Mohon tunggu...
Roulina Krista Sihombing
Roulina Krista Sihombing Mohon Tunggu... -

Seorang karyawan swasta | belajar blog | https://roulinakrista.blogspot.co.id/ Salam inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang Beriman Anti Hoax dan Santun Bermedia Sosial!

2 Agustus 2018   14:27 Diperbarui: 3 Agustus 2018   09:39 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Salam sejahtera bagi kita   semua! Shalom!  Om Swastiastu! Namo buddhaya! Salam kebajikan!

Indonesia berada di urutan ke-5 sebagai pengguna internet terbanyak di dunia dan posisi ke-4 di kawasan Asia.  Hal tersebut menggambarkan bagaimana masyarakat Indonesia semakin mudah bersosialisasi  melalui laman media sosial dengan adanya grup-grup terbuka/tertutup tanpa pengawal dan imunitas. Selain itu,  tersedianya informasi yang melimpah dan meluber kesana kemari tanpa filter baik yang membangun maupun sebaliknya. 

Bayangkan saja tidak ada yang mengecek,  mengingatkan, atau meredam. Semua informasi by default dianggap  benar, karena datang dari teman sekelompok. Semua diasumsikan  benar karena tidak mungkin teman menyebar informasi salah apalagi jika  sumbernya  dari orang yang dihormati dalam grup. Kita ketahui bersama informasi yang  disebarkan berulang-ulang dan mencapai khalayak ramai dengan intesitas yang massif bisa dianggap menjadi sebuah kebenaran.

Sayangnya, di zaman milenial ini tingginya pengguna media sosial tidak diimbangi dengan kesiapan literasi karena rendahnya minat baca masyarakat Indonesia yang sampai saat ini berada di posisi 60 dunia. Kondisi ini melahirkan para penyebar hoax atau ujaran kebencian yang sering juga disebut dengan the clicking monkeys dan bisa juga buzzer. Keduanya 'berkicau' nyaring dengan bahasa yang provokatif dan menarik menyentuh sisi emosional pengguna media sosial sehingga berebut menjadi penyebar pertama tetapi mengabaikan akurasi informasi membuat hoax atau ujaran kebencian tersebar dan viral. 

Tanpa disadari sebenarnya kita hanya diperalat membuat kegaduhan dan akhirnya mempermalukan diri sendiri karena antusias mereka akan mereda dengan sendirinya saat informasi yang benar akhirnya muncul. 

Karena itu, secara aktual hoax ujaran kebencian,d an perilaku bermedia soial seperti itu membahayakan kehidupan bernegara dan berpotensi merusak kerukunan, persatuan, dan, kebhinekaan Indonesia serta menghambat pembangunan nasional. Negara tidak boleh kalah dengan hoax! Saatnya pemerintah bersama seluruh masyarakat Indonesia bersatu memeranginya. 

whatsapp-image-2018-02-13-at-17-11-38-5b62c1d9caf7db535b040033.jpeg
whatsapp-image-2018-02-13-at-17-11-38-5b62c1d9caf7db535b040033.jpeg
Sebagai Menteri Agama, saya dan jajaran dari pusat sampai daerah turut menyingsingkan lengan sebagai perwujudan dari visi Kemenag dan agenda nasional yaitu, terwujudnya Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, dan sejahtera lahir batin. Meski saya cukup kecewa karena masih banyak masyarakat yang mengidentikkan Kemenag hanya mengurusi bidang keagamaan saja.

KETELADANAN PEGAWAI & GURU AGAMA DI LINGKUNGAN KEMENAG

Sangat disesalkan pegawai dan guru agama terjerat hukum karena telah menyebarkan hoax dan ujaran kebencian, yaitu seorang pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag dari Cirebon dan guru agama SMA dari kabupaten Lebak. Selain itu,  terduga teroris Sidoarjo yang ternyata istri dari pegawai Kemenag juga menambah buruk wajah Kemenag.  

Karena itu, intruksi untuk 'bersih-bersih' dengan memberikan edukasi bagi jajaran pegawai Kemenag dan memastikan sertifikasi guru agama  menjadi sangat urgensi sehingga kami terlebih dahulu menjadi teladan bagi masyarakat. Sanksi yang telah diatur oleh pemerintah akan diberlakukan bagi oknum aparatur sipil negara yang terbukti menyebarkan hoax dan ujaran kebencian. 

MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PENYULUH AGAMA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun