Mohon tunggu...
Rouli Grace
Rouli Grace Mohon Tunggu... Lainnya - pasaribu

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secercah Cela bagi Si Penyintas

5 Mei 2021   15:52 Diperbarui: 5 Mei 2021   16:09 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bersatu padu dengan keadaan

Saling beriringan seolah tak terpisahkan

Dia yang mengikat seolah tak berdaya

Sesuatu berubah dengan cepat

Seperti membalikkan telapak tangan

Dia yang dulu di tegur sapa dengan hangat

Kini berubah menjadi tatapan sinis yang menyayat hati

Hatiku begitu sedih

Tak terasa air mataku bercucuran tak terbendung

Tak ada lagi kehangatan....

Hadirku bagaikan seorang pencuri

Yang baru keluar dari bui

 dikucilkan lalu di asingkan......

Aku hanya mengikuti sebuah peraturan

Yang Terikat oleh keadaan

Namun kenyataan pahit harus kuterima

Aku tak lagi berdaya

Semangatku terkikis sudah

Kegelisahan terpancar begitu jelas diwajahku

Seolah berkata

Mengapa ini harus terjadi?

Kucoba menyemangati diri

Namun aku kembali terjatuh

Terjatuh pada dangkalnya pemikiran mereka

Tak ada yang ku sesalkan

Keadaan membuatku harus berjuang

Saat apa yang kulakukan selalu menjadi celah

Dan ruang bagi mereka untuk saling beradu argumen

Dan Merasa selalu benar....

Aku terdiam.  Dan memilih diam....

Terdiam melihat keaadaan

 Dan Mengamati sekitar

Tempat bermainku seolah menjadi ranjau baru bagiku

Mereka beralasan dan menjauh dariku

Hatiku kembali terluka, tak kutemui lagi mereka yang selalu mendukungku

Namun aku sadar akan situasiku

Aku memilih mengurung diri

Menjauh dari hirup pikuk pedesaan yang asri

Sembari menunggu keadaan berpihak padaku

Sampai kapan aku akan begini

Bukankah ini harus diberantas ?

Aku berada disebuah persimpangan 

Yang tidak jelas arah dan tujuannya

Ingin berucap tidak namun harus berucap Ya

Ingin berucap Ya namun hatiku tidak ingin berucap Ya

Salam hangat buatmu yang dulu selalu menyapa

Namun sekarang tak ada lagi tutur sapa

Semoga kamu tak mengalami apa yang kurasakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun