Bersatu padu dengan keadaan
Saling beriringan seolah tak terpisahkan
Dia yang mengikat seolah tak berdaya
Sesuatu berubah dengan cepat
Seperti membalikkan telapak tangan
Dia yang dulu di tegur sapa dengan hangat
Kini berubah menjadi tatapan sinis yang menyayat hati
Hatiku begitu sedih
Tak terasa air mataku bercucuran tak terbendung
Tak ada lagi kehangatan....
Hadirku bagaikan seorang pencuri
Yang baru keluar dari bui
 dikucilkan lalu di asingkan......
Aku hanya mengikuti sebuah peraturan
Yang Terikat oleh keadaan
Namun kenyataan pahit harus kuterima
Aku tak lagi berdaya
Semangatku terkikis sudah
Kegelisahan terpancar begitu jelas diwajahku
Seolah berkata
Mengapa ini harus terjadi?
Kucoba menyemangati diri
Namun aku kembali terjatuh
Terjatuh pada dangkalnya pemikiran mereka
Tak ada yang ku sesalkan
Keadaan membuatku harus berjuang
Saat apa yang kulakukan selalu menjadi celah
Dan ruang bagi mereka untuk saling beradu argumen
Dan Merasa selalu benar....
Aku terdiam. Â Dan memilih diam....
Terdiam melihat keaadaan
 Dan Mengamati sekitar
Tempat bermainku seolah menjadi ranjau baru bagiku
Mereka beralasan dan menjauh dariku
Hatiku kembali terluka, tak kutemui lagi mereka yang selalu mendukungku
Namun aku sadar akan situasiku
Aku memilih mengurung diri
Menjauh dari hirup pikuk pedesaan yang asri
Sembari menunggu keadaan berpihak padaku
Sampai kapan aku akan begini
Bukankah ini harus diberantas ?
Aku berada disebuah persimpanganÂ
Yang tidak jelas arah dan tujuannya
Ingin berucap tidak namun harus berucap Ya
Ingin berucap Ya namun hatiku tidak ingin berucap Ya
Salam hangat buatmu yang dulu selalu menyapa
Namun sekarang tak ada lagi tutur sapa
Semoga kamu tak mengalami apa yang kurasakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H