Sejak sang buah hati mulai bisa berjalan, kami sering menjumpainya melakukan gerakan berguling ke depan di atas tempat tidur dengan perkenaan tubuh bagian belakang---sikap awal lebih menyerupai gerakan salto, dan gerak lanjutannya lebih menyerupai roll depan. Kini gerakan serupa tak hanya dilakukan di atas tempat tidur, sang buah hati juga melakukannya di atas lantai.
Setiap usai melakukan gerakan berguling, tak jarang kami memberi apresiasi berupa pujian. Selain pujian dengan tepuk tangan, pujian pun kami tunjukan dengan kekaguman: "Wah, jagoannya Papa Mama hebat." Tak jarang pula pujiannya berupa ungkapan: "Wah, Circus Boy sedang beraksi."
Kata Circus Boy sendiri sering kami gunakan bukan hanya saat sang buah hati sedang beraksi, melainkan juga saat kami sedang menggendongnya bak pemain sirkus yang duduk di atas bahu. Kami sadar sepenuhnya bahwa kata Circus Boy sebenarnya hanya dipahami oleh kami, tetapi tidak dipahami oleh sang buah hati, karena buah hati belum pernah merasakan suguhan sirkus.
Oleh sebab itu, menjelang seribu hari pertama kehidupan sang buah hati, saya dan istri dengan sengaja merencanakan untuk membentuk cerita kehidupan melalui sebuah kenangan seperti yang telah kami lakukan saat usianya menginjak satu tahun.
Salah satu rangkaian dari cerita kehidupan yang kami bentuk yaitu dengan menyaksikan pertunjukan dari Oriental Circus Indonesia (OCI) yang bertajuk The Great 50 Show---tajuk ini yang digunakan karena dalam rangka memperingati hari jadi OCI yang ke-50 tahun.
OCI terakhir kali menggelar pertunjukan serupa di Kota Surabaya saat empat tahun yang lalu, maka saat ini merupakan kesempatan yang tepat untuk memberikan pengalaman bagi sang buah hati menyaksikan suguhan sirkus secara langsung yang belum tentu ada lagi hingga beberapa tahun ke depan di dalam Kota Surabaya.
Kesempatan pun tiba tepat seminggu (3/4/2019) menjelang hari ulang tahun sang buah hati, berbagai rentetan aksi akrobatik yang memukau pun disaksikan dengan saksama oleh sang buah hati, tampak seperti sedang mempelajari berbagai suguhan gerak.
Ternyata benar dugaan kami, tanpa perlu menunggu pulang lebih dulu, tetapi sesaat setelah suguhan sirkus usai, buah hati kami langsung menuju arena sirkus. Seketika di dalam arena sirkus, sang buah hati berlarian dan melakukan berbagai gerak tak beraturan seolah-olah sedang memperagakan aksi akrobatik yang baru disaksikan.
Sejak memiliki pengalaman menyaksikan suguhan sirkus, kini saat sang buah hati sedang beraksi makin menjadi-jadi. Bukan hanya gerak berguling ke depan, namun mempraktikan pula berbagai referensi gerak lain yang telah diperoleh dari suguhan sirkus. Gerakan melompat-lompat di atas spring bed pun makin berkembang, dari yang semula sekadar melompat-lompat dengan posisi berdiri tegak, kini diimbuhi dengan gerakan mendarat dalam posisi duduk sambil kedua kaki diluruskan ke depan.
Melihat potensi gerak yang dimiliki oleh sang buah hati, tentu membuat kami bersukacita. Dari analisis sederhana kami, sang buah hati memiliki kecerdasan kinestetik, setidaknya terbukti dari kemampuan yang dimiliki saat melakukan gerak yang membutuhkan keterampilan anggota tubuh tertentu. Meski gerak yang dilakukan masih tak beraturan, akan tetapi kemampuan dalam mengolah tubuh tak boleh diabaikan.
Dengan potensi yang dimiliki ini, maka kami akan berusaha sebaik mungkin dalam memfasilitasi keaktifan sang buah hati dengan materi yang beragam sesuai dengan perkembangan usianya yang masih dalam periode bermain. Kami akan memberikan pengalaman gerak seluas mungkin bagi sang buah hati---dalam ilmu keolahragaan dikenal dengan istilah gerak multilateral.
Kelak saat sang buah hati telah melewati periode bermain dan menaruh minat dalam bidang olahraga, kami pun berusaha menjaga potensi yang dimiliki dengan tidak membiarkannya menerima bentuk-bentuk latihan yang spesifik mengarah pada spesialisasi cabang olahraga tertentu. Setidaknya sebelum usia buah hati melampaui dua belas tahun, kami tak akan pernah membiarkannya menerima bentuk-bentuk latihan yang tidak memperhatikan karakteristik perkembangan dan pertumbuhan anak.
Masa kecil---early childhood antara 1-6 tahun, later childhood antara 6-12 tahun---merupakan masa yang paling penting bagi sepanjang hidup sang buah hati, maka dari itu kami akan terus mengasah potensi kecerdasan kinestetik yang dimiliki agar berkembang secara optimal. Mengasah potensi yang bukan sekadar untuk mendapatkan kecakapan gerak, melainkan juga untuk mendapatkan pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional yang akan menentukan jalan sang buah hati selanjutnya.
Kota Surabaya, 21 April 2019
RAS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H