kami, beliau tinggal di kamar kos bersama dengan putrinya yang juga bekerja di Kota Surabaya, dan kami (saya dan istri) telah berkomitmen untuk membantu pembayaran sewa kamar kos setiap bulannya.
Keterkejutan saya yang sesungguhnya bukan terletak pada besaran yang diterima, karena sebelumnya menerima honorarium yang lebih besar pun sudah pernah saya rasakan, keterkejutan saya yang sesungguhnya yakni terletak pada besaran yang diterima sama persis dengan besaran kebutuhan yang harus dipenuhi untuk hari itu (13/7/2022), sehingga kami dapat menghindari timbulnya denda atas keterlambatan pembayaran SPP, termasuk kami dapat menunaikan kewajiban yang lainnya.
Kondisi kekeringan dalam keuangan yang kami alami hanya dalam periode tertentu ini, pasti terjadinya tidak secara kebetulan, karena sehari (14/7/2022) setelah kami membayar SPP, rapelan tunjangan saya selama tiga bulan sebagai abdi negara masuk ke dalam rekening gaji, tentu tak akan pernah ada kisah yang mendramatiskan apabila rekening gaji telah terisi sebelum terjadinya pembayaran SPP.
Kami meyakini bahwa kami memang telah diizinkan kembali untuk menyaksikan pemeliharaan dari Sang Pemelihara Kehidupan. Tepat pada momen hari pertama buah hati kami mengecap pendidikan formal pada jenjang yang terendah, kami boleh menyaksikan pertolongan dari tangan kuat Sang Pemelihara Kehidupan melalui berbagai skenario yang tak pernah terduga sebelumnya.
Melalui kebetulan yang tak kebetulan kami alami ini, terdapat pesan kuat yang tersampaikan kepada kami sebagai orang tua, dan kini pesan itu telah berhasil bersemayam dalam hati untuk memberikan keyakinan yang kuat bahwa kami tak perlu kuatir akan masa depan buah hati, karena Sang Pemelihara Kehidupan sendiri yang akan memelihara buah hati kami hingga mengecap pendidikan formal pada jenjang yang tertinggi.
Kota Surakarta, 17 Juli 2022
RAS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H