Mohon tunggu...
Rovey Widianto
Rovey Widianto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa UNS Surakarta S1 PGSD Smester VII Kampus VI Kebumen. Pecinta musik yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Penawaran

4 Januari 2011   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:59 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu banyak metode dan inovasi dalam mendidik siswa saat ini sehingga bingung mau menggunakan metode yang mana. Walaupun bingung kita tetap harus focus dalam mendidik dan menggunakan metode yang tepat. Salah satu metode yang patut untuk dicoba adalah metode pembelajaran penawaran. Pembelajaran penawaran menerapkan system penawaran kepada siswa, yaitu menawarkan pelajaran apa yang ingin dipelajari hari ini. Pelajaran yang ditawarkan kepada siswa tentu tidak asal-asalan karena harus berdasarkan silabus dan tidak semua bab langsung ditawarkan kepada siswa. Karena dapat menimbulkan keributan dan kebingungan jika semua bab ditawarkan kepada siswa, maka dalam sekali pertemuan taruhlah dua atau tiga bab yang ditawarkan sehingga siswa tidak bingung memilih dan mudah dalam menentukan pilihan.

Penawaran dilakukan dengan system voting, materi yang paling banyak dipilih oleh siswalah yang akan lebih dahulu dipelajari. System voting lebih efektif dalam menentukan pilihan karena sebanyak apapun siswa pasti terlihat hasilnya. Paling tidak terdapat resiko terjadi pilihan yang sama banyak atau seri. Apabila  terjadi hal semacam ini barulah guru yang memutuskan akan mengajarkan materi apa.

Keributan yang mungkin terjadi yaitu perbedaan pendapat antar siswa yang mungkin berlanjut dengan perang mulut dan suasana tidak terkendali. Guru harus mempersiapkan cara meredam amarah siswa dan menguasai keadaan kelas. Oleh karena itu guru harus berkarakter kuat dan cerdas.

Metode penawaran ini berdampak baik kepada siswa, karena dengan menawarkan beberapa materi siswa dapat memilih materi mana yang ingin segera dipelajari. Dengan begitu timbul rasa ingin tahu dan semangat belajar dalam diri siswa yang berefek baik bagi perkembangan otak karena siswa tidak merasa tertekan dalam mempelajari sesuatu dan dapat berfikir lebih baik. Sehingga otak berkembang dengan baik dan dapat mengembangkan potensi lebih optimal.

Metode ini berjalan baik pada materi-materi pelajaran tertentu yang dapat dipelajari secara tidak urut. Misalnya pada pelajaran IPA, guru dapat menawarkan materi pencerminan, perpindahan kalor dan cepat rambat bunyi kemudian diadakan pemilihan terhadap tiga materi tersebut.

Metode pembelajaran panawaran dapat digunakan kapan saja, dimana saja dan oleh siapapun. Di TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi bahkan pada Seminar pun dapat menggunakan metode ini.

Ada istilah guru lebih unggul satu malam dari muridnya. Mungkin istilah ini benar untuk guru baru yang masih belum percaya pada kemampuannya. Oleh karena itu, apabila guru akan menerapkan metode ini harus sudah memahami materi yang akan diajarkan yang sudah pasti lebih banyak dari biasanya karena guru harus menawarkan beberapa materi kepada siswa. Berbeda halnya dengan guru yang sudah berpengalaman, bagai burung yang sudah faseh berkicau, menerangkan materi apapun lancar bagai jalan tol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun