Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengerjakan Karya Pelayanan Saat Mama Terbaring Berjuang Melawan Covid-19

10 Februari 2021   12:58 Diperbarui: 11 Februari 2021   11:03 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dua hari penuh kami menghadiri Musyarawah Olahraga di empat daerah, keesokan harinya (11/1/2021) kami mengambil Laporan Pertanggungjawaban yang telah diperbanyak dan dijilid di Kota Surabaya, untuk selanjutnya kami setorkan kepada pihak yang berwenang.

Pada saat Laporan Pertanggungjawaban diangkut menggunakan mobil untuk disetorkan, saya memutuskan untuk tidak berbarengan dengan yang lain, dan memilih menempuh arah perjalanan yang berbeda---tanpa seorang pun yang mengetahui motif di baliknya.

Hal tersebut saya lakukan, karena saya harus mengantar telur ayam kampung untuk Mama, gel pereda bengkak karena jarum infus, dan yang terpenting mengantarkan sarung tangan medis yang telah diminta oleh Mama ---Mama (dan Papa) selalu menghadirkan teladan yang baik bagi anak-anaknya, bahkan dalam keterbaringan Mama melawan Covid-19 pun masih sempat meminta tolong untuk dibelikan sarung tangan medis untuk disumbangkan kepada tenaga kesehatan di rumah sakit tempat Mama dirawat inap.

Usai mengantarkan kebutuhan pendukung perawatan Mama, saya pun melanjutkan perjalanan menuju lokasi penyetoran Laporan Pertanggungjawaban, hingga akhirnya semua proses penyampaian Laporan Pertanggungjawaban yang menjadi kewajiban mutlak bagi organisasi telah tuntas kami penuhi sesuai waktu yang telah ditentukan.

Selama tiga hari tersebut, dalam batin saya merasakan dengan kuat bahwa saya sedang dibawa untuk menghidupi terlebih dahulu setiap kata yang kami benamkan dalam nama buah hati kami, terutama pada bagian yang mengharapkan buah hati kami dapat tumbuh menjadi pribadi yang memiliki karakter seperti seorang tentara yang sedang berjuang dengan tidak memikirkan diri sendiri dan tidak memusingkan diri sendiri dengan soal-soal penghidupannya (selengkapnya: goo.gl/yNeYAC).

Melalui momen Mama terbaring berjuang melawan Covid-19 inilah saya diizinkan mengalami terlebih dahulu untuk memiliki karakter seperti yang kami harapkan bisa dimiliki oleh buah hati kami.

Mungkin ujian-ujian lain yang selama ini dihadirkan telah sanggup dilalui, dan telah menjadi ujian yang biasa-biasa saja saat dialami, sehingga dibutuhkan ujian dengan dosis yang lebih tinggi untuk menguji ketahanan mental yang saya miliki, karena berkaitan langsung dengan nyawa dari pribadi yang saya cintai.

Mama tidak pernah memiliki riwayat dirawat inap di rumah sakit, selain hanya untuk melahirkan ketiga buah hatinya, riwayat sakit Mama pun hanya kolestrol, selebihnya Mama memiliki jasmani yang bugar.

Tentu dengan dirawat inapnya Mama menjadi badai yang menghantam psikologis ini, dan bisa menjadi alasan yang kuat untuk saya berhenti menjalani semua agenda yang telah tertata rapi, namun dorongan yang lebih kuat hadir dalam hati supaya saya tetap bisa mengerjakan karya pelayanan bagi sesama sesuai komitmen yang telah dimiliki.

Sehari kemudian (12/1/2021), kami mendapatkan kabar bahwa jarum infus dan alat bantu pernapasan yang selama enam hari penuh dikenakan oleh Mama telah dilepas oleh perawat sesuai arahan dari dokter.

Kondisi Mama makin membaik, sudah bisa bercanda seperti sedia kala, indera perasa Mama pun telah kembali, dan untuk merayakan kembalinya indera perasa Mama, kami menawarkan beberapa menu makanan yang Mama kehendaki untuk kami kirimkan ke rumah sakit---kami yang selalu menawarkan kepada Mama terlebih dahulu, karena tipikal Mama tidak mau menjadi beban bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun