Banyak peristiwa yang telah kami (saya dan istri) lalui bersama. Dari semua peristiwa yang telah menghampiri, tak ada satu pun yang kami anggap sebagai petaka. Salah satu peristiwa yang masih segar menghampiri kami, terjadi tepat pada saat perayaan hari Natal yang lalu (link).
Selain peristiwa yang terjadi pada akhir tahun tersebut, peristiwa lain juga terjadi tepat pada saat malam pergantian tahun baru dari tahun 2017 ke tahun 2018. Saat terdengar banyak suara petasan kembang api, saat itu pula buah hati kami mengalami Gastroenteritis (muntaber), hanya saja kala itu tak perlu sampai rawat inap.
Kami sama sekali tak menganggap dua peristiwa yang terjadi pada saat pembukaan dan penutupan tahun itu sebagai petaka, justru kami merasakan sesuatu yang sangat berarti. Melalui peristiwa yang (selalu kami yakini) tidak kebetulan terjadi, kami mendapatkan penghayatan bahwa dua peristiwa itu memang diizinkan oleh Sang Pemilik Kehidupan untuk menghampiri, supaya kami beroleh kualitas kebersamaan yang bermutu tinggi dengan buah hati.
Kualitas kebersamaan yang tak mungkin bisa kami dapatkan saat hari efektif sesuai yang tertuang dalam kalender pendidikan, karena kami sama-sama mengabdi pada masyarakat dalam dunia pendidikan.
Dengan keadaan buah hati kami yang sakit saat hari tidak efektif, maka ada kebersamaan selama dua puluh empat jam. Dengan keadaan buah hati kami yang sedang dirawat inap saat minggu tidak efektif, maka ada keintiman sepanjang minggu.
Sebagaimana yang terjadi pada hari ini (3/1/2019), setelah kami mengakhiri puncak kebersamaan dengan mengunjungi Ekowisata Mangrove yang berada di Pantai Timur Surabaya (31/12/2018), serta mengunjungi sebuah danau buatan berhiaskan berbagai bentuk lampion yang berada di Surabaya Barat (1/1/2019), maka sesuai dengan jadwal dari kalender pendidikan telah tiba saatnya bagi kami untuk mengabdikan diri kembali kepada masyarakat.
Rutinitas telah kembali seperti sediakala, kadar dari kualitas kebersamaan pun akan berubah, karena kami harus meninggalkan buah hati setiap hari sekurang-kurangnya selama delapan jam dalam sepekan. Kebersamaan yang bisa tercipta setiap harinya hanya berdurasi maksimal selama empat jam, selebihnya buah hati kami berada dalam peraduan.
Itu sebabnya, kami tak pernah memandang setiap peristiwa yang menghampiri (mungkin dalam pemandangan umum diidentikan) sebagai sebuah masalah, melainkan memandangnya sebagai sebuah kesempatan yang dihadirkan untuk memberikan pengalaman batin yang berharga.
Akhir kata, masukilah tahun yang baru ini dengan memiliki kemampuan untuk menghayati bahwa setiap peristiwa yang tampak seperti masalah bukanlah sebagai masalah, karena dari setiap peristiwa yang menghampiri akan selalu menyajikan bekal pengalaman batin yang teristimewa.
Kota Surabaya, 3 Januari 2019
RAS