Mohon tunggu...
Cynthia Barbara Simanjuntak
Cynthia Barbara Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - PNS

Writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pajak: Cahaya di Tengah Kegelapan Kanker dan Katastropik di Indonesia

30 Juni 2024   18:57 Diperbarui: 30 Juni 2024   22:43 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyakit katastropik seperti kanker, jantung, stroke, dan gagal ginjal adalah tantangan besar yang merampas kebahagiaan dan menguji kekuatan kita. Diagnosis sering membawa ketidakpastian dan rasa takut. Namun, pajak yang kita bayarkan untuk pembiayaan kesehatan publik adalah cahaya kecil yang dapat meringankan beban pasien dan keluarganya. Pajak ini seperti lilin dalam kegelapan, memberikan harapan bagi mereka yang berjuang melawan penyakit mematikan.

Solidaritas Sosial melalui BPJS Kesehatan: Kisah Harapan dari Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi saya, meskipun tidak seberat kanker, memberikan perspektif mendalam tentang pentingnya pembiayaan kesehatan publik. Beberapa tahun lalu, saya didiagnosis dengan otitis media supuratif kronik (OMSK), kondisi telinga yang memerlukan prosedur mastoidektomi dan timpanoplasti. Tanpa BPJS Kesehatan, biaya operasi dan perawatan pascaoperasi akan menjadi beban berat. Keluarga dekat saya yang didiagnosis dengan kanker juga mendapatkan manfaat besar dari BPJS Kesehatan. Semua biaya perawatannya ditanggung, membantu kami fokus pada pemulihan tanpa khawatir biaya. Meski proses rujukan berliku, pelayanan cepat dan efektif dari diagnosis awal, operasi, hingga pascaoperasi sangat mendukung. Kepastian biaya perawatan ditanggung memberikan rasa lega di tengah ketidakpastian.

Penyakit Katastropik di Indonesia: Tantangan Ekonomi, Fisik, dan Mental

Penyakit katastropik seperti kanker, gagal ginjal, stroke, penyakit jantung, dan diabetes mellitus adalah ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit ini memerlukan perawatan jangka panjang dan biaya besar, serta membawa dampak mental yang luar biasa. Pasien dan keluarga sering merasa putus asa, stres, dan depresi karena ketidakpastian masa depan mereka. Biaya perawatan yang tinggi sering kali menguras tabungan keluarga, memaksa mereka mencari sumber dana tambahan, dan tidak menutup kemungkinan untuk terjebak dalam utang. Meski BPJS Kesehatan membantu meringankan beban biaya, pengeluaran pribadi tetap tinggi, terutama untuk layanan rawat inap dan rawat jalan.

Tren Kenaikan Kasus Penyakit Katastropik di Indonesia: Penanganan dan Pencegahan serta Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat


Kasus kanker dan penyakit katastropik lainnya terus meningkat di Indonesia. Pada tahun 2022, BPJS Kesehatan menangani sekitar 23,3 juta kasus penyakit katastropik, meningkat 18,6% dibanding tahun sebelumnya. Biaya pengobatan hampir mencapai Rp24,1 triliun, naik 34,3% dari tahun sebelumnya. Penyakit jantung mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 15,5 juta kasus, diikuti oleh kanker (3,2 juta kasus), stroke (2,5 juta kasus), dan gagal ginjal (1,3 juta kasus). Penyakit katastropik juga merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tren peningkatan ini menimbulkan tantangan besar bagi sistem kesehatan Indonesia, terutama dalam penyediaan layanan kesehatan dan pembiayaan pengobatan yang semakin naik dari tahun ke tahun.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp178,7 triliun dalam APBN 2023, menunjukkan komitmen besar untuk memperbaiki sistem kesehatan nasional. Anggaran ini mencakup transformasi layanan kesehatan, pembayaran iuran JKN, hingga peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Pemerintah melalui BPJS Kesehatan memberikan akses layanan kesehatan dan pembiayaan untuk perawatan penyakit katastropik. Program JKN dan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini penyakit. Program screening untuk mendeteksi kanker payudara dan pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV gratis adalah contoh nyata dari upaya ini.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam pencegahan penyakit katastropik. Gaya hidup sehat harus menjadi bagian dari budaya sehari-hari. Mengadopsi pola makan sehat, berolahraga rutin, dan menjauhi merokok adalah langkah efektif. Edukasi dan penyuluhan kesehatan dari komunitas sangat penting. Teknologi seperti aplikasi kesehatan dan layanan telemedicine bisa dimanfaatkan untuk memantau kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter.

Opini: Apakah Anggaran Kesehatan APBN di Tahun Mendatang Dapat Menjawab Tantangan Layanan Kesehatan di Indonesia?

Dalam lima tahun terakhir, anggaran kesehatan terus mengalami kenaikan. Dari Rp119,9 triliun pada tahun 2020, menjadi Rp186,4 triliun pada tahun 2024. Namun, apakah alokasi ini mampu menjawab tantangan sektor kesehatan Indonesia di masa depan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun